IHSG Minus Sepekan, 5 Saham Ini Meroket! Pekan Ini Gimana?

Tirta Widi Gilang Citradi & Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
18 November 2019 06:19
IHSG Minus Sepekan, 5 Saham Ini Meroket! Pekan Ini Gimana?
Foto: Ilustrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) terkoreksi 0,8% sepanjang pekan lalu ke level 6.128,345. Sementara dalam sebulan terakhir, IHSG minus 1,03% dan year to date atau tahun berjalan indeks acuan ini terkoreksi 1,07%.

Walau IHSG ambles dalam sepekan, beli saham di bursa Tanah Air ini ternyata tetap bisa meraup keuntungan hingga 225%, wow!

Banyak sentimen yang mewarnai perdagangan pasar saham pada pekan lalu baik global maupun lokal. Pada periode 11-15 November 2019, hampir semua indeks di BEI 'kebakaran'.

Namun di tengah memerahnya bursa saham tanah air, empat indeks saham terbukti masih kuat untuk finis di zona hijau.

Beberapa indeks yang mampu melenggang ke zona hijau pekan lalu antara lain indeks papan pengembangan naik tipis 0,06%, indeks Pefindo i-Grade terapresiasi 0,03%.

Sementara itu dari indeks sektoral, indeks industri dasar terangkat paling tinggi 0,53% dan indeks aneka industri menguat 0,03%.

Berdasarkan statistik mingguan BEI, berikut adalah lima saham dengan cuan paling fantastis pekan lalu.

Dari kelima emiten yang menghasilkan untung paling besar, empat di antaranya dari papan pengembangan dan ada dua emiten yang baru melantai di bursa awal November ini dan satu emiten resmi mencatatkan sahamnya di BEI pada awal Oktober lalu.


Berikut rinciannya:





Berikut adalah lima profil emiten yang menghasilkan cuan paling tinggi di pasar saham Tanah Air, sepekan lalu :

PT Singaraja Putra Tbk (SINI)

Singaraja Putra bergerak dalam bidang jasa akomodasi. Penginapan yang dikelola oleh perusahaan adalah L'Imperial Singaraja, yang berlokasi di Lippo Cikarang.

Pada 19 Desember 2018, perseroan mengakuisisi PT Interkayu Nusantara (IKN) yang bergerak di bidang perdagangan dan perindustrian dari kayu. SINI resmi melantai di bursa pada 8 November 2019.


PT Sinergi Inti Plastindo Tbk (ESIP)
Sinergi Inti Plastindo bergerak di bidang industri plastik untuk pengemasan, industri barang plastik lainnya, perdagangan besar karet dan plastik dalam bentuk dasar, perdagangan besar produk lainnya, dan perdagangan besar berbagai macam barang.

Perusahaan telah menjalin hubungan dengan distributor dan agen serta memulai memproduksi dan mengembangkan merek-merek agen seperti Royal, Davina, Koala, Lonceng, dan Diana. ESIP resmi melantai di bursa pada 14 November 2019. Baru seumur jagung.



PT Megapower Makmur Tbk (MPOW)

Megapower Makmur bergerak dalam bidang pengadaan barang dan jasa untuk pembangkit tenaga listrik. MPOW merupakan anak perusahaan Bina Puri Holdings Bhd, perusahaan publik yang terdaftar di dewan utama Bursa Malaysia Berhad.


PT Indo Kordsa Tbk (BRAM)

Indo Kordsa bergerak di bidang manufaktur dan pemasaran ban, benang filamen (nilon, poliester, serat rayon), kabel ban nilon dan bahan baku poliester (asam tereftalat yang dimurnikan).

Kordsa merupakan salah satu grup perusahaan yang dimiliki oleh Kordsa Global Endustriyel Iplik ve Kord Bezi Sanayi ve Ticaret A.S. (Kordsa Global, Turki), sebuah perusahaan yang berdomisili di Turki.


PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS)

Gaya Abadi Sempurna bergerak di bidang perdagangan komponen elektronik dan komponen sepeda (sepeda listrik). Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1996. Perseroan dan anak usahanya telah berhasil membangun merek unggulan, yaitu SELIS.

SLIS resmi melantai di bursa Tanah Air pada 7 Oktober 2019.


Pada perdagangan 18-22 November pekan ini, analis memprediksi IHSG akan menguat seiring dengan sentimen positif yang menyertainya. IHSG diprediksi berada di level 6.183-6.200.

"Pekan ini IHSG berpeluang konsolidasi menguat dengan support [batas bawah] di level 5.988 sampai 6.090 dan resistance [batas atas] di level 6.183 sampai 6.200," kata Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee, Minggu (17/11/2019).

Hans Kwee menjelaskan bahwa pekan ini pelaku pasar masih akan mencerna perkembangan perang dagang AS-China. Pasalnya, di akhir pekan lalu, optimisme muncul terkait solusi perang dagang, menyusul pernyataan penasihat ekonomi Gedung Putih (AS), Larry Kudlow, di mana Washington dan Beijing berencana untuk melakukan perjanjian perdagangan.

Sebelumnya, disebutkan Beijing menolak permintaan Gedung Putih untuk perlindungan kekayaan intelektual dan mengekang transfer teknologi dengan mekanisme penegakan hukum. 
Keinginan penegakan hukum terhadap pelanggaran kekayaan intelektual masih menjadi kendala kedua Negara.

Presiden AS Donald Trump juga menyatakan bahwa AS belum menyetujui desakan China untuk menghapus tarif impor. Terkait perang dagang semua bisa berubah dengan sangat cepat dari optimis menjadi kekhawatiran di pasar.


"Sudah sering pelaku pasar di kecewakan kegagalan perundingan kedua negara biar pun sebelumnya berita positif tentang perundingan dagang," ujar Hans.

Hans juga meramal, pasar akan kembali memperhatikan penyelidikan pemakzulan terhadap Presiden Donald Trump dengan audiensi televisi pertama yang menghubungkan pemimpin AS. Hal itu secara langsung dilakukan untuk menekan Ukraina agar mengumumkan penyelidikan terhadap saingan politik domestiknya.

Ketua DPR AS, Nancy Pelosi mengatakan Trump telah mengakui adanya suap dalam skandal Ukraina dan menuduhnya melakukan pelanggaran yang bisa berujung pada pemakzulan di bawah Konstitusi AS. Trump diduga memberikan 'tekanan' kepada pemimpin Ukraina untuk membantunya di ranah politik.

"Tentu rencana pemakzulan presiden Trump akan menjadi sentimen negatif bagi pasar, karena akan menimbulkan ketidakpastian di Negara AS," jelas Hans.

STOKFoto: Jerome Powell (REUTERS/Erin Scott)
Hans juga menjelaskan, sentimen pasar juga akan dipengaruhi oleh pupusnya harapan penurunan bunga pada akhir tahun. Pasalnya Gubernur bank sentral AS, Federal Reserve atau The Fed, Jerome Powell mengindikasikan kemungkinan menyetop penurunan suku bunga AS dalam pidatonya di hadapan Kongres AS.

Jerome Powell kembali menegaskan bahwa gambaran pertumbuhan ekonomi AS terlihat berkelanjutan sehingga jalur penurunan suku bunga tidak akan berubah selama ekonomi terus bertumbuh.

"Dampak penuh dari penurunan suku bunga beberapa periode terakhir belum terasa mempengaruhi perekonomian. Beberapa data ekonomi yang baik membuat peluang penurunan bunga [di AS] dalam waktu dekat menjadi sangat kecil," ucap Hans.

Ditambah lagi dengan adanya pidato Trump yang mengkritik kebijakan perdagangan Uni Eropa, di mana Washington memberi batas waktu untuk memutuskan, menaikkan atau tidak menaikan tarif terhadap perbaikan otomotif Eropa dan Jepang.

"Ada harapan bahwa AS akan menunda keputusan penerapan tarif tambahan terhadap impor kendaraan dari Uni Eropa hingga enam bulan. Perang dagang bisa melebar ke Uni Eropa dan Jepang setelah AS hampir menemukan kesepakatan dengan China," tutur Hans.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular