Diwarnai Ledakan di Monas, IHSG Mulai Kesulitan Menguat

Dari dalam negeri, sentimen negatif bagi pasar saham datang dari rilis angka inflasi yang berada di bawah ekspektasi. Kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa sepanjang bulan November terjadi inflasi sebesar 0,14% secara bulanan (month-on-month), sementara inflasi secara tahunan (year-on-year) tercatat di level 3%.
Inflasi pada bulan November berada di bawah konsensus yang dihimpun oleh CNBC Indonesia. Median dari 12 ekonom yang ikut berpartisipasi dalam pembentukan konsensus memproyeksikan tingkat inflasi secara bulanan di level 0,2%, sementara inflasi secara tahunan diperkirakan berada di angka 3,065%.
Lantas, lagi-lagi inflasi Indonesia berada di bawah ekspektasi. Sebelumnya pada bulan Oktober, BPS mencatat bahwa terjadi inflasi sebesar 0,02% secara bulanan, sementara inflasi secara tahunan berada di level 3,13%.
Rendahnya inflasi di tanah air lantas memberi indikasi bahwa konsumsi masyarakat Indonesia sedang berada di bawah tekanan. Apalagi, data penjualan ritel yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia (BI) ikut mengonfirmasi lemahnya konsumsi masyarakat.
Dengan melihat bursa saham Asia yang sedang berguguran, kehadiran sentimen negatif dari dalam negeri, beserta dengan apresiasi IHSG yang tipis saja, patut diwaspadai bahwa IHSG akan menutup perdagangan hari ini di zona merah.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)
