Asing Lepas Saham Bank BUMN, IHSG Letoy 2 Hari Beruntun

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
14 November 2019 16:43
Saham-saham Bank BUMN Masih Dilego
Foto: Diskusi jual beli saham Oppo Stocks in Your Hand di Bursa Efek Indonesia, Senin (18/2/2019). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Sektor jasa keuangan yang melemah 0,43% menjadi sektor dengan kontribusi negatif terbesar kedua bagi IHSG pada perdagangan hari ini. Sektor jasa keuangan terkoreksi seiring dengan aksi jual yang menerpa saham-saham bank plat merah.

Per akhir sesi dua, harga saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun 0,68% dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) terkoreksi 0,51%.

Terhitung dalam periode 28 Oktober hingga kemarin, harga saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sudah anjlok 1,79%, BBRI ambruk 6,38%, dan BBNI terkoreksi 6,07%.

Hingga hari ini, tekanan jual terhadap saham-saham bank BUMN belum juga reda dan sukses membawa IHSG mencatatkan koreksi yang cukup dalam.


Melemahnya harga saham bank-bank plat merah tersebut ditengarai dipicu oleh kekhawtiran bahwa nama-nama di atas dipertimbangkan untuk menyelamatkan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk dari permasalahan keuangan yang kini sedang menerpanya.

Kekhawatiran ini kembali mencuat pasca Wakil Presiden Ma'ruf Amin beberapa waktu yang lalu, tepatnya pada tanggal 28 Oktober, menemui manajemen Bank Muamalat. Dikabarkan, ada pejabat bank BUMN yang ikut dalam pertemuan tersebut.

Sebelumnya, kekhawatiran bahwa bank plat merah akan didorong untuk menyelamatkan Bank Muamalat sudah mencuat kala ada informasi yang beredar di pasar. Setidaknya, ada dua riset dari sekuritas yang membahas mengenai hal tersebut.

Salah satu riset tersebut menyatakan bahwa bank BUMN telah mengonfirmasi untuk melakukan uji tuntas atau due dilligence dalam rangka melakukan suntikan modal ke Bank Muamalat.

Sementara itu, riset lainnya menyatakan bahwa ada kemungkinan bank BUMN akan membeli sekurititasi dari pembiayaan bermasalah milik Bank Muamalat. Riset tersebut juga menyatakan bahwa akan menjadi preseden buruk bila bank BUMN membantu bank swasta seperti Muamalat.

Untuk diketahui, Bank Muamalat memang bukan merupakan bank BUMN melainkan bank swasta. Malahan, mayoritas kepemilikan Bank Muamalat dipegang oleh investor asing.

Melansir publikasi laporan keuangan periode semester I-2019, sebanyak 32,74% kepemilikan Bank Muamalat dikuasai oleh Islamic Development Bank, 22% dikuasai Bank Boubyan, dan 17,91% dikuasai Atwill Holdings Limited. Ma’ruf Amin sendiri diketahui sempat menjabat sebagai Ketua Dewan pengawas Syariah di bank syariah pertama di Indonesia tersebut.

Saat ini, kondisi keuangan Bank Muamalat memang mengenaskan sehingga wajar jika pelaku pasar ‘menghukum’ saham-saham bank bank plat merah menyusul isu bahwa mereka akan didorong untuk menyelamatkan Bank Muamalat.

Dalam periode Januari-Agustus 2019, berdasarkan laporan yang dipublikasikan perusahaan, laba bersih Bank Muamalat tercatat hanya mencapai Rp 6,57 miliar. Padahal pada periode yang sama tahun sebelumnya (Januari-Agustus 2018), laba bersih perusahaan mencapai 110,9 miliar. Dalam delapan bulan pertama tahun 2019, laba bersih perusahaan anjlok hingga 94,1% secara tahunan.

Laba bersih yang hanya senilai Rp 6,57 miliar tersebut merupakan perolehan laba bersih terendah dalam delapan bulan pertama yang pernah dicatatkan oleh Bank Muamalat, setidaknya dalam empat tahun terakhir.

TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/tas)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular