
Waduh! Harga CPO Anjlok Lebih dari 2%, Ada Apa?
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
26 November 2019 11:42

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas minyak sawit mentah/crude palm oil (CPO) mengalami koreksi pada perdagangan hari ini, Selasa (26/11/2019). Koreksi yang terjadi dipicu oleh lebih murahnya harga minyak nabati lainnya.
Harga CPO menyentuh level RM 2.668/ton atau ambles 2,37% dibanding harga penutupan perdagangan kemarin.
Harga CPO terkoreksi mengikuti harga komoditas minyak nabati lainnya di bursa Dalian. Minyak sawit kontrak Dalian pengiriman Januari 2020 mengalami koreksi yang tajam hingga 3,98%. Sementara itu harga minyak kedelai Dalian juga mengalami koreksi tajam 2,79%.
"Harga kontrak futures minyak sawit Dalian anjlok karena impor minyak sawit China pada Oktober lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya. Impor dalam jumlah yang besar diperkirakan masih akan terjadi di bulan November dan Desember" terang Anilkumar, kepala riset Suvin Group seperti yang diberitakan Reuters.
Harga minyak nabati di bursa Dalian Commodities Exchange yang anjlok lebih dalam membuat harganya menjadi lebih murah dan berpotensi lebih diminati.
Namun harga CPO masih berada rentang harga tertingginya tahun ini. Harga CPO melesat tajam setelah muncul kekhawatiran akan terjadi penurunan output di Indonesia dan Malaysia di tengah permintaan CPO yang tinggi.
Output minyak sawit Indonesia dan Malaysia diperkirakan turun di tahun 2020 akibat kekeringan yang melanda kawasan Asia Tenggara menyebabkan penurunan produktivitas.
Padahal permintaan CPO domestik di kedua negara diprediksi naik karena adanya program mandat biodiesel B20 di Malaysia dan B30 di Indonesia.
Selain sentimen di atas, kinerja ekspor minyak sawit Malaysia yang turun juga ikut memberatkan pergerakan harga CPO.
Data survei Intertek Testing Services menunjukkan ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk periode 1-25 November turun menjadi 1,19 juta ton dari 1,21 juta ton pada periode yang sama bulan lalu.
Penurunan ekspor produk minyak sawit Malaysia dipicu oleh turunnya ekspor beberapa jenis produk seperti RBD palm oil, Crude Palm Kernel Oil dan Palm Fatty Acid Distillate.
Ekspor produk minyak sawit Malaysia ke Eropa dan India pada periode 1-25 November turun masing-masing 25% dan 14%.
Sementara itu ekspor produk minyak sawit ke China justru naik 35,9%. Namun secara keseluruhan ekspor turun 2,1%. Hal ini menjadi sentimen pemberat harga CPO yang sudah naik tinggi.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(twg/twg) Next Article Harga CPO Anjlok, tapi Masih Bisa Naik Kok!
Harga CPO menyentuh level RM 2.668/ton atau ambles 2,37% dibanding harga penutupan perdagangan kemarin.
"Harga kontrak futures minyak sawit Dalian anjlok karena impor minyak sawit China pada Oktober lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya. Impor dalam jumlah yang besar diperkirakan masih akan terjadi di bulan November dan Desember" terang Anilkumar, kepala riset Suvin Group seperti yang diberitakan Reuters.
Harga minyak nabati di bursa Dalian Commodities Exchange yang anjlok lebih dalam membuat harganya menjadi lebih murah dan berpotensi lebih diminati.
Namun harga CPO masih berada rentang harga tertingginya tahun ini. Harga CPO melesat tajam setelah muncul kekhawatiran akan terjadi penurunan output di Indonesia dan Malaysia di tengah permintaan CPO yang tinggi.
Output minyak sawit Indonesia dan Malaysia diperkirakan turun di tahun 2020 akibat kekeringan yang melanda kawasan Asia Tenggara menyebabkan penurunan produktivitas.
Padahal permintaan CPO domestik di kedua negara diprediksi naik karena adanya program mandat biodiesel B20 di Malaysia dan B30 di Indonesia.
Selain sentimen di atas, kinerja ekspor minyak sawit Malaysia yang turun juga ikut memberatkan pergerakan harga CPO.
Data survei Intertek Testing Services menunjukkan ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk periode 1-25 November turun menjadi 1,19 juta ton dari 1,21 juta ton pada periode yang sama bulan lalu.
Penurunan ekspor produk minyak sawit Malaysia dipicu oleh turunnya ekspor beberapa jenis produk seperti RBD palm oil, Crude Palm Kernel Oil dan Palm Fatty Acid Distillate.
Ekspor produk minyak sawit Malaysia ke Eropa dan India pada periode 1-25 November turun masing-masing 25% dan 14%.
Sementara itu ekspor produk minyak sawit ke China justru naik 35,9%. Namun secara keseluruhan ekspor turun 2,1%. Hal ini menjadi sentimen pemberat harga CPO yang sudah naik tinggi.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(twg/twg) Next Article Harga CPO Anjlok, tapi Masih Bisa Naik Kok!
Most Popular