Nyaris Tak Pernah ke Zona Merah, IHSG Menguat 3 Hari Beruntun

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
09 December 2019 16:38
Keyakinan Konsumen Membuncah, Saham Konsumer Bantu Dongkrak IHSG
Foto: CNBC Indonesia TV

Saham-saham konsumer masih berkontribusi dalam mendongkrak kinerja IHSG. Per akhir sesi dua, indeks sektor barang konsumsi menguat 0,3%, menjadikannya sektor dengan kontribusi positif terbesar ketiga bagi IHSG.

Saham-saham konsumer yang diburu pelaku pasar pada perdagangan hari ini di antaranya: PT Tunas Baru Lampung Tbk/TBLA (+4,57%), PT Gudang Garam Tbk/GGRM (+1,99%), PT Delta Djakarta Tbk/DLTA (+1,52%), PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (+0,96%), dan PT Multi Bintang Indonesia Tbk/MLBI (+0,79%).

Saham-saham konsumer diburu pelaku pasar seiring dengan kehadiran sentimen positif yakni rilis angka Indeks Keyakinan Konsumen (IKK).

Pada hari Kamis (5/12/2019), Bank Indonesia (BI) mengumumkan bahwa IKK periode November 2019 berada di level 124,2, jauh meningkat dibandingkan IKK periode Oktober 2019 yang sebesar 118,4. IKK pada bulan lalu merupakan yang tertinggi dalam empat bulan.

Melejitnya optimisme konsumen pada bulan November disebabkan oleh kenaikan kedua komponen pembentuknya, yaitu Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi (IEK).

IKE pada bulan November tercatat sebesar 109,3, naik dari posisi bulan sebelumnya yang sebesar 104,8. Sementara itu, IEK pada bulan November tercatat sebesar 139,1, naik dari posisi bulan sebelumnya yang sebesar 132.

Naiknya IKK secara signifikan memberi sinyal bahwa masyarakat Indonesia akan secara signifikan meningkatkan konsumsinya menjelang libur hari raya Natal dan Tahun Baru.

Untuk diketahui, sebelumnya terdapat kekhawatiran yang besar bahwa tingkat konsumsi masyarakat Indonesia sedang berada di level yang sangat rendah. Hal ini tercermin dari rendahnya angka inflasi.

Pada awal bulan ini, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa sepanjang bulan November terjadi inflasi sebesar 0,14% secara bulanan (month-on-month), sementara inflasi secara tahunan (year-on-year) tercatat di level 3%.

Inflasi pada bulan November berada di bawah konsensus yang dihimpun oleh CNBC Indonesia. Median dari 12 ekonom yang ikut berpartisipasi dalam pembentukan konsensus memproyeksikan tingkat inflasi secara bulanan di level 0,2%, sementara inflasi secara tahunan diperkirakan berada di angka 3,065%.

Lantas, lagi-lagi inflasi Indonesia berada di bawah ekspektasi. Sebelumnya pada bulan Oktober, BPS mencatat bahwa terjadi inflasi sebesar 0,02% secara bulanan, sementara inflasi secara tahunan berada di level 3,13%.

Inflasi pada bulan Oktober berada di posisi yang lebih rendah ketimbang konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yang memperkirakan adanya inflasi sebesar 0,12% secara bulanan, sementara inflasi secara tahunan diperkirakan sebesar 3,23%.

Lebih lanjut, indikasi bahwa konsumsi masyarakat Indonesia sedang berada di bawah tekanan juga ditunjukkan oleh publikasi data penjualan ritel oleh BI. Sepanjang September 2019, penjualan barang-barang ritel tercatat hanya tumbuh tipis sebesar 0,7% secara tahunan.

Capaian tersebut jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun sebelumnya (September 2018) kala penjualan barang-barang ritel mampu tumbuh hingga 4,8% secara tahunan.

Sebagai catatan, sudah sedari bulan Mei pertumbuhan penjualan barang-barang ritel tak bisa mengalahkan capaian periode yang sama tahun sebelumnya. Bahkan pada bulan Juni, penjualan barang-barang ritel terkontraksi 1,8% secara tahunan. Pada Juni 2018, diketahui ada pertumbuhan sebesar 2,3% YoY.

Kini, rilis angka IKK yang menggembirakan sukses memantik aksi beli atas saham-saham konsumer. Pada perdagangan hari Jumat, indeks sektor barang konsumsi telah menguat sebesar 0,96%.

Untuk diketahui, jika dihitung sejak akhir tahun 2018 hingga penutupan perdagangan hari Kamis, indeks sektor barang konsumsi sudah ambruk sebesar 20,77%.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(ank/ank)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular