
Mirip Badminton, Pesimisme Ada di Mana-mana
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
25 November 2019 14:23

Apa yang terjadi di Jepang dan AS adalah gambaran dari masalah yang melanda perekonomian global. Perlambatan ekonomi, bahkan ancaman resesi, menjadi risiko yang membayangi berbagai negara.
"Berlanjutnya ketegangan hubungan dagang AS-Tiongkok telah berdampak pada ekonomi dunia 2019 yang terus melambat. Pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan turun dari 3,6% pada 2018 menjadi hanya 3,0% pada 2019," demikian sebut keterangan tertulis Bank Indonesia.
Dana Moneter Internasional (IMF) sampai beberapa kali merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global. Pada Januari, proyeksi IMF terhadap pertumbuhan ekonomi 2019 masih di angka 3,5%. Kemudian pada April, angkanya turun menjadi 3,3% dan proyeksi terbaru yaitu Oktober turun lagi ke 3%.
Menurut IMF setidaknya ada tiga penyebab utama perlambatan ekonomi dunia. Pertama adalah penurunan produksi dan penjualan, salah satunya terlihat dari penjualan kendaraan bermotor yang turun 3% tahun lalu.
Kedua adalah lemahnya kepercayaan diri pelaku usaha akibat friksi AS-China, terutama di bidang perdagangan dan teknologi. "Seiring dengan pemberlakuan berbagai bea masuk, biaya produksi meningkat. Perang dagang juga membuat situasi menjadi tidak pasti sehingga dunia usaha ragu untuk melakukan ekspansi dengan pembelian mesin dan peralatan," demikian sebut laporan IMF.
Faktor ketiga adalah perlambatan permintaan di China. Setelah mengalami pertumbuhan ekonomi yang tinggi, China terus melakukan penyesuaian untuk menurunkan tingkat utang sehingga perekonomian lebih sehat.
(aji/aji)
"Berlanjutnya ketegangan hubungan dagang AS-Tiongkok telah berdampak pada ekonomi dunia 2019 yang terus melambat. Pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan turun dari 3,6% pada 2018 menjadi hanya 3,0% pada 2019," demikian sebut keterangan tertulis Bank Indonesia.
Dana Moneter Internasional (IMF) sampai beberapa kali merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global. Pada Januari, proyeksi IMF terhadap pertumbuhan ekonomi 2019 masih di angka 3,5%. Kemudian pada April, angkanya turun menjadi 3,3% dan proyeksi terbaru yaitu Oktober turun lagi ke 3%.
Menurut IMF setidaknya ada tiga penyebab utama perlambatan ekonomi dunia. Pertama adalah penurunan produksi dan penjualan, salah satunya terlihat dari penjualan kendaraan bermotor yang turun 3% tahun lalu.
Kedua adalah lemahnya kepercayaan diri pelaku usaha akibat friksi AS-China, terutama di bidang perdagangan dan teknologi. "Seiring dengan pemberlakuan berbagai bea masuk, biaya produksi meningkat. Perang dagang juga membuat situasi menjadi tidak pasti sehingga dunia usaha ragu untuk melakukan ekspansi dengan pembelian mesin dan peralatan," demikian sebut laporan IMF.
Faktor ketiga adalah perlambatan permintaan di China. Setelah mengalami pertumbuhan ekonomi yang tinggi, China terus melakukan penyesuaian untuk menurunkan tingkat utang sehingga perekonomian lebih sehat.
(aji/aji)
Next Page
AS-China Harus Damai!
Pages
Most Popular