
Mengenang Ciputra, Maestro Properti & Pria yang Bersahaja
CNBC Indonesia, CNBC Indonesia
28 November 2019 06:39

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar duka kembali menyelimuti dunia usaha Indonesia. Penguasaha yang juga tokoh senior properti, Dr (HC) Ir. Ciputra meninggal dunia di usia ke-88. Ciputra, Chairman dan Founder Ciputra Group di Singapore pada tanggal 27 November 2019 pukul 1:05 waktu Singapura atau 12.05 WIB.
"Kami keluarga besar Ciputra Group mengucapkan turut berduka yang mendalam dan mendoakan semoga Keluarga yg ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan menghadapi kedukaan ini," kata Tulus Santoso Brotosiswoyo Direktur Independen Ciputra Development kepada CNBC Indonesia, Rabu (27/11/2019).
Keluarga Ciputra menyampaikan meninggalnya karena sakit yang dideritanya. Namun pihak keluarga tidak memberikan penjelasan rinci terkait penyakit yang diderita Ciputra.
"Kami sangat kehilangan sosok ayah, kakek, dan pimpinan yang menjadi suri teladan bagi keluarga dan keluarga besar dari Grup Ciputra," kata Rina Ciputra Sastrawinata, putri pertama Ciputra melalui siaran pers yang diterima CNBC Indonesia di Jakarta, Rabu (27/11/2019).
Ciputra meninggal dalam usia 88 tahun, yang merupakan anak bungsu dari tujuh bersaudara, lahir di Parigi, 24 Agustus 1931 dari keluarga sederhana.
Rina mengisahkan, dalam usia 12 tahun, Ciputra sudah harus mandiri, setelah ayahnya ditangkap oleh tentara penjajah. Ciputra meninggalkan istri, 4 anak, 4 menantu, 10 cucu, 4 cucu menantu, dan 7 cicit.
Semasa hidupnya, lanjut Rina, Ciputra dikenal sebagai sosok pekerja keras, sederhana, dan sangat entrepreneurial. "Almarhum selalu menekankan kepada keluarganya untuk mengutamakan kejujuran dan integritas yang kemudian diterapkan dalam menjalankan bisnis Grup Ciputra, yakni berdasarkan tiga pilar filosofi yaitu Integritas, Profesionalisme dan Entrepreneurship," tambah Rina.
Ciputra juga punya cita-cita menciptakan lebih banyak entrepreneur di Indonesia, yakni generasi muda yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi dirinya sendiri dengan cara mengubah 'sampah dan rongsokan menjadi emas'.
Atas prestasinya, Ciputra mendapatkan penghargaan dari Presiden Republik Indonesia antara lain Tanda Kehormatan Satyalencana dalam bidang Pembangunan, Tanda Kehormatan Satyalencana Kebaktian Sosial, dan Tanda Kehormatan Satyalencana Pembangunan dalam Pengembangan KUD & Pengusaha Kecil.
Ada 80 penghargaan yang diterima Ciputra sepanjang hidupnya, dari berbagai institusi nasional dan internasional lainnya. "Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan dukungan sekaligus doa kepada beliau dan keluarga." demikian pesan penutup dari CEO Grup Ciputra, Candra Ciputra.
Bagaimana perjalanan hidup Ciputra yang dikenal sebagai tokoh properti nasional ini?
Tim Corporate Communication Ciputra Group menyampaikan cerita biografis singkat dari taipan kelahiran Sulawesi pada 24 Agustus 1931 ini.
Ciputra merupakan seorang pengusaha properti, tokoh entrepreneurship, dan filantropis yang lahir di Parigi, Sulawesi Tengah. Ciputra menjalani masa kecil yang tidak mudah karena harus kehilangan ayahnya yang ditangkap dan ditahan tentara penjajah.
Setelah kehilangan ayahnya, Ciputra menjadi tulang punggung keluarga. Sejak kecil, Ciputra sudah menunjukkan ketertarikannya terhadap dunia bisnis, arsitektur dan seni, yang tercermin dari intuisinya dalam merenovasi sebuah bangunan gudang.
"Pak Ciputra muda penuh semangat dan hasrat mengejar pendidikan jurusan arsitek sampai ke kota Bandung. Setelah lulus dari dari Institut Teknologi Bandung [ITB] tahun 1960, beliau resmi menyandang gelar insiyur. Sebuah gelar yang bergengsi dan profesi yang menjanjikan di masa itu," tulis tim Ciputra Group dalam siaran pers diterima CNBC Indonesia, Rabu ini (27/11).
Sepanjang kariernya bekerja, Ciputra dikenal sebagai seorang pelopor bidang usaha properti di Indonesia. Kemampuannya teruji sukses merintis dan membesarkan tiga grup korporasi yakni Grup Jaya, Grup Metropolitan, dan Grup Ciputra.
Awal mula karier
Bermula dari tahun 1960-an, dengan menggandeng Pemerintah DKI Jakarta, Ciputra membentuk PT Pembangunan Jaya. Proyek pertamanya adalah membangun sebuah pusat belanja modern pertama di Indonesia di atas lahan seluas 15 hektare, yang kemudian dikenal sebagai Proyek Pasar Senen, Jakarta Pusat.
Belum selesai membangun proyek Pasar Senen, Ciputra mulai menggagas pembangunan proyek monumental lainnya di bagian utara kota Jakarta di atas lahan rawa yang tidak produktif seluas 550 hektare, yaitu Taman Impian Jaya Ancol.
Dengan konsep dan gagasannya, Ancol berubah menjadi kawasan pariwisata terpadu bertema pantai, yang dilengkapi convention center, perhotelan, pasar seni, wisata belanja, water park, taman rekreasi keluarga dan wisata pantai.
Selanjutnya melalui Grup Jaya juga, Ciputra berkontribusi mengembangkan Kota Satelit Bintaro Jaya yang dimulai pada tahap awal di areal seluas 100 hektare. Kini, Bintaro Jaya telah berubah menjadi kota satelit dengan areal seluas 2.321 hektare yang di dalamnya berisi hunian, mal, hotel, pusat kuliner, dan pertokoan.
Merintis Grup Metropolitan
Selama 10 tahun kemudian di tahun 1970-an, Ciputra bersama teman-teman koleganya mendirikan Grup Metropolitan. Dia mengembangkan sederet karya monumental di bawah kendali Grup Metropolitan.
Bekerjasama dengan Grup Salim, dikembangkanlah kawasan Pondok Indah yang merupakan hunian prestisius elite seluas lebih 500 hektare di Selatan Kota Jakarta yang terdiri dari perumahan, mal, hotel, perkantoran, lapangan golf, apartemen, dan rumah sakit.
Kini Rumah Sakit Pondok Indah dan Mal Pondok Indah 1 & 2 merupakan beberapa fasilitas pendukung yang turut dibangun dalam kawasan Pondok Indah ini.
Setelah itu, Grup Metropolitan mengembangkan kompleks perkantoran modern World Trade Center (WTC) di pusat bisnis Kota Jakarta yang terdiri dari 5 tower dari rencana pengembangan 7 tower.
Selain itu, Ciputra juga terlibat mengembangkan kawasan hunian prestisius lainnya di bagian Barat Jakarta, yaitu Puri Indah lengkap dengan RSPI Puri Indah dan Mal Puri Indah Jakarta.
Menggabungkan kekuatan Grup Metropolitan, Grup Jaya, Grup Salim, dan Grup Sinarmas, Ciputra kemudian menggagas pembangunan kota mandiri pertama di Indonesia, yakni Bumi Serpong Damai.
Bumi Serpong Damai merupakan sebuah kawasan hunian terpadu di Tangerang Selatan dengan luas sekitar 6.000 hektare terdiri dari hunian, mal, hotel, universitas, perkantoran, kompleks pertokoan, dan lapangan golf. PT Bumi Serpong Damai Tbk kini tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham BSDE. Ekspansi usaha proyek properti Ciputra tak hanya ke daerah-daerah di Indonesia, tapi juga ekspansi ke beberapa kota di Asia Tenggara.
Di Indonesia, berdasarkan data di situs www.ciputra.com, proyek properti perusahaan Ciputra sudah hadir di 23 provinsi. Proyek pertama yang dikembangkan adalah Citra Garden City Jakarta (1981).
Selama tiga dekade terakhir, Ciputra Group telah berhasil mengembangkan lebih dari 70 proyek perumahan di lebih dari 40 kota di Indonesia dan masih memiliki banyak proyek dalam persiapan maupun negosiasi.
Proyek-proyek tersebut tersebar di provinsi:
Ciputra Group, didirikan Ciputra beserta keluarga pada tahun 1981. Kini Ciputra Group telah menjadi salah satu pengembang Indonesia yang paling terdiversifikasi dari segi produk, lokasi dan segmen pasar.
Grup usaha ini go public pada tahun 1994, dengan perusahaan induk PT Ciputra Development Tbk (CTRA), serta 2 anak perusahaan PT Ciputra Surya Tbk, dan PT Ciputra Property Tbk. Lalu dua anak usaha ini dimerger dan tinggal CTRA yang tercatat sebagai perusahaan publik. Ciputra tak hanya dikenal sebagai pengusaha kawakan dan maestro di bidangnya, tapi punya sisi pribadi yang bakal membekas bagi siapa saja yang berjumpa dengannya. Salah satu yang menonjol adalah kesederhanaan dalam berpenampilan.
Ciputra sering menggunakan beberapa jenis topi saat di acara-acara publik. Berbeda dengan topi yang berganti-ganti, Ciputra gemar menggunakan sepatu kets tua berwarna hitam yang sering dipakai jadi langganannya. Ciputra sering menggunakan sepatu kets hitam tersebut meski di acara-acara formal.
Ia mengaku alasan utamanya menggunakan sepatu kets karena menurutnya sepatu tersebut nyaman untuk dikenakan. Padahal sebagai seorang konglomerat di Indonesia, sangat tak sulit baginya untuk bergonti-ganti sepatu-sepatu kulit berharga mahal.
"Supaya enak, lebih enak dipakai jalan, enak di kaki," kata Ciputra singkat usai acara Temu Nasional Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (10/2/2010).
Sosok yang gemar berbicara kewirausahaan ini memang sering tampil terlihat sederhana. Pria kelahiran 24 Agustus 1931 itu memang sangat cuek. Meski memakai celana bahan hitamnya sudah terlihat sedikit sobek di ujung celana bagian bawahnya, ia sangat terlihat pede melenggang bersama sepatu kets-nya.
"Saya pakai sejak 5 tahun lalu, sebelumnya pakai sepatu biasa (sepatu kulit formal)," ujarnya.
Kini, Ciputra sudah pergi di usia 88 tahun. Ia meninggal di Singapura pada dini hari tadi, pada 27 November 2019 pukul 1:05 waktu Singapura. Jenazah Ir Ciputra, pendiri Ciputra Group dan tokoh senior properti Indonesia, akan disemayamkan di Ciputra Artpreneur lantai 11, Ciputra World 1, Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan, setelah tiba dari Singapura pada Rabu malam ini (27/11/2019).
"Jumat tanggal 29 November 2019 jenazah akan disemayamkan di Ciputra Artpreneur lantai 11. Kamis 5 Desember 2019, jenazah akan dikebumikan di pemakaman keluarga di Jonggol," kata salah satu sekretaris Ciputra, Hilda, dalam pesan singkat kepada CNBC Indonesia, Rabu sore (27/11/2019).
Informasi di sejumlah grup WhatsApp dari Sekretaris Perusahaan Grup Ciputra juga disebutkan, jenazah taipan properti itu akan disemayamkan di Artpreneur, Ciputra World, mulai Jumat 29 November 2019.
(hps/hps) Next Article Properti Ciputra, Menggurita di Seluruh RI hingga China
"Kami keluarga besar Ciputra Group mengucapkan turut berduka yang mendalam dan mendoakan semoga Keluarga yg ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan menghadapi kedukaan ini," kata Tulus Santoso Brotosiswoyo Direktur Independen Ciputra Development kepada CNBC Indonesia, Rabu (27/11/2019).
Keluarga Ciputra menyampaikan meninggalnya karena sakit yang dideritanya. Namun pihak keluarga tidak memberikan penjelasan rinci terkait penyakit yang diderita Ciputra.
Ciputra meninggal dalam usia 88 tahun, yang merupakan anak bungsu dari tujuh bersaudara, lahir di Parigi, 24 Agustus 1931 dari keluarga sederhana.
Rina mengisahkan, dalam usia 12 tahun, Ciputra sudah harus mandiri, setelah ayahnya ditangkap oleh tentara penjajah. Ciputra meninggalkan istri, 4 anak, 4 menantu, 10 cucu, 4 cucu menantu, dan 7 cicit.
Semasa hidupnya, lanjut Rina, Ciputra dikenal sebagai sosok pekerja keras, sederhana, dan sangat entrepreneurial. "Almarhum selalu menekankan kepada keluarganya untuk mengutamakan kejujuran dan integritas yang kemudian diterapkan dalam menjalankan bisnis Grup Ciputra, yakni berdasarkan tiga pilar filosofi yaitu Integritas, Profesionalisme dan Entrepreneurship," tambah Rina.
Ciputra juga punya cita-cita menciptakan lebih banyak entrepreneur di Indonesia, yakni generasi muda yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi dirinya sendiri dengan cara mengubah 'sampah dan rongsokan menjadi emas'.
Atas prestasinya, Ciputra mendapatkan penghargaan dari Presiden Republik Indonesia antara lain Tanda Kehormatan Satyalencana dalam bidang Pembangunan, Tanda Kehormatan Satyalencana Kebaktian Sosial, dan Tanda Kehormatan Satyalencana Pembangunan dalam Pengembangan KUD & Pengusaha Kecil.
Ada 80 penghargaan yang diterima Ciputra sepanjang hidupnya, dari berbagai institusi nasional dan internasional lainnya. "Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan dukungan sekaligus doa kepada beliau dan keluarga." demikian pesan penutup dari CEO Grup Ciputra, Candra Ciputra.
![]() |
Tim Corporate Communication Ciputra Group menyampaikan cerita biografis singkat dari taipan kelahiran Sulawesi pada 24 Agustus 1931 ini.
Ciputra merupakan seorang pengusaha properti, tokoh entrepreneurship, dan filantropis yang lahir di Parigi, Sulawesi Tengah. Ciputra menjalani masa kecil yang tidak mudah karena harus kehilangan ayahnya yang ditangkap dan ditahan tentara penjajah.
Setelah kehilangan ayahnya, Ciputra menjadi tulang punggung keluarga. Sejak kecil, Ciputra sudah menunjukkan ketertarikannya terhadap dunia bisnis, arsitektur dan seni, yang tercermin dari intuisinya dalam merenovasi sebuah bangunan gudang.
"Pak Ciputra muda penuh semangat dan hasrat mengejar pendidikan jurusan arsitek sampai ke kota Bandung. Setelah lulus dari dari Institut Teknologi Bandung [ITB] tahun 1960, beliau resmi menyandang gelar insiyur. Sebuah gelar yang bergengsi dan profesi yang menjanjikan di masa itu," tulis tim Ciputra Group dalam siaran pers diterima CNBC Indonesia, Rabu ini (27/11).
Sepanjang kariernya bekerja, Ciputra dikenal sebagai seorang pelopor bidang usaha properti di Indonesia. Kemampuannya teruji sukses merintis dan membesarkan tiga grup korporasi yakni Grup Jaya, Grup Metropolitan, dan Grup Ciputra.
Awal mula karier
Bermula dari tahun 1960-an, dengan menggandeng Pemerintah DKI Jakarta, Ciputra membentuk PT Pembangunan Jaya. Proyek pertamanya adalah membangun sebuah pusat belanja modern pertama di Indonesia di atas lahan seluas 15 hektare, yang kemudian dikenal sebagai Proyek Pasar Senen, Jakarta Pusat.
Belum selesai membangun proyek Pasar Senen, Ciputra mulai menggagas pembangunan proyek monumental lainnya di bagian utara kota Jakarta di atas lahan rawa yang tidak produktif seluas 550 hektare, yaitu Taman Impian Jaya Ancol.
Dengan konsep dan gagasannya, Ancol berubah menjadi kawasan pariwisata terpadu bertema pantai, yang dilengkapi convention center, perhotelan, pasar seni, wisata belanja, water park, taman rekreasi keluarga dan wisata pantai.
Selanjutnya melalui Grup Jaya juga, Ciputra berkontribusi mengembangkan Kota Satelit Bintaro Jaya yang dimulai pada tahap awal di areal seluas 100 hektare. Kini, Bintaro Jaya telah berubah menjadi kota satelit dengan areal seluas 2.321 hektare yang di dalamnya berisi hunian, mal, hotel, pusat kuliner, dan pertokoan.
Merintis Grup Metropolitan
Selama 10 tahun kemudian di tahun 1970-an, Ciputra bersama teman-teman koleganya mendirikan Grup Metropolitan. Dia mengembangkan sederet karya monumental di bawah kendali Grup Metropolitan.
Bekerjasama dengan Grup Salim, dikembangkanlah kawasan Pondok Indah yang merupakan hunian prestisius elite seluas lebih 500 hektare di Selatan Kota Jakarta yang terdiri dari perumahan, mal, hotel, perkantoran, lapangan golf, apartemen, dan rumah sakit.
Kini Rumah Sakit Pondok Indah dan Mal Pondok Indah 1 & 2 merupakan beberapa fasilitas pendukung yang turut dibangun dalam kawasan Pondok Indah ini.
Setelah itu, Grup Metropolitan mengembangkan kompleks perkantoran modern World Trade Center (WTC) di pusat bisnis Kota Jakarta yang terdiri dari 5 tower dari rencana pengembangan 7 tower.
Kolaborasi Ciputra & Sinarmas Menjadi BSD
[Gambas:Video CNBC]
Selain itu, Ciputra juga terlibat mengembangkan kawasan hunian prestisius lainnya di bagian Barat Jakarta, yaitu Puri Indah lengkap dengan RSPI Puri Indah dan Mal Puri Indah Jakarta.
Menggabungkan kekuatan Grup Metropolitan, Grup Jaya, Grup Salim, dan Grup Sinarmas, Ciputra kemudian menggagas pembangunan kota mandiri pertama di Indonesia, yakni Bumi Serpong Damai.
Bumi Serpong Damai merupakan sebuah kawasan hunian terpadu di Tangerang Selatan dengan luas sekitar 6.000 hektare terdiri dari hunian, mal, hotel, universitas, perkantoran, kompleks pertokoan, dan lapangan golf. PT Bumi Serpong Damai Tbk kini tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham BSDE. Ekspansi usaha proyek properti Ciputra tak hanya ke daerah-daerah di Indonesia, tapi juga ekspansi ke beberapa kota di Asia Tenggara.
Di Indonesia, berdasarkan data di situs www.ciputra.com, proyek properti perusahaan Ciputra sudah hadir di 23 provinsi. Proyek pertama yang dikembangkan adalah Citra Garden City Jakarta (1981).
Selama tiga dekade terakhir, Ciputra Group telah berhasil mengembangkan lebih dari 70 proyek perumahan di lebih dari 40 kota di Indonesia dan masih memiliki banyak proyek dalam persiapan maupun negosiasi.
Proyek-proyek tersebut tersebar di provinsi:
- Jawa Barat
- DKI Jakarta
- Banten
- Jawa Tengah
- DI Yogyakarta
- Jawa Timur
- Bali
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Timur
- Kalimantan Selatan
- Sulawesi Selatan
- Sulawesi Tenggara
- Sulawesi Tengah
- Sulawesi Utara
- Kepulauan Riau
- Jambi
- Bengkulu
- Lampung
- Sumatera Utara
- Sumatera Selatan
- Riau
- Maluku
- Papua
Ciputra Group, didirikan Ciputra beserta keluarga pada tahun 1981. Kini Ciputra Group telah menjadi salah satu pengembang Indonesia yang paling terdiversifikasi dari segi produk, lokasi dan segmen pasar.
Grup usaha ini go public pada tahun 1994, dengan perusahaan induk PT Ciputra Development Tbk (CTRA), serta 2 anak perusahaan PT Ciputra Surya Tbk, dan PT Ciputra Property Tbk. Lalu dua anak usaha ini dimerger dan tinggal CTRA yang tercatat sebagai perusahaan publik. Ciputra tak hanya dikenal sebagai pengusaha kawakan dan maestro di bidangnya, tapi punya sisi pribadi yang bakal membekas bagi siapa saja yang berjumpa dengannya. Salah satu yang menonjol adalah kesederhanaan dalam berpenampilan.
Ciputra sering menggunakan beberapa jenis topi saat di acara-acara publik. Berbeda dengan topi yang berganti-ganti, Ciputra gemar menggunakan sepatu kets tua berwarna hitam yang sering dipakai jadi langganannya. Ciputra sering menggunakan sepatu kets hitam tersebut meski di acara-acara formal.
Ia mengaku alasan utamanya menggunakan sepatu kets karena menurutnya sepatu tersebut nyaman untuk dikenakan. Padahal sebagai seorang konglomerat di Indonesia, sangat tak sulit baginya untuk bergonti-ganti sepatu-sepatu kulit berharga mahal.
"Supaya enak, lebih enak dipakai jalan, enak di kaki," kata Ciputra singkat usai acara Temu Nasional Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (10/2/2010).
Sosok yang gemar berbicara kewirausahaan ini memang sering tampil terlihat sederhana. Pria kelahiran 24 Agustus 1931 itu memang sangat cuek. Meski memakai celana bahan hitamnya sudah terlihat sedikit sobek di ujung celana bagian bawahnya, ia sangat terlihat pede melenggang bersama sepatu kets-nya.
"Saya pakai sejak 5 tahun lalu, sebelumnya pakai sepatu biasa (sepatu kulit formal)," ujarnya.
Kini, Ciputra sudah pergi di usia 88 tahun. Ia meninggal di Singapura pada dini hari tadi, pada 27 November 2019 pukul 1:05 waktu Singapura. Jenazah Ir Ciputra, pendiri Ciputra Group dan tokoh senior properti Indonesia, akan disemayamkan di Ciputra Artpreneur lantai 11, Ciputra World 1, Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan, setelah tiba dari Singapura pada Rabu malam ini (27/11/2019).
"Jumat tanggal 29 November 2019 jenazah akan disemayamkan di Ciputra Artpreneur lantai 11. Kamis 5 Desember 2019, jenazah akan dikebumikan di pemakaman keluarga di Jonggol," kata salah satu sekretaris Ciputra, Hilda, dalam pesan singkat kepada CNBC Indonesia, Rabu sore (27/11/2019).
Informasi di sejumlah grup WhatsApp dari Sekretaris Perusahaan Grup Ciputra juga disebutkan, jenazah taipan properti itu akan disemayamkan di Artpreneur, Ciputra World, mulai Jumat 29 November 2019.
(hps/hps) Next Article Properti Ciputra, Menggurita di Seluruh RI hingga China
Most Popular