Internasional

Kata Trump, Ujar Xi Jinping & Ending Perang Dagang AS-China

Sefti Oktarianisa, CNBC Indonesia
25 November 2019 07:09
Kata Trump, Ujar Xi Jinping & Ending Perang Dagang AS-China
Foto: Infografis/Perang Dagang AS-China/Edward Ricardo
Jakarta, CNBC Indonesia - Perang dagang Amerika Serikat dan China belum juga secara "resmi" berakhir. Walau di Oktober lalu mengaku sudah setuju akan berdamai, tapi toh pembicaraan masih alot dan tetap mengarah ke ketidakpastian.

Perang statemen-pun terus mengemuka di media dari kedua belah pihak. Sejumlah hal politis pun mempengaruhi kedua negara, seperti Hong Kong hingga masalah Laut China Selatan.


Lalu sejauh mana perkembangan isu perang dagang ini di akhir pekan kemarin. Berikut komentar kedua pemimpin negara di akhir pekan kemarin:

[Gambas:Video CNBC]



Persoalan Hong Kong menjadi batu sandungan pembicaraan dagang yang terjadi antara Amerika Serikat (AS) dan China. Meski demikian, Presiden AS Donald Trump sepertinya lebih mementingkan deal dagang dibanding isu kemanusiaan di bekas koloni Inggris itu.

Sebagaimana dikutip dari CNBC International, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dikabarkan menolak berkomitmen untuk menandatangani UU untuk mendukung aktivis pro demokrasi Hong Kong. Meski mengaku tetap peduli dengan Hong Kong, ia mengatakan dirinya sudah dekat dengan kesepakatan dengan China.

"Saya berdiri dengan Hong Kong, tapi saya juga berdiri untuk Presiden Xi" katanya dalam sebuah wawancara dengan televisi Fox, sebagaimana dikutip CNBC International akhir pekan kemarin.

"Dia teman saya. Dia orang yang sangat hebat."

"Saya mendukung semua hal yang ingin kami lakukan (Senat dan DPR). Tapi kami juga sedang dalam proses membuat kesepakatan terbesar dalam sejarah (dengan China)."

Hal senada juga dikatakan pejabat keamanan senior AS Robert O'Brien. "Saya tidak punya informasi terkait penandatanganan," katanya dikutip dari Politico.

Meski demikian, ia menilai apa yang terjadi di Hong Kong adalah hal buruk. AS pun akan mengawasi China pada apapun yang terjadi di kawasan itu.

Sebelumnya, DPR AS mengesahkan UU tersebut pada hari Rabu. UU ini akan memperbolehkan perwakilan AS akan melakukan tinjauan tahunan terhadap otonomi Hong Kong.

Tinjauan ini akan menjadi syarat bagi kawasan itu jika ingin melakukan aktivitas perdagangan dengan AS. UU ini juga memungkinkan AS menjatuhkan sanksi terhadap pejabat yang bertanggung jawab atas pelanggaran HAM di Hong Kong.


Presiden China Xi Jinping akhirnya buka suara soal perang dagang dengan Amerika Serikat (AS). Ia berkata dirinya sebenarnya ingin menghindar dari perang dagang.

Tapi, dirinya tidak akan takut untuk melawan jika dibutuhkan. Hal ini diungkapkan AFP, mengutip Xi yang berbicara dalam sebuah forum di Beijing China.

"Kita ingin bekerja dalam pembicaraan perdamaian fase pertama (ini) dengan dasar saling menghormati dan persamaan," katanya.

"Namun ketika dibutuhkan kita akan melawan balik meski kita tengah bekerja secara aktiv untuk menghindari perang dagang."

"Kita tidak memulai perang dagang ini dan ini bukan-lah hal yang kita inginkan."

Akhir pembicaraan perang damai antara AS dan China masih menjadi pertanyaan. Setelah dipenuhi optimisme, pekan ini situasi kelam menghantui akhir cerita pertikaian kedua penguasa ekonomi dunia ini.

Perjanjian damai alot. Pasalnya sejumlah hal masih menjadi kerikil diantara kedua negara.

Mulai dari keinginan China yang meminta AS menghilangkan semua tarif dagang hingga soal tudingan spionase melalui teknologi dan pembelian produk pertanian AS. Belum lagi, ancaman terbuka Trump tentang kenaikan tarif jika China tak setuju dengan kemauan AS.

Sementara itu, berbicara di KTT G-20 Sabtu kemarin, pejabat China menyerang AS sebagai sumber ketidakpastian global.

"Amerika Serikat terlibat secara luas dalam unilateralisme dan proteksionisme, dan merusak multilateralisme dan sistem perdagangan multilateral. Itu telah menjadi faktor destabilisasi terbesar di dunia," kata Menteri Luar Negeri China Wang Yi sebagaimana dikutip dari CNBC International.

AS, ujarnya, dengan tujuan politik sudah melakukan intimidasi. Negara paman sam itu ditunding menekan bisnis-bisnis China yang sah dan tanpa dasar mengajukan tuntutan terhadap mereka yang tidak sejalan.

"Sejumlah politisi AS tertentu telah mencoreng China di mana-mana di dunia tanpa adanya bukti," tegasnya.
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular