
IHSG Minus Sepekan, 5 Saham Ini Meroket! Pekan Ini Gimana?
Tirta Widi Gilang Citradi & Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
18 November 2019 06:19

Pada perdagangan 18-22 November pekan ini, analis memprediksi IHSG akan menguat seiring dengan sentimen positif yang menyertainya. IHSG diprediksi berada di level 6.183-6.200.
"Pekan ini IHSG berpeluang konsolidasi menguat dengan support [batas bawah] di level 5.988 sampai 6.090 dan resistance [batas atas] di level 6.183 sampai 6.200," kata Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee, Minggu (17/11/2019).
Hans Kwee menjelaskan bahwa pekan ini pelaku pasar masih akan mencerna perkembangan perang dagang AS-China. Pasalnya, di akhir pekan lalu, optimisme muncul terkait solusi perang dagang, menyusul pernyataan penasihat ekonomi Gedung Putih (AS), Larry Kudlow, di mana Washington dan Beijing berencana untuk melakukan perjanjian perdagangan.
Sebelumnya, disebutkan Beijing menolak permintaan Gedung Putih untuk perlindungan kekayaan intelektual dan mengekang transfer teknologi dengan mekanisme penegakan hukum. Keinginan penegakan hukum terhadap pelanggaran kekayaan intelektual masih menjadi kendala kedua Negara.
Presiden AS Donald Trump juga menyatakan bahwa AS belum menyetujui desakan China untuk menghapus tarif impor. Terkait perang dagang semua bisa berubah dengan sangat cepat dari optimis menjadi kekhawatiran di pasar.
"Sudah sering pelaku pasar di kecewakan kegagalan perundingan kedua negara biar pun sebelumnya berita positif tentang perundingan dagang," ujar Hans.
Hans juga meramal, pasar akan kembali memperhatikan penyelidikan pemakzulan terhadap Presiden Donald Trump dengan audiensi televisi pertama yang menghubungkan pemimpin AS. Hal itu secara langsung dilakukan untuk menekan Ukraina agar mengumumkan penyelidikan terhadap saingan politik domestiknya.
Ketua DPR AS, Nancy Pelosi mengatakan Trump telah mengakui adanya suap dalam skandal Ukraina dan menuduhnya melakukan pelanggaran yang bisa berujung pada pemakzulan di bawah Konstitusi AS. Trump diduga memberikan 'tekanan' kepada pemimpin Ukraina untuk membantunya di ranah politik.
"Tentu rencana pemakzulan presiden Trump akan menjadi sentimen negatif bagi pasar, karena akan menimbulkan ketidakpastian di Negara AS," jelas Hans.
Hans juga menjelaskan, sentimen pasar juga akan dipengaruhi oleh pupusnya harapan penurunan bunga pada akhir tahun. Pasalnya Gubernur bank sentral AS, Federal Reserve atau The Fed, Jerome Powell mengindikasikan kemungkinan menyetop penurunan suku bunga AS dalam pidatonya di hadapan Kongres AS.
Jerome Powell kembali menegaskan bahwa gambaran pertumbuhan ekonomi AS terlihat berkelanjutan sehingga jalur penurunan suku bunga tidak akan berubah selama ekonomi terus bertumbuh.
"Dampak penuh dari penurunan suku bunga beberapa periode terakhir belum terasa mempengaruhi perekonomian. Beberapa data ekonomi yang baik membuat peluang penurunan bunga [di AS] dalam waktu dekat menjadi sangat kecil," ucap Hans.
Ditambah lagi dengan adanya pidato Trump yang mengkritik kebijakan perdagangan Uni Eropa, di mana Washington memberi batas waktu untuk memutuskan, menaikkan atau tidak menaikan tarif terhadap perbaikan otomotif Eropa dan Jepang.
"Ada harapan bahwa AS akan menunda keputusan penerapan tarif tambahan terhadap impor kendaraan dari Uni Eropa hingga enam bulan. Perang dagang bisa melebar ke Uni Eropa dan Jepang setelah AS hampir menemukan kesepakatan dengan China," tutur Hans.
(tas/miq)
"Pekan ini IHSG berpeluang konsolidasi menguat dengan support [batas bawah] di level 5.988 sampai 6.090 dan resistance [batas atas] di level 6.183 sampai 6.200," kata Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee, Minggu (17/11/2019).
Hans Kwee menjelaskan bahwa pekan ini pelaku pasar masih akan mencerna perkembangan perang dagang AS-China. Pasalnya, di akhir pekan lalu, optimisme muncul terkait solusi perang dagang, menyusul pernyataan penasihat ekonomi Gedung Putih (AS), Larry Kudlow, di mana Washington dan Beijing berencana untuk melakukan perjanjian perdagangan.
Presiden AS Donald Trump juga menyatakan bahwa AS belum menyetujui desakan China untuk menghapus tarif impor. Terkait perang dagang semua bisa berubah dengan sangat cepat dari optimis menjadi kekhawatiran di pasar.
"Sudah sering pelaku pasar di kecewakan kegagalan perundingan kedua negara biar pun sebelumnya berita positif tentang perundingan dagang," ujar Hans.
Hans juga meramal, pasar akan kembali memperhatikan penyelidikan pemakzulan terhadap Presiden Donald Trump dengan audiensi televisi pertama yang menghubungkan pemimpin AS. Hal itu secara langsung dilakukan untuk menekan Ukraina agar mengumumkan penyelidikan terhadap saingan politik domestiknya.
Ketua DPR AS, Nancy Pelosi mengatakan Trump telah mengakui adanya suap dalam skandal Ukraina dan menuduhnya melakukan pelanggaran yang bisa berujung pada pemakzulan di bawah Konstitusi AS. Trump diduga memberikan 'tekanan' kepada pemimpin Ukraina untuk membantunya di ranah politik.
"Tentu rencana pemakzulan presiden Trump akan menjadi sentimen negatif bagi pasar, karena akan menimbulkan ketidakpastian di Negara AS," jelas Hans.
![]() |
Jerome Powell kembali menegaskan bahwa gambaran pertumbuhan ekonomi AS terlihat berkelanjutan sehingga jalur penurunan suku bunga tidak akan berubah selama ekonomi terus bertumbuh.
"Dampak penuh dari penurunan suku bunga beberapa periode terakhir belum terasa mempengaruhi perekonomian. Beberapa data ekonomi yang baik membuat peluang penurunan bunga [di AS] dalam waktu dekat menjadi sangat kecil," ucap Hans.
Ditambah lagi dengan adanya pidato Trump yang mengkritik kebijakan perdagangan Uni Eropa, di mana Washington memberi batas waktu untuk memutuskan, menaikkan atau tidak menaikan tarif terhadap perbaikan otomotif Eropa dan Jepang.
"Ada harapan bahwa AS akan menunda keputusan penerapan tarif tambahan terhadap impor kendaraan dari Uni Eropa hingga enam bulan. Perang dagang bisa melebar ke Uni Eropa dan Jepang setelah AS hampir menemukan kesepakatan dengan China," tutur Hans.
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular