
Wow! Jepang Mau Terbitkan Obligasi Tenor Setengah Abad
Wangi Sinintia Mangkuto, CNBC Indonesia
20 November 2019 10:44

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Jepang sedang mempertimbangkan menerbitkan obligasi dengan tenor 50 tahun. Menurut sumber yang mengetahui rencana tersebut, rencana tersebut akan menjadi dasar tingkat suku bunga super panjang, seperti di lansir dari Reuters.
Rencana pemerintah tersebut menjadi perhatian banyak pihak yang memungkinkan pemerintah untuk mengunci pendanaan jangka panjang dengan bunga murah, dan memberikan pengembalian lebih tinggi kepada para investor.
Ini juga dapat membantu Bank Sentral Jepang (Bank of China/BOJ) untuk mengkontrol "kontrol kurva imlah hasil" (Yield Curve Control/YCC) dan mencegah penurunan yield obligasi super-long, yang selama ini mengganggu investasi dana pensiun.
Menurut seorang pejabat Kementerian Keuangan, mereka telah lama mempertimbangkan gagasan itu, mengadakan audiensi dengan para pelaku pasar sejak tiga tahun lalu.
"Itu belum dibicarakan sepenuhnya, dan bisa menjadi persoalan untuk dipertimbangkan dalam jangka panjang," kata pejabat kementerian lain, sebagaimana dilansir dari Reuters, Selasa (19/11/2019).
Obligasi dengan tenor 50 tahun dapat menguras likuiditas dari pasar obligasi super panjang lainnya, membuat imbal hasil rentan, kata pejabat Kementerian Keuangan. Juga belum jelas apakah obligasi 50 tahun akan banyak diperdagangkan, karena investor dapat menderita kerugian besar jika imbal hasil meningkat.
"Jika pemerintah menerbitkan lebih banyak obligasi super panjang atau mulai menjual hutang 50 tahun, itu dapat membantu menajamkan kurva imbal hasil," kata salah satu sumber.
Gubernur BOJ Kuroda membuat gempar dengan mengatakan, jika pemerintah menerbitkan obligasi 50 tahun, itu akan membantu mencegah penurunan berlebihan dalam imbal hasil super-long.
Menteri Keuangan Taro Aso juga mengatakan, bahwa Jepang dapat mempertimbangkan untuk menerbitkan obligasi tersebut. Likuiditas untuk obligasi pemerintah 40 tahun (jatuh tempo terpanjang yang dijual di Jepang) tetap rendah, hanya mencapai 2,4% dari saldo pasar obligasi pemerintah Jepang.
Namun, beberapa pejabat BOJ meragukan, apakah obligasi 50 tahun akan membantu menajamkan kurva imbal hasil, karena obligasi super-long diperdagangkan di antara segelintir perusahaan asuransi dan dana pensiun.
(hps/hps) Next Article Pemerintah Cari Utang Dolar Lagi, Uangnya Buat Buyback
Rencana pemerintah tersebut menjadi perhatian banyak pihak yang memungkinkan pemerintah untuk mengunci pendanaan jangka panjang dengan bunga murah, dan memberikan pengembalian lebih tinggi kepada para investor.
Ini juga dapat membantu Bank Sentral Jepang (Bank of China/BOJ) untuk mengkontrol "kontrol kurva imlah hasil" (Yield Curve Control/YCC) dan mencegah penurunan yield obligasi super-long, yang selama ini mengganggu investasi dana pensiun.
Menurut seorang pejabat Kementerian Keuangan, mereka telah lama mempertimbangkan gagasan itu, mengadakan audiensi dengan para pelaku pasar sejak tiga tahun lalu.
Obligasi dengan tenor 50 tahun dapat menguras likuiditas dari pasar obligasi super panjang lainnya, membuat imbal hasil rentan, kata pejabat Kementerian Keuangan. Juga belum jelas apakah obligasi 50 tahun akan banyak diperdagangkan, karena investor dapat menderita kerugian besar jika imbal hasil meningkat.
"Jika pemerintah menerbitkan lebih banyak obligasi super panjang atau mulai menjual hutang 50 tahun, itu dapat membantu menajamkan kurva imbal hasil," kata salah satu sumber.
Gubernur BOJ Kuroda membuat gempar dengan mengatakan, jika pemerintah menerbitkan obligasi 50 tahun, itu akan membantu mencegah penurunan berlebihan dalam imbal hasil super-long.
Menteri Keuangan Taro Aso juga mengatakan, bahwa Jepang dapat mempertimbangkan untuk menerbitkan obligasi tersebut. Likuiditas untuk obligasi pemerintah 40 tahun (jatuh tempo terpanjang yang dijual di Jepang) tetap rendah, hanya mencapai 2,4% dari saldo pasar obligasi pemerintah Jepang.
Namun, beberapa pejabat BOJ meragukan, apakah obligasi 50 tahun akan membantu menajamkan kurva imbal hasil, karena obligasi super-long diperdagangkan di antara segelintir perusahaan asuransi dan dana pensiun.
(hps/hps) Next Article Pemerintah Cari Utang Dolar Lagi, Uangnya Buat Buyback
Most Popular