Sentimen Campur Aduk, IHSG Masih Babak Belur

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
12 November 2019 09:55
Investor Pantau Rentetan Data Domestik
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Sementara itu, penyebab pelaku pasar juga bergerak hati-hati dalam bertransaksi di bursa saham Ibu Pertiwi adalah karena menantikan rilis data penjualan motor bulan Oktober yang akan diumumkan pada pukul 12:00 WIB.

Mengapa informasi ini dinantikan? Pasalnya, jika tren penjualan kendaraan bermotor juga ikut membukukan koreksi, maka ini melengkapi rentetan data permintaan domestik yang menurun.

Lebih lanjut, sepanjang pekan ini, rilis data ekonomi Ibu Pertiwi lainnya yang akan menjadi sorotan adalah data pertumbuhan kredit, data penjualan mobil, dan neraca perdagangan.

Pekan lalu, Bank Indonesia (BI) merilis data penjualan ritel periode September 2019 yang tercatat hanya mampu tumbuh 0,7% year-on-year (YoY). Melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 1,1% dan menjadi laju terlemah sejak Juni.

Sedangkan secara kuartalan, penjualan ritel pada kuartal kemarin tumbuh 1,4% YoY, lebih rendah dari capaian kuartal sebelumnya yang berhasil naik 4,2% YoY. Capaian kuartal III-2019 juga lebih lambat dari periode yang sama tahun lalu (kuartal III-2018) yang mampu tumbuh 4,6% YoY.



Kemudian, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat konsumsi rumah tangga penduduk Ibu Pertiwi melambat dengan hanya tumbuh 5,01% YoY pada kuartal III-2019 dari sebelumnya tumbuh 5,17% YoY di kuartal II-2019. Ini menjadi laju terlemah sejak setahun lalu, tepatnya kuartal III-2018.

Perlambatan konsumsi rumah tangga terjadi hampir di seluruh aspek pengeluaran, terutama pakaian, alas kaki dan jasa perawatan.

Penurunan konsumsi rumah tangga tentu bukan berita baik bagi perekonomian Indonesia karena pos pengeluaran ini adalah kontributor utama pembentuk Produk Domestik Bruto (PDB), di mana pada kuartal kemarin kontribusinya mencapai 56,52%.

Dengan kondisi data permintaan domestik yang tidak terlalu optimis, wajar saja jika risk appetite pelaku pasar tidak tergugah dan lebih memilih untuk berinvestasi di aset-aset aman (safe haven).

TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/dwa)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular