
Usai Anjlok 4%, Harga Batu Bara Mulai Membara Lagi!
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
13 December 2019 11:02

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas batu bara ditutup naik pada perdagangan Kamis kemarin (12/12/2019) setelah mengalami tren koreksi lebih dari sepekan. Sejak 2-11 Desember harga batu bara turun hampir 4%.
Kemarin, harga batu bara kontrak berjangka ICE Newcastle ditutup di level US$ 67,5/ton. Harga naik 1,2% setelah mengalami koreksi panjang lebih dari sepekan. Kenaikan harga batu bara mengindikasikan adanya kemungkinan rebound teknikal mengingat sentimen negatif masih membayangi komoditas ini.
Berdasarkan data Refinitiv, persediaan batu bara di pelabuhan utama China bagian utara yaitu Caofeidian, Qinhuagndao dan Jingtang berada di posisi 16,58 juta ton per 6 Desember lalu. Jumlah tersebut jauh lebih sedikit dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 17,5 juta ton.
Walaupun persediaan batu bara di berbagai pelabuhan di China menipis, impor batu bara China juga berkurang seiring dengan kebijakan pemerintah China memperketat impor batu bara akhir tahun.
Sejak awal bulan tercatat mencapai 4,4 juta ton turun dari posisi tahun lalu yang mencapai 4,8 juta ton. Bagaimanapun juga penurunan ini belum terlihat signifikan.
Sementara itu impor batu bara Jepang dan Korea Selatan sejak awal bulan tercatat masing-masing 3,3 juta ton dan 2,1 juta ton. Jika dibanding periode yang sama tahun lalu maka jumlah tersebut lebih rendah.
Tahun lalu impor batu bara Jepang pada periode 10 hari pertama bulan Desember mencapai 4,5 juta ton. Sementara pada periode yang sama, Korea Selatan mengimpor batu bara sebanyak 3,1 juta ton.
Impor batu bara pada 10 hari pertama bulan Desember tahun ini mencapai 3,4 juta ton, menurun dibanding tahun lalu yang mencapai 5,2 juta ton.
Total persediaan batu bara di berbagai pembangkit listrik di India naik menjadi 28,3 juta ton atau setara dengan 17 hari penggunaan. Total persediaan tersebut setara dengan dua kali total persediaan tahun lalu yang hanya 14,4 juta ton saja.
Komoditas batu bara memang lesu tahun ini. Sejak awal tahun harga telah anjlok lebih dari 30%. Bahkan tren pelemahan harga batu bara masih mungkin berlanjut hingga tahun depan.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(twg/twg) Next Article Sampai Akhir 2019, Harga Batu Bara Tak Kunjung Beranjak
Kemarin, harga batu bara kontrak berjangka ICE Newcastle ditutup di level US$ 67,5/ton. Harga naik 1,2% setelah mengalami koreksi panjang lebih dari sepekan. Kenaikan harga batu bara mengindikasikan adanya kemungkinan rebound teknikal mengingat sentimen negatif masih membayangi komoditas ini.
Berdasarkan data Refinitiv, persediaan batu bara di pelabuhan utama China bagian utara yaitu Caofeidian, Qinhuagndao dan Jingtang berada di posisi 16,58 juta ton per 6 Desember lalu. Jumlah tersebut jauh lebih sedikit dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 17,5 juta ton.
Walaupun persediaan batu bara di berbagai pelabuhan di China menipis, impor batu bara China juga berkurang seiring dengan kebijakan pemerintah China memperketat impor batu bara akhir tahun.
Sejak awal bulan tercatat mencapai 4,4 juta ton turun dari posisi tahun lalu yang mencapai 4,8 juta ton. Bagaimanapun juga penurunan ini belum terlihat signifikan.
Sementara itu impor batu bara Jepang dan Korea Selatan sejak awal bulan tercatat masing-masing 3,3 juta ton dan 2,1 juta ton. Jika dibanding periode yang sama tahun lalu maka jumlah tersebut lebih rendah.
Tahun lalu impor batu bara Jepang pada periode 10 hari pertama bulan Desember mencapai 4,5 juta ton. Sementara pada periode yang sama, Korea Selatan mengimpor batu bara sebanyak 3,1 juta ton.
Impor batu bara pada 10 hari pertama bulan Desember tahun ini mencapai 3,4 juta ton, menurun dibanding tahun lalu yang mencapai 5,2 juta ton.
Total persediaan batu bara di berbagai pembangkit listrik di India naik menjadi 28,3 juta ton atau setara dengan 17 hari penggunaan. Total persediaan tersebut setara dengan dua kali total persediaan tahun lalu yang hanya 14,4 juta ton saja.
Komoditas batu bara memang lesu tahun ini. Sejak awal tahun harga telah anjlok lebih dari 30%. Bahkan tren pelemahan harga batu bara masih mungkin berlanjut hingga tahun depan.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(twg/twg) Next Article Sampai Akhir 2019, Harga Batu Bara Tak Kunjung Beranjak
Most Popular