Powell & Kudlow, Dua Nama yang Bikin Harga Emas Terjungkal

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
16 November 2019 09:13
Harga emas dunia melemah pada perdagangan Jumat (15/11/19) setelah mencatat kenaikan tiga hari berturut-turut hingga Kamis kemarin.
Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia melemah pada perdagangan Jumat (15/11/19) setelah mencatat kenaikan tiga hari berturut-turut hingga Kamis kemarin.

Pada pukul 19:13 WIB, emas melemah 0,44% ke US$ 1.464,41 di pasar spot melansir data Refinitiv. Sementara dalam tiga hari terakhir logam mulia ini menguat 1,05%.

Pemimpin bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, yang memberikan testimoni di hadapan Kongres AS dalam dua pekan terakhir menjadi penekan pertama emas.



Dalam testimoninya pada hari Rabu, Powell menegaskan periode pemangkasan suku bunga di AS sudah berakhir.

Sepanjang tahun ini The Fed sudah memangkas suku bunga sebanyak tiga kali masing-masing 25 basis poin menjadi 1,5-1,75%. Powell mengatakan suku bunga tidak akan lagi dipangkas kecuali perekonomian AS memburuk.



Pemangkasan suku bunga The Fed menjadi salah satu pemicu penguatan harga emas di tahun ini hingga mencapai level tertinggi dalam lebih dari enam tahun terakhir US$ 1.557/troy ons pada awal September lalu. Dengan berakhirnya periode pemangkasan suku bunga The Fed, satu "pijakan" emas untuk terus melangkah maju sudah menghilang.

Kamis kemarin, Powell sekali lagi memberikan testimoninya. "Tidak ada yang benar-benar booming dan berisiko runtuh melihat kondisi saat ini. Dengan kata lain, ini adalah gambaran yang cukup berkelanjutan" kata Powell sebagaimana dilansir CNBC International.

Pernyataan Powell tersebut dianggap positif bagi bursa saham AS yang terus mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di pekan ini. Pernyataan Powell tersebut memberikan ruang Wall Street terus menguat ke depannya. Ketika bursa bursa saham AS menguat, maka emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi tidak menarik lagi.


Tekanan selanjutnya bagi emas datang dari, penasihat ekonomi Gedung Putih, Larry Kudlow. Mengutip Reuters pada Kamis waktu AS, Kudlow menyatakan bahwa negosiasi dengan Beijing berjalan konstruktif, dan mengatakan dua raksasa ekonomi dunia ini akan mencapai kesepakatan dalam waktu dekat setelah melakukan perundingan intensif melalui telepon.

Semakin dekatnya kesepakatan dagang AS-China membuat emas semakin tidak menarik. Ketika kedua negara ini berdamai, perekonomian diharapkan bisa bangkit, emas yang menyandang status safe haven akan semakin ditinggalkan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap) Next Article Cooling Down! Harga Emas Pekan Ini Turun Pekan Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular