
Lelah dengan Berita AS-China yang Tak Jelas, Emas Pun Melemah
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
21 November 2019 21:31

Kabar memanasnya hubungan AS-China pada Rabu kemarin seharusnya membuat emas bisa menguat, tetapi nyatanya malah melempem. Selain menanti kejelasan kapan kesepakatan dagang AS-China, emas juga tertekan rilis notula rapat kebijakan moneter Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed).
Berdasarkan notula rapat kebijakan moneter yang dirilis dini hari tadi, keputusan memangkas suku bunga 25 basis poin (bps) menjadi 1,5-1,75% tidak mendapat dukungan penuh dari anggota voting Federal Open Market Committee (FOMC). Sebanyak dua dari sepuluh anggota memilih suku bunga dipertahankan, sisanya memilih suku bunga di pangkas.
Selain itu, The Fed juga terlihat lebih optimis menatap ekonomi AS dibandingkan beberapa pekan sebelumnya, sehingga tidak akan terburu-buru dalam merubah sikap menghentikan periode pemangkasan suku bunga.
The Fed di tahun ini sudah memangkas suku bunga sebanyak tiga kali, yang menjadi salah satu penyebab harga emas bisa melesat naik hingga ke level tertinggi lebih dari enam tahun US$ 1.557/troy ons di awal September lalu.
Ketika The Fed berhenti untuk memangkas suku bunga, maka emas kehilangan satu pijakan untuk terus melangkah maju, kini tinggal menanti perkembangan nasib kesepakatan dagang AS-China.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
Berdasarkan notula rapat kebijakan moneter yang dirilis dini hari tadi, keputusan memangkas suku bunga 25 basis poin (bps) menjadi 1,5-1,75% tidak mendapat dukungan penuh dari anggota voting Federal Open Market Committee (FOMC). Sebanyak dua dari sepuluh anggota memilih suku bunga dipertahankan, sisanya memilih suku bunga di pangkas.
The Fed di tahun ini sudah memangkas suku bunga sebanyak tiga kali, yang menjadi salah satu penyebab harga emas bisa melesat naik hingga ke level tertinggi lebih dari enam tahun US$ 1.557/troy ons di awal September lalu.
Ketika The Fed berhenti untuk memangkas suku bunga, maka emas kehilangan satu pijakan untuk terus melangkah maju, kini tinggal menanti perkembangan nasib kesepakatan dagang AS-China.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular