5 Saham LQ45 Beri Cuan di Atas 20%, Mari Simak Kinerjanya

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
04 November 2019 11:11
5 Saham LQ45 Beri Cuan di Atas 20%, Mari Simak Kinerjanya
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Sejak awal tahun hingga hari ini (4/11/2019) indeks LQ45 yang berisi jajaran saham paling likuid di Bursa Efek Indonesia (BEI) tidak mampu membukukan imbal hasil positif, dan justru mencatatkan koreksi tipis 0,27%.

Akan tetapi bukan berarti beberapa emiten yang tergabung dalam indeks tersebut tidak mampu menorehkan imbal hasil fantastis. Dari 20 emiten yang harga sahamnya berhasil membukukan imbal hasil positif, ada yang mampu cuan hingga lebih dari dua kali lipat sepanjang tahun berjalan.

Berikut Tim Riset CNBC Indonesia mencoba merangkum kinerja emiten LQ45 yang sudah merilis laporan keuangan 9 bulan pertama tahun 2019 dengan imbal hasil tertinggi.



Dari tabel di atas, PT Bank Pensiunan Nasional Syaria Tbk (BTPS) menduduki posisi jawara dengan perolehan cuan tertinggi mencapai 110,58%. Selain itu, perusahaan juga unggul dari sisi pertumbuhan pendapatan paling pesat mencapai 26,65% secara tahunan menjadi Rp 2,84 triliun di akhir September 2019 dari sebelumnya Rp 2,24 triliun di akhir September tahun lalu.

Lebih lanjut, dari ke-5 emiten tersebut yang berhasil mencatatkan pendapatan dan laba tertinggi adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), meskipun harga sahamnya hanya mampu menguat 22,21% sepanjang tahun ini.

Total pendapatan BBCA tumbuh 14,56% YoY (year-on-year) menjadi Rp 47,75 triliun dari sebelumnya Rp 41,68 triliun. Kemudian pada periode Januari-September 2019 total keuntungan yang dikantongi perusahaan sebesar Rp 20,92 triliun, naik 13,04% dari periode yang sama tahun lalu senilai Rp 18,51 triliun.

Sementara itu, emiten telekomunikasi PT XL Axiata Tbk (EXCL) juga berhasil memperlihatkan kinerja yang impresif. Pasalnya, harga saham perusahaan tidak hanya menguat 77,78%, tapi dalam 9 bulan pertama tahun ini EXCL berhasil menorehkan laba Rp 498,41 miliar dari sebelumnya merugi senilai Rp 144,81 miliar di tahun 2018.

Hanya PT Jasa Marga Tbk (JSMR) yang pada periode Januari-September tahun ini membukukan pertumbuhan negatif pada pos pendapatan dan laba bersih perusahaan. Total pendapatan JSMR turu 22,76% YoY menjadi Rp 21,15 triliun. Sedangkan laba bersih perusahaan terkoreksi 15,8% YoY ke level Rp 1,5 triliun.

Di lain pihak, kelima emiten di atas boleh saja menorehkan kenaikan saham paling tinggi dibandingkan dengan rekan sejawatnya di indeks LQ45. Namun, bagaimana dengan imbal hasil dari sisi fundamental perusahaan?
Rasio yang umumnya digunakan untuk menganalisa tingkat imbal hasil perusahaan dari sisi fundamental meliputi marjin bersih (net profit margin/NPM), rasio laba terhadap total aset (return on asset/ROA), dan rasio laba terhadap modal (return on equity/ROE).

ROA dan ROE mengindikasi kemampuan perusahaan memanfaatkan aset dan modal (ekuitas) untuk menghasilkan laba. Semakin tinggi nilainnya, semakin besar imbal hasil yang didapat perusahaan. Rule of thumb nilai ROA yang baik umumya di atas 5%, sedangkan untuk ROE yakni di atas 10%.



Merujuk tabel di atas, mayoritas kelima emiten tersebut menorehkan tingkat imbal hasil yang cukup impresif, di mana 3 dari 5 membukukan nilai NPM dua digit dengan BBCA menorehkan nilai NPM tertinggi mencapai 43,81%.

Lalu, mayoritas ROE perusahaan juga di atas 10% dengan BTPS mencatatkan nilai terbesar mencapai 19,71%, diikuti oleh MNCN senilai 15,07%.

Namun, jika dilihat perolehan ROA, tampaknya mayoritas perusahaan belum mampu memaksimalkan penggunaan asetnya. Pasalnya, hanya dua emiten, yakni MNCN dan BTPS, yang dapat membukukan perolehan ROA di atas 5%.

Sementara itu, EXCL menduduki posisi paling bontot dari keseluruhan aspek karena membukukan nilai NPM, ROA, dan ROE paling kecil dibandingkan yang lain.

TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular