
Pidato Trump Bikin Pasar Membara, Koreksi IHSG Tambah Dalam

Lebih lanjut, perekonomian Hong Kong yang kini sedang amburadul ikut menjadi faktor yang menekan kinerja bursa saham Asia. Bahkan, indeks Hang Seng dibuat ambruk nyaris 2% karenanya.
Beberapa waktu yang lalu, Departemen Sensus dan Statistik Hong Kong merilis pembacaan awal untuk data pertumbuhan ekonomi periode kuartal III-2019. Pada tiga bulan ketiga tahun ini, perekonomian Hong Kong diketahui membukukan kontraksi sebesar 3,2% secara kuartalan (quarter-on-quarter/QoQ).
Lantaran pada kuartal II-2019 perekonomian Hong Kong sudah terkontraksi sebesar 0,4% secara kuartalan, pertumbuhan ekonomi yang kembali negatif secara kuartalan pada kuartal III-2019 resmi membawa Hong Kong mengalami resesi untuk kali pertama sejak tahun 2009, kala krisis keuangan global menerpa.
![]() |
Aksi demonstrasi besar-besaran yang terjadi di sana selama nyaris lima bulan sukses menekan laju perekonomian dengan sangat signifikan, seiring dengan terkontraksinya sektor pariwisata dan ritel. Untuk diketahui, aksi demonstrasi besar-besaran yang dalam beberapa waktu terakhir terjadi di Hong Kong pada awalnya dipicu oleh penolakan terhadap RUU ekstradisi.
Memasuki kuartal IV-2019, tekanan terhadap perekonomian Hong Kong tampak belum mengendur. Pada hari Senin (11/11/2019), aksi demonstrasi di Hong Kong kembali terjadi. Seorang perwira polisi Hong Kong bahkan terekam video ketika sedang menembak pendemo yang mengenakan topeng. Polisi itu juga terlihat memukul salah seorang pendemo.
Kejadian selama bentrokan itu disiarkan langsung di Facebook. Akibat demo yang brutal ini, aktivitas selama jam sibuk di Hong Kong menjadi terganggu.
Beberapa jam setelahnya, beredar video kekerasan lain terkait seorang pria yang dikabarkan dibakar hidup-hidup oleh pengunjuk rasa. Kejadian ini terjadi di stasiun kereta bawah tanah Ma On Shan.
Dalam rekaman yang dimuat CNN International, kejadian ini berawal dari adu mulut antara pria tersebut dan pendemo. Para pendemo terlihat meneriakkan kata-kata yang mengusir pria paruh baya tersebut untuk kembali ke China daratan.
Korban pun mencoba membalas pendemo dengan mengatakan "kalian semua bukan orang China". Setelahnya ia pun dikeroyok, disiram dengan cairan yang mudah terbakar dan disulut api.
Kemudian kemarin (12/11/2019), bentrokan terjadi antara aparat kepolisian dengan demonstan di Chinese University of Hong Kong. Melansir BBC, polisi menembakkan gas air mata dan peluru karet ke arah demonstran.
Dengan kericuhan yang masih saja terjadi di Hong Kong, praktis perekonomiannya menjadi semakin terancam.
Melansir World Economic Outlook edisi April 2018 yang dipublikasikan oleh International Monetary Fund (IMF), Hong Kong merupakan negara dengan nilai perekonomian terbesar ke-35 di dunia. Walaupun tidak sebesar AS dan China yang kini tengah terlibat perang dagang, tentu posisi Hong Kong di tatanan perekonomian dunia tak bisa dianggap sepele.
TIM RISET CNBC INDONESIA
