Analisis

Awas, The Fed Bisa Bikin Harga Emas Rontok!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
11 December 2019 16:09
Awas, The Fed Bisa Bikin Harga Emas Rontok!
Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas global menguat pada perdagangan Rabu (11/12/2019), meski demikian pergerakannya masih belum besar. Hal yang sama juga terjadi dalam dua hari terakhir, logam mulia ini mampu menguat tetapi tipis.

Pada pukul 15:45 WIB, emas diperdagangkan di level US$ 1.464/troy ons, stagnan dibandingkan penutupan perdagangan Selasa kemarin. Rentang pergerakan hari ini di kisaran US$ 1.462,04-1.465,60/troy ons.

Namun pergerakan emas berpeluang besar akan melebar dini hari nanti, mengingat bank sentral Amerika Serikat (AS) akan mengumumkan kebijakan moneter. Perdagangan emas di pasar spot berlangsung selama 23 jam, dan baru berakhir pada Kamis subuh, sehingga akan merespon pengumuman dari The Fed.


Bank sentral paling powerful di dunia ini akan mengumumkan suku bunga pada Kamis (12/12/2019) pukul 2:00 WIB dini hari, dan diikuti dengan konferensi pres 30 menit kemudian.

Kali terakhir mengumumkan suku bunga, Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan periode pemangkasan suku bunga sudah berakhir. Suku bunga tidak akan lagi di pangkas, kecuali perekonomian AS memburuk.

Data ekonomi yang dirilis belakangan ini mendukung sikap The Fed tersebut. Data tenaga kerja AS yang dirilis Jumat (6/12/2019) lalu terbilang impresif. Data ini menjadi salah satu acuan The Fed dalam menetapkan suku bunga.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan sepanjang November perekonomian AS mampu menyerap 266.000 tenaga kerja di luar sektor pertanian (non-farm payroll/NFP).

Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan bulan Oktober sebanyak 156.000 tenaga kerja, dan jauh lebih tinggi dari konsensus Trading Economics sebesar 180.000 tenaga kerja. NFP pada November tersebut juga merupakan yang tertinggi sejak bulan Januari lalu.



Kemudian tingkat pengangguran Negeri Sam yang dilaporkan di 3,5% di bulan November. Tingkat pengangguran tersebut turun dibandingkan bulan Oktober sebesar 3,6%, menyamai catatan di bulan September, dan merupakan yang terendah sejak tahun 1969.

Belum lagi melihat data pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) AS di kuartal III-2019 yang pada pembacaan kedua direvisi menjadi 2,1% dari pembacaan pertama 1,9%.

The Fed hampir pasti akan mempertahankan suku bunga acuannya (Federal Funds Rate/FFR) di level 1,5-1,75% kali ini. Selain data ekonomi belakangan yang mendukung, piranti FedWatch milik CME Group juga menunjukkan probabilitas pemangkasan suku bunga kali ini sebesar 0% alias tidak ada sama sekali.

Namun, pelaku pasar akan menanti konferensi pers untuk melihat proyeksi perekonomian AS serta suku bunga di tahu 2020. Jika The Fed semakin optimistis perekonomian AS terus akan membaik, dan menutup ruang untuk kembali memangkas suku bunga, harga emas berisiko rontok.

Pada grafik harian emas yang disimbolkan XAU/USD masih bergerak di kisaran bawah rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru), MA 21 hari (garis merah), dan MA 125 hari (garis hijau).


Awas! The Fed Bisa Bikin Emas RontokGrafik: Emas (XAU/USD) Harian 
Sumber: investing.com

Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) bergerak di wilayah negatif, sementara histogramnya masih di wilayah positif. Indikator ini menunjukkan emas masih berkonsolidasi.

Awas! The Fed Bisa Bikin Emas RontokFoto: investing.com

Pada time frame 1 jam, emas bergerak di kisaran MA 8 dan MA 21 tetapi di bawah MA 125. Indikator Stochastic bergerak turun tetapi belum mencapai wilayah jenuh beli (overbought). 

Emas kini bergerak di antara US$ 1.462-1.465/troy ons yang menjadi support (tahanan bawah) dan resisten (tahanan atas) terdekat.

Jika menembus ke bawah US$ 1.462/troy ons, emas berisiko melemah ke US$ 1.458/troy ons. Penembusan ke bawah level tersebut akan membawa emas menuju US$ 1.453/troy ons. 

Sebagai antisipasi pergerakan besar emas, jika level US$ 1.453/troy ons juga dilewati, logam mulia ini berisiko turun ke US$ 1.446/troy ons. 

Sebaliknya jika menembus ke atas US$ 1.465/troy ons, emas berpeluang menguat menuju US$ 1,472/troy ons. Peluang naik ke US$ 1.476 sampai US$ 1.480/troys ons menjadi terbuka jika emas mampu secara konsisten melewati US$ 1.472/troy ons.


TIM RISET CNBC INDONESIA 



(pap/pap) Next Article Jangan Tunda, Yuk Mulai Investasi Emas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular