
Terancam Delisting, Tiga Pilar Kejar Tenggat Lapkeu 2020
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
13 December 2019 16:02

Jakarta, CNBC Indonesia - Manajemen PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. (AISA) atau TPS Food sedang berpacu dengan waktu mengejar tenggat penyusunan kembali laporan keuangan (restatement) tahun berjalan 2017-2018 yang rencananya akan dipublikasikan pada kuartal I-2020.
Jika nantinya laporan keuangan dipublikasikan dan diterima investor, manajemen juga berharap suspensi (penghentian sementara) perdagangan saham AISA akan dicabut oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
Direktur Utama Tiga Pilar Sejahtera, Hengky Koestanto menyatakan, manajemen sedang bekerjakeras menyelesaikan laporan keuangan periode tersebut.
"Harus sesuai target kami di Januari ini, potensi laporan keuangan ditolak atau tidak kan kembali ke investor, kami harapkan tidak ditolak lagi saat RUPLSB," kata dia di Jakarta, Jumat (13/12/2019).
Seperti dituliskan sebelumnya, AISA terancam dihapuskan pencatatan sahamnya di BEI tahun depan. Pasalnya, saham perusahaan produsen makanan ringan Taro ini, telah dihentikan perdagangannya selama 15 bulan sejak tahun lalu
Berdasarkan surat yang disampaikan oleh Kepala Divisi Penilaian Perusahaan BEI Adi Pratomo Aryanto dan Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan BEI Irvan Susandy, saham AISA berpotensi 'didepak' dari papan perdagangan karena sudah hampir melewati masa maksimal suspensi, yakni 24 bulan pada 5 Juli 2020 mendatang.
Selain karena masa suspensi yang panjang, perusahaan ini juga dinilai mengalami kondisi yang secara signifikan mempengaruhi kelangsungan usaha secara signifikan. Bahkan hingga saat ini tidak dapat menunjukkan indikasi pemulihan yang memadai.
"Bursa meminta kepada publik untuk memperhatikan dan mencermati segala bentuk informasi yang disampaikan oleh Perseroan," tulis surat tersebut, dikutip CNBC Indonesia, Jumat (22/11/2019).
Menanggapi hal ini, Corporate Secretary TPS Food Michael H. Hadylaya mengatakan pemberitahuan potensi delisting ini dinilai sebagai salah satu dukungan bursa untuk mendorong pembenahan internal perusahaan.
Namun demikian perusahaan memastikan bahwa pembenahan yang dilakukan sudah menunjukkan hasil dan akan adanya perbaikan going concern perusahaan, termasuk menyelesaikan utang.
"Dengan laporan keuangan dan kewajiban bursa potensi delisting itu juga tidak ada lagi. Ketika suspensi dicabut perdagangan bisa normal kembali," katanya pada kesempatan yang sama.
Tiga Pilar dapat suntikan dana
Jika nantinya laporan keuangan dipublikasikan dan diterima investor, manajemen juga berharap suspensi (penghentian sementara) perdagangan saham AISA akan dicabut oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
Direktur Utama Tiga Pilar Sejahtera, Hengky Koestanto menyatakan, manajemen sedang bekerjakeras menyelesaikan laporan keuangan periode tersebut.
"Harus sesuai target kami di Januari ini, potensi laporan keuangan ditolak atau tidak kan kembali ke investor, kami harapkan tidak ditolak lagi saat RUPLSB," kata dia di Jakarta, Jumat (13/12/2019).
Seperti dituliskan sebelumnya, AISA terancam dihapuskan pencatatan sahamnya di BEI tahun depan. Pasalnya, saham perusahaan produsen makanan ringan Taro ini, telah dihentikan perdagangannya selama 15 bulan sejak tahun lalu
Berdasarkan surat yang disampaikan oleh Kepala Divisi Penilaian Perusahaan BEI Adi Pratomo Aryanto dan Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan BEI Irvan Susandy, saham AISA berpotensi 'didepak' dari papan perdagangan karena sudah hampir melewati masa maksimal suspensi, yakni 24 bulan pada 5 Juli 2020 mendatang.
Selain karena masa suspensi yang panjang, perusahaan ini juga dinilai mengalami kondisi yang secara signifikan mempengaruhi kelangsungan usaha secara signifikan. Bahkan hingga saat ini tidak dapat menunjukkan indikasi pemulihan yang memadai.
"Bursa meminta kepada publik untuk memperhatikan dan mencermati segala bentuk informasi yang disampaikan oleh Perseroan," tulis surat tersebut, dikutip CNBC Indonesia, Jumat (22/11/2019).
Menanggapi hal ini, Corporate Secretary TPS Food Michael H. Hadylaya mengatakan pemberitahuan potensi delisting ini dinilai sebagai salah satu dukungan bursa untuk mendorong pembenahan internal perusahaan.
Namun demikian perusahaan memastikan bahwa pembenahan yang dilakukan sudah menunjukkan hasil dan akan adanya perbaikan going concern perusahaan, termasuk menyelesaikan utang.
"Dengan laporan keuangan dan kewajiban bursa potensi delisting itu juga tidak ada lagi. Ketika suspensi dicabut perdagangan bisa normal kembali," katanya pada kesempatan yang sama.
Tiga Pilar dapat suntikan dana
(tas/tas) Next Article Siap-siap! BEI Berpotensi Hapus Saham Tiga Pilar Sejahtera
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular