Ada Great Sale Belasan Saham LQ45, Pilih yang Menarik Yuk

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
20 November 2019 12:37
Tercatat ada dua saham yang anjlok hingga lebih dari 40%, yaitu PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks saham yang berisi saham-saham paling liquid dan fundamental baik di Bursa Efek Indonesia, yakni indeks LQ45, sejak awal tahun hingga penutupan perdagangan kemarin (20/11/2019) hanya mampu naik tipis 0,32%.

Dari 45 saham yang masuk daftar indeks ini, 24 mencatatkan penurunan harga. Tercatat ada dua saham yang anjlok hingga lebih dari 40%, yaitu PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Setelah harga turun signifikan apakah ini berarti saham-saham tersebut sudah tidak layak dikoleksi? Jawabannya adalah belum tentu. Bahkan ini mungkin saat yang tepat untuk memburu saham-saham tersebut, karena terdiskon cukup banyak.

Pasalnya, penurunan harga yang signifikan juga banyak disebabkan oleh sentimen negatif dari pasar domestik dan global, meskipun sejatinya kinerja keuangan terbilang cukup baik.

Salah satu metode yang umum digunakan analis dan investor untuk melihat apakah harga saham suatu emiten relatif murah atau mahal adalah dengan menggunakan price to earning ratio (PER) dan price to book value ratio (PBV).

PER dihitung dengan membagi harga saham saat ini dengan keuntungan tahunan per unit saham. Sedangkan PBV merupakan rasio yang membandingkan nilai pasar saham terhadap nilai buku per lembar saham.

Saham dikatakan relatif mahal (overvalued) ketika PER/PBV-nya lebih besar dibanding PER/PBV Industri. Sebaliknya emiten disebut relatif murah (undervalued) ketika nilai PER/PBV-nya lebih rendah dibanding PER/PBV industri. Perlu diingat, jika perusahaan mencatatkan kerugian, maka PER tidak dapat dihitung.

Kemudian, untuk saham keuangan PBV lebih cocok digunakan mengingat mayoritas aset-aset perbankan adalah dalam bentuk kas, surat berharga, dan tagihan.

Sudah Diskon Banyak, Saatnya Berburu Saham LQ45Foto: Dwi Ayuningtyas


Berdasarkan tabel di atas, saham golongan indeks LQ45 yang terdiskon cukup dalam tapi layak dikoleksi karena harga sahamnya undervalued di antaranya PTBA, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), dan PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL).

Selain itu, saham yang sudah mencatatkan cuan cukup tinggi tapi harga sahamnya juga relatif murah dibandingkan peer di industrinya termasuk PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE).

Proyeksi Kinerja Emiten Baru Di Indeks LQ45
[Gambas:Video CNBC]

Lebih lanjut, sebaliknya, emiten yang harga sahamnya tergerus signifikan dan bahkan dengan level tersebut terbilang relatif mahal, yakni PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA).

Lalu, kenaikan harga yang cukup signifikan sepanjang tahun ini tampaknya membuat harga saham PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPS) dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) menjadi overvalued.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Perhatian! Ini 3 Anggota Baru Indeks LQ-45, Siapa Terdepak?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular