Caplok Rabobank, Saatnya Jual atau Beli Saham BCA?

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
12 December 2019 06:55
Kabar mengejutkan menghampiri pelaku pasar saham Tanah Air.
Foto: Jahja Setiaatmadja - Presiden Direktur BCA (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar mengejutkan menghampiri pelaku pasar saham Tanah Air pascaperdagangan Rabu kemarin (11/12/2019), ditutup. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), melalui anak usahanya di bidang pembiayaan kendaraan, PT BCA Finance, resmi mengakuisisi saham PT Bank Rabobank International Indonesia (Rabobank Indonesia) dari Grup Rabobank.

Transaksi ini mengikuti rencana Grup Rabobank untuk menghentikan operasional di Indonesia seturut dengan perubahan pada strategi global grup. Akuisisi ini ditandai dengan penandatangan perjanjian jual beli bersyarat (conditional sale and purchase agreement atau CSPA) antara kedua pihak pada 11 Desember 2019, yang tunduk pada persetujuan OJK.

Dalam CSPA, diteken oleh anak usaha BCA, BCA Finance sebagai pembeli dengan Cooperative Rabobank UA, PT Aditirta Suryasentosa, PT Anatarindo Optima, PT Antariksabuana Citanagara dan PT Mitra Usaha Kencana Sejati sebagai penjual.


"Berdasarkan perjanjian, para pembeli [BCA Finance] akan membeli sebanyak 3.719.070 saham Rabobank Indonesia yang mewakili seluruh modal yang ditempatkan dan disetor oleh para penjual," kata Raymon Yonarto, Sekretaris Perusahaan BCA, dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu kemarin (11/12/2019).

Nilai perkiraan rencana transaksi adalah sebesar Rp 397 miliar. "Nilai tersebut akan dilakukan penyesuaian dengan memperhitungkan pendapatan atau kerugian Rabobank Indonesia pada saat tanggal penyelesaian rencana transaksi," tegasnya.

Akuisisi atas Rabobank Indonesia ini menandai akuisisi kedua yang dilakukan oleh BCA pada tahun 2019. Sebelumnya pada November 2019, BCA merampungkan akuisisi atas PT Bank Royal Indonesia.

Bank Royal rencananya disiapkan oleh BCA guna menjadi bank digital, dari yang sebelumnya hanya menyalurkan kredit ke sektor UMKM. Nilai transaksi dalam proses akuisisi tersebut mencapai Rp 988 miliar.


Mengingat BCA ikut menggandeng BCA Finance dalam proses akuisisi Rabobank Indonesia, ada kemungkinan Rabobank Indonesia akan dijadikan kendaraan oleh perusahaan guna mengembangkan bisnis multifinance.

Apalagi, dalam keterbukaan informasi yang dipublikasikan di halaman resmi BEI, BCA sudah menyatakan bahwa perusahaan akan mengkaji kemungkinan merger antara Rabobank Indonesia dengan entitas anak BCA yang lain.

Saham
Sepanjang tahun 2019, harga saham BCA telah melejit hingga 22,69% di level Rp 31.900/saham. Kenaikan harga saham BBCA merupakan yang tertinggi jika dibandingkan dengan saham-saham bank lainnya yang juga masuk ke dalam kategori BUKU IV (bank dengan modal inti di atas Rp 30 triliun).

Dalam sebulan terakhir, saham BBCA naik tipis 1,59% dengan kapitalisasi pasar Rp 786,49 triliun. Harga saham BBCA pernah menembus level tertinggi Rp 32.125/saham pada Oktober lalu.

Terlihat jelas bahwa pelaku pasar merespons positif akuisisi yang dilakukan BCA terhadap Bank Royal. Kini, akuisisi terhadap Rabobank Indonesia berpotensi kembali melambungkan harga saham BBCA pada perdagangan Kamis ini (12/12/2019).



Sebelumnya, JPMorgan sudah mengeluarkan prediksi terbarunya soal bank-bank di Asia, tiga di antaranya yakni BBCA, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).

"Ada banyak kesempatan di Asia Tenggara, tapi risiko dan pengembalian sangat berbeda untuk tiap pasar," kata Hars Modi, bankir senior JPMorgan.

Tiga bank di Indonesia tersebut dipandang masih layak diberikan rekomendasi overweight. Artinya selama 6 hingga 12 bulan ke depan, pasar keuangan akan bergerak di atas rata-rata ekspektasi dari para analis. Overweight berarti saham yang direkomendasi itu diperkirakan akan mengalami kenaikan yang bisa melebihi saham lain yang menjadi patokannya.

Tahun depan, BCA 
memasang target konservatif untuk pertumbuhan kredit tahun 2020. Hal ini mempertimbangkan kondisi perekonomian global yang diproyeksikan masih akan melambat.

Direktur Utama BCA, Jahja Setiaatmadja menargetkan, di tahun depan, kredit akan tumbuh di kisaran 7,7%-8%. Target ini sedikit lebih rendah dari proyeksi pertumbuhan sepanjang tahun 2019 di kisaran 8%-9%.

"Untuk 2020 jujur untuk strategi kami, rencana kerja yang akan kami sajikan ke OJK itu relatif konservatif. Kami ajukan kredit tumbuh hanya 7,7-8%," ucap Jahja dalam Rapat Dengar Pendapat di Komisi XI DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (28/11/2019).


TIM RISET CNBC INDONESIA

BCA suntik modal Central Capital Ventura Rp 200 M

[Gambas:Video CNBC]


(tas/tas) Next Article Rabobank Tutup, Nasabah Mau Tarik Dana? Ini Tenggatnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular