
Perang Dagang Bakal Lama, Emas Bersiap ke US$ 1.500/oz Lagi
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
04 December 2019 15:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas global melesat pada perdagangan Selasa kemarin, dan masih berlanjut pada hari ini Rabu (4/12/2019). Perang dagang yang berpotensi meluas ke berbagai benua memberikan tenaga bagi logam mulai untuk kembali melesat.
Pada perdagangan Selasa kemarin emas mencatat penguatan 1,02%, dan hari ini hingga pukul 14:54 WIB, sudah menguat 0,41% ke level US$ 1.483,34/troy ons di pasar spot, berdasarkan data Refinitiv.
Emas mulai melesat naik setelah setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan sebaiknya kesepakatan dagang dengan China dilakukan setelah Pemilihan Umum (Pemilu) AS 2020.
"Dalam beberapa hal, saya menyukai gagasan menunda kesepakatan dengan China sampai Pemilu selesai, tapi mereka ingin membuat kesepakatan sekarang dan kita akan melihat apakah kesepakatan itu akan benar terjadi," kata Trump saat diwawancarai oleh wartawan di London dalam pertemuan NATO, sebagaimana dilansir CNBC International.
Pemilu di AS akan dilangsungkan pada November 2020, dan jika benar Trump menunda kesepakatan tersebut, perekonomian global berisiko kembali melambat. Apalagi Pemerintah Washington masih berencana menaikkan bea masuk importasi barang dari China pada 15 Desember nanti jika sampai tenggat waktu tersebut kesepakatan dagang tidak diteken.
Kini perang dagang bukannya selesai, tetapi malah terancam terjadi di berbagai benua. Di benua Amerika, perang dagang kini berisiko terjadi antara AS vs Brasil dan Argentina.
Pada hari Senin, Presiden Trump mengancam menaikkan bea masuk importasi baja dan aluminium dari kedua negara tersebut. Trump menuduh Brasil dan Argentina sengaja mendevaluasi mata uangnnya, sehingga berdampak negatif bagi petani Negeri Paman Sam.
"Brasil dan Argentina telah melakukan devaluasi besar-besaran terhadap mata uang mereka, dan hal itu tidak bagus untuk petani kita. Oleh karena itu, efektif secepatnya, saya akan menerapkan lagi bea masuk semua baja dan aluminum yang masuk ke AS dari dua negara tersebut," kata Trump melalui akun Twitternya, sebagaimana dilansir CNBC International.
Benua Eropa juga terancam masuk ke pusaran perang dagang. Pemerintah Washington juga berencana menaikkan bea masuk importasi produk dari Prancis. Tidak tanggung-tanggung, bea masuk tersebut bisa mencapai 100% dengan total nilai produk US$ 2,4 miliar. Perwakilan Dagang AS mengatakan kenaikan bea masuk tersebut bisa terjadi pada akhir Januari nanti.
Meluasnya perang dagang ke berbagai benua menjadi keuntungan bagi emas yang harganya terus menurun sejak mencapai level tertinggi lebih dari enam tahun US$ 1.557/troy ons pada awal September lalu.
Perang dagang AS-China sudah membuat perekonomian global melambat yang menjadi salah satu faktor pendorong harga emas hingga mencapai level tertinggi tersebut. Kini dengan risiko perang dagang di berbagai benua, daya tarik emas sebagai aset aman (safe haven) kembali meningkat, dan harganya bisa saja kembali terbang tinggi.
Harga emas kini sudah berada di atas US$ 1.480/troy ons yang menjadi level kunci pergerakan. Jika hingga akhir perdagangan nanti berakhir di atas level tersebut, peluang emas kembali ke US$ 1.500/troy ons terbuka lebar.
Pada grafik harian emas yang disimbolkan XAU/USD kini bergerak di atas rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru) MA 21 hari (garis merah), dan MA 125 hari (garis hijau).
Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) bergerak mulai bergerak naik meski masih di wilayah negatif, sementara histogramnya sudah masuk ke wilayah positif. Indikator ini menunjukkan emas mulai mengumpulkan momentum penguatan.
Pada time frame 1 jam, emas bergerak di kisaran MA 8, MA 21 tetapi di atas MA 125. Indikator stochastic bergerak turun dan berada wilayah jenuh beli (overbought).
Emas masih di bawah US$ 1.484/troy ons yang menjadi resisten (tahanan atas) terdekat. Melihat indikator stochastic yang overbought, logam mulia ini berpotensi terkoreksi turun kembali ke area US$ 1.480/troy ons. Penembusan di bawah level tersebut akan membawa harga emas terkoreksi lebih dalam ke US$ 1.476/troy ons.
Sementara jika mampu menembus dan bergerak konsisten di atas US$ 1.484/troy ons, emas berpeluang menguat ke US$ 1.490/troy ons. Resisten selanjutnya jika area tersebut juga dilewati adalah US$ 1.496/troy ons, sebelum menuju level psikologis US$ 1.500/troy ons.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Jangan Tunda, Yuk Mulai Investasi Emas
Pada perdagangan Selasa kemarin emas mencatat penguatan 1,02%, dan hari ini hingga pukul 14:54 WIB, sudah menguat 0,41% ke level US$ 1.483,34/troy ons di pasar spot, berdasarkan data Refinitiv.
Emas mulai melesat naik setelah setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan sebaiknya kesepakatan dagang dengan China dilakukan setelah Pemilihan Umum (Pemilu) AS 2020.
Pemilu di AS akan dilangsungkan pada November 2020, dan jika benar Trump menunda kesepakatan tersebut, perekonomian global berisiko kembali melambat. Apalagi Pemerintah Washington masih berencana menaikkan bea masuk importasi barang dari China pada 15 Desember nanti jika sampai tenggat waktu tersebut kesepakatan dagang tidak diteken.
Kini perang dagang bukannya selesai, tetapi malah terancam terjadi di berbagai benua. Di benua Amerika, perang dagang kini berisiko terjadi antara AS vs Brasil dan Argentina.
Pada hari Senin, Presiden Trump mengancam menaikkan bea masuk importasi baja dan aluminium dari kedua negara tersebut. Trump menuduh Brasil dan Argentina sengaja mendevaluasi mata uangnnya, sehingga berdampak negatif bagi petani Negeri Paman Sam.
"Brasil dan Argentina telah melakukan devaluasi besar-besaran terhadap mata uang mereka, dan hal itu tidak bagus untuk petani kita. Oleh karena itu, efektif secepatnya, saya akan menerapkan lagi bea masuk semua baja dan aluminum yang masuk ke AS dari dua negara tersebut," kata Trump melalui akun Twitternya, sebagaimana dilansir CNBC International.
Benua Eropa juga terancam masuk ke pusaran perang dagang. Pemerintah Washington juga berencana menaikkan bea masuk importasi produk dari Prancis. Tidak tanggung-tanggung, bea masuk tersebut bisa mencapai 100% dengan total nilai produk US$ 2,4 miliar. Perwakilan Dagang AS mengatakan kenaikan bea masuk tersebut bisa terjadi pada akhir Januari nanti.
Meluasnya perang dagang ke berbagai benua menjadi keuntungan bagi emas yang harganya terus menurun sejak mencapai level tertinggi lebih dari enam tahun US$ 1.557/troy ons pada awal September lalu.
Perang dagang AS-China sudah membuat perekonomian global melambat yang menjadi salah satu faktor pendorong harga emas hingga mencapai level tertinggi tersebut. Kini dengan risiko perang dagang di berbagai benua, daya tarik emas sebagai aset aman (safe haven) kembali meningkat, dan harganya bisa saja kembali terbang tinggi.
Harga emas kini sudah berada di atas US$ 1.480/troy ons yang menjadi level kunci pergerakan. Jika hingga akhir perdagangan nanti berakhir di atas level tersebut, peluang emas kembali ke US$ 1.500/troy ons terbuka lebar.
![]() Sumber: investing.com |
Pada grafik harian emas yang disimbolkan XAU/USD kini bergerak di atas rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru) MA 21 hari (garis merah), dan MA 125 hari (garis hijau).
Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) bergerak mulai bergerak naik meski masih di wilayah negatif, sementara histogramnya sudah masuk ke wilayah positif. Indikator ini menunjukkan emas mulai mengumpulkan momentum penguatan.
![]() Sumber: investing.com |
Pada time frame 1 jam, emas bergerak di kisaran MA 8, MA 21 tetapi di atas MA 125. Indikator stochastic bergerak turun dan berada wilayah jenuh beli (overbought).
Emas masih di bawah US$ 1.484/troy ons yang menjadi resisten (tahanan atas) terdekat. Melihat indikator stochastic yang overbought, logam mulia ini berpotensi terkoreksi turun kembali ke area US$ 1.480/troy ons. Penembusan di bawah level tersebut akan membawa harga emas terkoreksi lebih dalam ke US$ 1.476/troy ons.
Sementara jika mampu menembus dan bergerak konsisten di atas US$ 1.484/troy ons, emas berpeluang menguat ke US$ 1.490/troy ons. Resisten selanjutnya jika area tersebut juga dilewati adalah US$ 1.496/troy ons, sebelum menuju level psikologis US$ 1.500/troy ons.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Jangan Tunda, Yuk Mulai Investasi Emas
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular