Analisis

Kondisi Eksternal Adem, Internal Mendukung, Rupiah Berjaya!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
05 December 2019 12:50
Kondisi Eksternal Adem, Internal Mendukung, Rupiah Berjaya!
Jakarta, CNBC Indonesia - Mendapat dukungan dari eksternal dan internal, nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (5/12/2019).

Mata Uang Garuda langsung menguat 0,04% ke Rp 14.095/US$. Setelah itu, penguatan terus bertambah hingga 0,14% ke level Rp 14.080/US$ menjelang tengah hari. Titik tersebut sekaligus menjadi yang terkuat untuk rupiah hari ini.

Harapan akan adanya kesepakatan dagang Amerika Serikat (AS) dengan China dalam waktu dekat membuat sentimen pelaku pasar global membaik, yang menjadi keuntungan bagi rupiah. Kala sentimen pelaku pasar membaik, aset-aset berisiko dan berimbal hasil tinggi akan menjadi target investasi. Rupiah adalah salah satunya.



Sentimen pelaku pasar membaik setelah Bloomberg mengutip sumber yang mengetahui perundingan dagang kedua negara mengabarkan jika AS dan China sedikit lagi mencapai kata sepakat untuk membatalkan sebagian bea masuk dalam kesepakatan dagang fase satu.

Sumber yang tidak mau disebutkan namanya itu menjelaskan bahwa perkataan Presiden Donald Trump kemarin bukan berarti perundingan dagang buntu, karena dia hanya berbicara spontan. Sumber tersebut juga menambahkan para negosiator dari AS memperkirakan kesepakatan dengan China akan tercapai sebelum tanggal 15 Desember.

Kabar Bloomberg tersebut diperkuat dengan pernyataan Presiden AS Donald Trump. "Diskusi (dagang dengan China) berjalan sangat baik dan kita lihat apa yang akan terjadi," kata Trump kepada jurnalis di sela-sela pertemuan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Inggris, seperti diberitakan Reuters.

Sudah mendapat dukungan dari eksternal, rupiah mendapat tenaga tambahan untuk menguat setelah Bank Indonesia (BI) merilis hasil survei keyakinan konsumen.



BI merilis indeks keyakinan konsumen (IKK) bulan November yang mengalami kenaikan menjadi 124,2 dari bulan sebelumnya 118,4. Angka indeks di bulan November juga menjadi yang tertinggi dalam empat bulan terakhir.

Kenaikan IKK tersebut mengindikasikan adanya peningkatan optimisme terhadap kondisi ekonomi saat ini serta di masa yang akan datang. Ketika konsumen semakin optimistis, maka tingkat belanja bisa meningkat dan tentunya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.

Rupiah pun sukses terus menekan dolar pada hari ini, dan tidak memasuki zona merah sama sekali.

Melihat grafik harian, rupiah yang disimbolkan dengan USD/IDR bergerak di bawah rerata pergerakan (moving average/MA) 5 hari (garis biru) dan di MA20/rerata 20 hari (garis merah).

Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Sumber: investing.com


Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) kembali bergerak mendatar, begitu juga histogramnya meski sudah wilayah positif. Indikator-indikator grafik harian ini mengindikasikan rupiah kembali berkonsolidasi.

Grafik: Rupiah (USD/IDR) 1 Jam
Sumber: investing.com


Pada time frame 1 jam, rupiah bergerak di bawah MA 5 (rerata pergerakan 5 jam/garis biru), dan di atas MA 20 (rerata pergerakan 20 jam/garis merah). Indikator stochastic bergerak turun tapi dan berada di wilayah jenuh jual (oversold).

Rupiah kini bergerak di bawah Rp 14.090/US$ yang menjadi resisten (tahanan atas) terdekat. Selama tertahan di bawah level tersebut rupiah berpeluang menguat ke level Rp 14.070/US$. 

Sebaliknya, melihat indikator Stochastic yang oversold, rupiah berpeluang memangkas penguatan dan menguji kembali Rp 14.090/US$. Penembusan di atas level tersebut berisiko terus memangkas penguatan rupiah menuju Rp 14.110/US$. 

TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular