Garang Lagi, Poundsterling Kini di Level Tertinggi 8 Bulan!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
09 December 2019 21:16
Sebelumnya di awal perdagangan hari ini poundsterling menyentuh level US$ 1,3180
Foto: Pound Sterling (REUTERS/Leonhard Foeger)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar poundsterling kembali menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada Senin (9/12/2019), setelah pada Jumat pekan lalu mengakhiri penguatan lima hari beruntun.

Pada pukul 20:58 WIB, poundsterling diperdagangkan di level US$1,3152 menguat 0,13% di pasar spot. Sebelumnya di awal perdagangan hari ini poundsterling menyentuh level US$ 1,3180 yang merupakan level tertinggi dalam delapan bulan terakhir, atau tepatnya sejak 4 April lalu, berdasarkan data Refinitiv.

Sebelumnya di awal perdagangan hari ini poundsterling menyentuh level US$ 1,3180 yang merupakan level tertinggi dalam delapan bulan terakhir, atau tepatnya sejak 4 April lalu.



Penguatan poundsterling pada hari ini ditopang hasil polling terbaru Pemilihan Umum (Pemilu) Inggris yang menunjukkan keunggulan Partai Konservatif terhadap Partai Buruh Semakin melebar.

Reuters mewartakan hasil polling dari Survation untuk Good Morning Britain di ITV menunjukkan Partai Konservatif kini unggul 14% dari Partai Buruh, naik dari keunggulan pekan lali sebesar 9%.

Partai Konservatif merupakan partai pemerintah Inggris saat ini pimpinan Perdana Menteri Boris Johnson. Jika Partai Konservatif memenangi Pemilu dan meraih suara mayoritas di parlemen, maka hambatan proses perceraian Inggris dari Uni Eropa (Brexit) akan menjadi berkurang.

Seperti diketahui sebelumnya, proposal Brexit selalu kandas di Parlemen Inggris. Proposal terbaru yang dibuat PM Johnson dan telah disetujui oleh Komisi Eropa kandas lagi di Parlemen Inggris sehingga deadline Brexit yang seharusnya pada 31 Oktober lalu mundur menjadi 31 Januari tahun depan.



Hasil polling dari Survation sejalan dengan Kantar dan YouGov yang juga mengunggulkan Partai Konservatif. Hasil polling dari Kantar menunjukkan partai yang juga disebut Tory unggul dengan perolehan suara sebesar 44%, sementara Partai Buruh sebesar 32%.

Sementara hasil survei YouGov menunjukkan Partai Konservatif tidak hanya akan memenangi Pemilu, tetapi juga akan meraih kursi mayoritas parlemen terbanyak sejak tahun 1987. Tory diprediksi meraih 359 dari 650 kursi Parlemen Inggris. Jumlah tersebut menjadi yang terbesar sejak kemenangan Partai Konservatif tahun 1987 saat dipimpin Margaret Thatcher.

Pemilu Inggris akan diadakan pada Kamis (12/12/2019) mendatang, untuk diketahui setidaknya ada empat bank investasi ternama yang memprediksi poundsterling akan melesat jika Partai Konservatif menguasai kursi mayoritas parlemen.

JPMorgan Chase & Co menargetkan poundsterling berada di level US$ 1,33 pada semester pertama 2020, dan Goldman Sachs melihat peluang mata uang Inggris ini berada di level US$ 1,35 dalam beberapa bulan ke depan. Sementara, Bank of America Merrill Lynch memprediksi poundsterling menguat 8% ke level US$ 1,39 di akhir tahun 2020.

Selain itu Bank Morgan Stanley merekomendasikan beli (posisi long) bagi poundsterling sebagai salah satu dari 10 trading terbaiknya di 2020. Morgan Stanley menargetkan poundsterling berada di level US$ 1,4 di akhir kuartal I-2020.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap) Next Article Lockdown di Inggris Masih Dipertahankan, Poundsterling KO

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular