
Demo Hong Kong Berpotensi Bikin Cathay Pacific Cetak Rugi!

Jakarta, CNBC Indonesia - Manajemen maskapai penerbangan asal Hong Kong, Cathay Pacific Airways Ltd menegaskan prospek bisnis penerbangan di wilayah tersebut penuh tantangan dan tidak pasti dalam jangka pendek, di tengah aksi protes anti-pemerintah sejak Juni lalu yang kini mulai anarkis.
Kisruh situasi politik di wilayah administrasi China itu membuat perseroan menurunkan target laba untuk kedua kalinya dalam kurun waktu kurang dari sebulan.
Jumlah penumpang Cathay turun 7% pada Oktober lalu dan sekarang laba semester kedua diprediksikan "secara signifikan turun di bawah" angka HK$ 1,347 miliar atau sekitar US$ 172,04 juta (setara dengan Rp 2,4 triliun dengan asumsi Rp 14.000/US$) yang dicetak pada paruh pertama tahun ini.
Aksi unjuk rasa para pemrotes anti-pemerintah Hong Kong membuat iklim usaha terganggu, karena melumpuhkan cukup banyak sentra keuangan di wilayah bekas jajahan Inggris itu, dalam 3 hari berturut-turut.
Kondisi ini membuat beberapa jaringan infrastruktur transportasi, sekolah dan banyak bisnis tutup setelah eskalasi kekerasan meningkat.
![]() |
"Secara keseluruhan, kami melihat sisa tahun 2019 yang menantang untuk maskapai penerbangan kami," kata Chief Marketing dan Commercial Officer Cathay, Ronald Lam dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dilansir dari Reuters, Kamis (14/11/2019).
"Pemesanan [tiket] kami terus melemah dari aktivitas keluar masuk Hong Kong untuk sisa tahun 2019, namun sebagian diimbangi oleh peningkatan penumpang yang transit melalui Hong Kong."
Cathay mengurangi kapasitas penerbangan penumpang sebesar 2-4% dibandingkan jadwal semula, antara Agustus hingga Oktober. Pada November dan Desember, Lam mengatakan pengurangan jadwal penerbangan tersebut berlanjut sebesar 6-7%.
Persentase kursi yang diisi atau tingkat keterisian penumpang (load factor) turun 4% menjadi 77,6% pada Oktober meskipun ada pengurangan kapasitas. Lam mengatakan pembelian tiket pesawat tertekan dan permintaan perjalanan kelas premium juga lesu.
Maskapai ini diperkirakan akan menggelar briefing dengan para analis pada Kamis, yang diselenggarakan pertama kalinya di bawah tim manajemen baru yang dipimpin oleh Kepala Eksekutif, Augustus Tang setelah mantan kepala maskapai itu, Rupert Hogg, mengundurkan diri pada Agustus lalu, selepas sanksi keras oleh regulator penerbangan China.
Beberapa analis telah memperkirakan bahwa operator penerbangan itu bahkan akan melaporkan kerugian pada semester kedua tahun ini.
Api berkobar di Hong Kong, anarkis
(tas) Next Article Ditinggal Pimpinan, Saham Cathay Pacific Jeblok Hampir 4%
