
Asing Borong Saham Permata, Jadi Dibeli Bangkok atau SMBC?
tahir saleh, CNBC Indonesia
12 December 2019 16:36

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) berhasil ditutup menguat 4% pada perdagangan sesi II, Kamis ini (12/12/2019). Pemicunya masih seputar spekulasi rencana akuisisi oleh investor asal Bangkok, Thailand.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) harga saham Bank Permata naik 4,38% ke level Rp 1.310/saham. Volume perdagangan mencapai 104,44 juta saham senilai Rp 135,44 miliar.
Kabar terbaru menyebutkan, Bangkok Bank Plc sedang menawar kepemilikan Standard Chartered Bank di Bank Permata. Nilai akuisisi tersebut diperkirakan bisa mencapai US$ 2,25 miliar atau Rp 31,5 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$).
Bangkok Bank menjadi pesaing serius Sumitomo Mitsui Financial Group dalam memperebutkan 90% saham Bank Permata.
Saat ini Bank Permata milik PT Astra International Tbk (ASII) dan Standard Chartered Bank yang masing-masing mengantongi 44,56% saham atau berarti 12,49 miliar unit saham Bank Permata. Sisanya yaitu 3,04 miliar saham atau 10,88%-nya masih dimiliki investor publik.
Mengacu data BEI, saham BNLI sudah menguat 15% dalam sepekan terakhir dan year to date melesat 110%. Investor asing pada hari ini memburu saham BNLI sebesar Rp 33,50 miliar di semua pasar, terbesar dari pasar reguler yakni Rp 26,25 miliar.
Secara year to date, asing sudah keluar dari saham BNLI Rp 355 miliar di semua pasar.
Manajemen Bank Permata sebelumnya menegaskan belum bisa berkomentar soal kabar pasar yang menyebutkan bahwa Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) yang membeli Bank Permata di harga Rp 1.490/saham dari investor mayoritas yakni Standard Chartered Bank dan Grup Astra.
Sekretaris Perusahaan Bank Permata Katharine Grace mengatakan terkait dengan pemberitaan soal SMBC yang membeli saham Bank Permata pada tanggal 6 Desember lalu, perseroan tidak dalam posisi untuk berkomentar, "atau memberikan klarifikasi terkait berita dimaksud," katanya dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (10/12/2019).
Simak kinerja Bank Permata
(tas/hps) Next Article Soal Penawaran Sumitomo Mitsui, Ini Jawaban Bank Permata
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) harga saham Bank Permata naik 4,38% ke level Rp 1.310/saham. Volume perdagangan mencapai 104,44 juta saham senilai Rp 135,44 miliar.
Kabar terbaru menyebutkan, Bangkok Bank Plc sedang menawar kepemilikan Standard Chartered Bank di Bank Permata. Nilai akuisisi tersebut diperkirakan bisa mencapai US$ 2,25 miliar atau Rp 31,5 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$).
Saat ini Bank Permata milik PT Astra International Tbk (ASII) dan Standard Chartered Bank yang masing-masing mengantongi 44,56% saham atau berarti 12,49 miliar unit saham Bank Permata. Sisanya yaitu 3,04 miliar saham atau 10,88%-nya masih dimiliki investor publik.
Mengacu data BEI, saham BNLI sudah menguat 15% dalam sepekan terakhir dan year to date melesat 110%. Investor asing pada hari ini memburu saham BNLI sebesar Rp 33,50 miliar di semua pasar, terbesar dari pasar reguler yakni Rp 26,25 miliar.
Secara year to date, asing sudah keluar dari saham BNLI Rp 355 miliar di semua pasar.
Manajemen Bank Permata sebelumnya menegaskan belum bisa berkomentar soal kabar pasar yang menyebutkan bahwa Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) yang membeli Bank Permata di harga Rp 1.490/saham dari investor mayoritas yakni Standard Chartered Bank dan Grup Astra.
Sekretaris Perusahaan Bank Permata Katharine Grace mengatakan terkait dengan pemberitaan soal SMBC yang membeli saham Bank Permata pada tanggal 6 Desember lalu, perseroan tidak dalam posisi untuk berkomentar, "atau memberikan klarifikasi terkait berita dimaksud," katanya dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (10/12/2019).
Simak kinerja Bank Permata
(tas/hps) Next Article Soal Penawaran Sumitomo Mitsui, Ini Jawaban Bank Permata
Most Popular