Unilever Siap-Siap Stock Split Awal 2020

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
23 November 2019 17:49
Unilever bersiap memecah harga saham
Foto: unilever.co.id
Jakarta, CNBC Indonesia - Mulai Januari 2020 pemecahan nilai saham (stock split) PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) resmi berlaku. Pemecahan nilai dengan rasio 5:1 ini akan membuat harga saham perusahaan lebih terjangkau oleh investor publik, dan telah disetujui melalui RUPSLBĀ perseroan.

"Kami optimistis dengan adanya stock split, harga saham UNVR akan terjangkau oleh investor ritel kebanyakan," kata Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan Unilever Sancoyo Antarikso, Rabu (20/11/2019).

Adanya stock split UNVR diharapkan bisa mendukung pertumbuhan Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan adanya peningkatan likuiditas perdagangan saham UNVR. Dalam stock split ini, akan dilakukan perubahan nilai nominal saham perusahaan dari semula berharga Rp 10 selanjutnya menjadi Rp 2/saham atau rasio 5:1. Hingga penutupan perdagangan kemarin, harga saham Unilever berada pada level Rp 42.150/saham.



Jika stock split dilakukan maka harga saham Unilever bisa berada pada kisaran Rp 8.510/unit. Harga tersebut relatif terjangkau bagi investor ritel kebanyakan. Jika membeli dengan harga stock split maka membeli satu lot saham Unilever hanya Rp 850.100/lot

Pasalnya, dari 45 saham yang paling likuid di Bursa Efek Indonesia atau yang masuk dalam indeks LQ45, rata-rata harga sahamnya masih di bawah Rp 10.000.

"Ini sebagai salah satu upaya kami untuk meningkatkan likuiditas saham perseroan kami dan juga untuk membuat harganya itu semakin terjangkau untuk investor ritel," tambah Sancoyo.

Sancoyo menjelaskan, pemegang saham yang menyetujui rencana ini sebanyak dua pertiga dari pemegang saham yang hadir atau sudah mencapai kuorum. Harga saham baru akan berlaku awal tahun depan dan saat ini sedang dalam proses perubahan anggaran dasar perseroan di Kementerian Hukum dan HAM dan proses di BEI.

"Dengan usulan perubahan nilai nominal tadi, satu lot tidak sampai satu juta, jadi mudah-mudahan akan lebih likuid lagi. Sekarang kan satu lot hampir Rp 4 juta sampai Rp 5 juta," katanya.

Sancoyo optimistis perseroan masih bisa tetap tumbuh dengan tetap mempertahankan relevansi produk-produk Unilever di pasar, meski dalam kondisi ekonomi yang berat.

"Buat kami di FMCG (fast moving consumer goods) tentu saja bisa mempertahankan relevansi produk kami untuk konsumer kami, jangan sampai mereka keluar," katanya.

Sancoyo dalam RUPSLB juga menyetujui pengangkatan dua direksi perseroan yakni Rizky Raksanugraha dan Arif Hudaya. Rizky sebelumnya adalah direktur operasional Danone Indonesia. Rizky memiliki pengalaman lebih dari 27 tahun di bidang supply chain (rantai pasok) baik itu di Indonesia dan sejumlah negara lain seperti Thailand, dan beberapa negara Timur Tengah, Eropa, dan juga China.

Sementara Arif Hudaya telah bergabung di Unilever selama 23 tahun, dan memegang beberapa jabatan di Unilever Indonesia, Unilever Plc London, Unilever Asia Private Ltd Singapore, Unilever Malaysia Holding Bhd, yang mencakup regional termasuk Singapura, Kamboja, Laos dan Myanmar. Terakhir, Arif menjabat sebagai Chief Finance Officer Unilever Philippines.

"Rizkyy dan Aris keduanya merupakan dua talenta yang sangat mumpuni dalam bidangnya," kata Sancoyo.
(hoi/hoi) Next Article Mau Stock Split, Harga UNVR Nyungsep tapi Diborong Asing

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular