Tarik Ulur Negosiasi AS-China, Harga SUN Flat Lagi

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
11 December 2019 14:11
Harga obligasi rupiah pemerintah menguat tipis dan cenderung flat.
Foto: Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin, tengah, dikawal oleh pengawal dan delegasi meninggalkan hotel di Beijing, Jumat, 29 Maret 2019. Negosiator perdagangan AS yang dipimpin oleh Mnuchin dan Perwakilan Dagang Robert Lighthizer tiba di Beijing untuk memulai putaran baru pembicaraan yang bertujuan untuk mengakhiri perang tarif atas ambisi teknologi China saat para pejabat mengisyaratkan mereka mungkin akan membuat kemajuan. (AP / Andy Wong)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah menguat tipis dan cenderung flat pada perdagangan hari ini, Rabu (11/12/2019) di tengah sentimen negatif hubungan dagang Amerika Serikat (AS)-China.

Turunnya harga surat utang negara (SUN) itu seiring dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain. 

Data Refinitiv menunjukkan terkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield).

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield yang menjadi acuan hasil investasi yang didapat investor juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.


SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan pasar adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.

Seri acuan yang paling menguat adalah FR0077 yang bertenor 6,52 tahun dengan penurunan yield 0,4 basis poin (bps) menjadi 6,52%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.

 

Yield Obligasi Negara Acuan 11 Dec'19

Seri

Jatuh tempo

Yield 10 Dec'19 (%)

Yield 11 Dec'19 (%)

Selisih (basis poin)

Yield wajar IBPA 10 Dec'19 (%)

FR0077

5 tahun

6.53

6.526

-0.40

6.5161

FR0078

10 tahun

7.114

7.118

0.40

7.0885

FR0068

15 tahun

7.562

7.562

0.00

7.5358

FR0079

20 tahun

7.707

7.706

-0.10

7.6756

Sumber: Refinitiv


Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.066,27 triliun SBN, atau 38,53% dari total beredar Rp 2.767 triliun berdasarkan data per 9 Desember.

Angka kepemilikannya masih positif Rp 173,02 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama. Sejak awal bulan, investor asing masih keluar dari pasar SUN senilai Rp 1,53 triliun.

 
TIM RISET CNBC INDONESIA

 


(irv/tas) Next Article Rupiah Stabil & AS-Iran Mulai Adem, Harga SUN Mulai Terangkat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular