AS-China Deal, Ini Keyakinan Menkeu AS Steven Mnuchin

tahir saleh, CNBC Indonesia
16 December 2019 06:36
Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Steven Mnuchin menyambut baik kesepakatan perjanjian damai dagang.
Foto: Mnuchin/CNBC Indonesia TV
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Steven Mnuchin menyambut baik kesepakatan perjanjian damai dagang fase pertama antara AS dan China. Baginya, ini adalah momen sejarah yang akhirnya disepakati pada Sabtu, 14 Desember, sehari sebelum tenggat kesepakatan.

Menurut bankir senior di AS ini, kesepakatan AS-China akan mendorong pertumbuhan ekonomi global. Dia mengatakan kesepakatan parsial akan digelar guna membahas sejumlah masalah yang menjadi sentral agenda perjanjian perdagangan Washington-Beijing.

"Ini soal kekayaan intelektual, berkaitan dengan transfer teknologi, berkaitan dengan masalah pertanian struktural, keterbukaan layanan keuangan, pemahaman mata uang, serta komitmen untuk membeli [produk] pertanian AS dan barang-barang AS," katanya kepada anchor CNBC International, Hadley Gamble, di Doha Forum, Sabtu, dikutip CNBC Indonesia, Senin (16/12/2019).

AS-China Deal! Menkeu AS Pede Ekonomi Global TumbuhFoto: Wakil Perdana Menteri China Liu He berjabat tangan dengan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin di luar kantor Perwakilan Dagang AS di Washington, AS, (9/5/2019). (REUTERS / James Lawler Duggan)


Mnuchin juga menepis anggapan bahwa AS berupaya mendorong kembali sistem perdagangan berbasis aturan, dengan alasan bahwa perdagangan yang adil dengan Cina akan menguntungkan ekonomi global.


"Untuk jangka waktu yang sangat lama, AS terbuka bagi China, China tidak terbuka untuk AS. Ada batasan yang sangat kuat dan untuk [negara dengan] ekonomi terbesar pertama dan kedua di dunia, harus ada lebih banyak perdagangan kedua negara dan itu yang kami upayakan, dan saya pikir perjanjian ini tidak hanya akan baik bagi AS, tetapi juga akan sangat baik untuk pertumbuhan global," tambahnya.

CNBC melaporkan, bursa saham global pun melonjak pada Jumat ketika Washington dan Beijing mengumumkan bahwa kesepakatan parsial telah tercapai, setelah terjadi perang dagang dalam 18 bulan terakhir.

Para negosiator dagang AS dan China saat ini tengah berupaya menetapkan skala waktu untuk menandatangani perjanjian, yang masih harus tunduk pada prosedur hukum.

Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer mengatakan kepada wartawan pada Jumat lalu bahwa kedua pihak akan menandatangani kesepakatan pada Januari di Washington.

Pada 14 Desember kemarin, Presiden AS Donald Trump mencuit bahwa kesepakatan besar untuk fase pertama sudah tercapai dengan China.

"Mereka setuju terhadap banyak perubahan struktural dan pembelian produk pertanian, produk energi dan manufaktur yang masif, serta masih banyak lagi," ujarnya.

Dia melanjutkan bahwa tarif impor 25% yang sudah berlaku akan tetap berlaku, tetapi tarif penalti yang dijadwalkan berlaku pada 15 Desember tidak akan diberlakukan karena kesepakatan sudah terjadi.


Berita ini pun sempat membawa bursa Wall Street di AS heboh dan menghijau begitu informasi merebak, meskipun akhirnya mereda hingga sempat terkoreksi tetapi kemudian kembali menguat tipis penutupan pasar.

Data perdagangan Jumat pekan lalu mencatat, Indeks Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 sama-sama merangkak naik dengan kenaikan 0,01%. Dow Jones naik hingga 28.135, sedangkan S&P 500 naik ke 3.168. Adapun Nasdaq naik 0,20% di level 8.734,88

Reuters
melaporkan bahwa Beijing setuju menambah pembelian hasil pertanian AS senilai US$ 32 miliar dalam 2 tahun ke depan, berdasarkan keterangan Robert Emmet Lighthizer, wali dagang pemerintahan AS.

AS-China Deal! Menkeu AS Pede Ekonomi Global TumbuhFoto: Wakil Perdana Menteri China Liu He (tengah) berbicara dengan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin (kanan) dan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer (kiri) di Guesthouse Negara Diaoyutai di Beijing (29/3/2019). (Nicolas Asfouri / Pool via REUTERS)

Menurut dia, China setuju membeli produk pertanian Negeri Paman Sam senilai US$ 16 miliar per tahun untuk 2 tahun ke depan. Angka itu dihitung dari hitungan dasar US$ 24 miliar barang-barang yang sudah dibeli China pada 2017, sebelum perang dagang mengemuka. Selain itu, penandatanganan kesepakatan diprediksi akan dilakukan pada pekan pertama tahun depan oleh negosiator utama.

Apa kata pengusaha soal deal ini?

[Gambas:Video CNBC]


(tas/sef) Next Article AS-China Fase 1 Deal! China: Tak Ada Pemenang Perang Dagang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular