Inggris Terhindar dari Resesi, Poundsterling pun Berseri-seri

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
11 November 2019 20:28
Kabar bagus lainnya datang dari Partai Brexit yang membuat penguatan poundsterling terakselerasi.
Foto: Ilustrasi Poundsterling (REUTERS/ Benoit Tessier)
Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang poundsterling Inggris menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (11/11/19). Perekonomian Inggris yang mampu tumbuh di kuartal III-2019 membuat Negeri Ratu Elizabeth terhindar dari resesi, dan poundsterling punhappy.

Pada pukul 19:37 WIB, poundsterling diperdagangkan di level US$ 1,2874, menguat 0,81% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Data yang dirilis Office for National Statistic (ONS) menunjukkan produk domestik bruto (PDB) Inggris kuartal III-2019 tumbuh 0,3% secara kuartalan (quarter-on-quarter/QoQ). Sementara di kuartal sebelumnya, PDB Inggris mengalami kontraksi 0,2%.



Perekonomian suatu negara dikatakan mengalami resesi jika mengalami kontraksi dalam dua kuartal beruntun.



Meski berhasil lepas dari resesi, tetapi jika dibandingkan periode yang sama tahun 2018, PDB Inggris hanya tumbuh 1%, menjadi pertumbuhan terendah sejak kuartal I-2010.

Kabar bagus lainnya datang dari Partai Brexit yang membuat penguatan poundsterling terakselerasi. Pimpinan Partai Brexit Nigel Farage mengatakan tidak akan bersaing untuk merebut 317 kursi parlemen yang dimiliki Partai Konservatif, sebagaimana dilansir CNBC International.

Keputusan Farage tersebut diambil setelah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada minggu malam mengatakan tidak akan memperpanjang masa transisi Brexit yang akan berakhir Desember 2020.

Sebelumnya Farage mengatakan akan mengajukan calon anggota parlemen di 600 daerah pemilihan, kecuali PM Johson setuju untuk membawa Inggris keluar total dari Uni Eropa.



Setelah mendengar pernyataan PM Johnson tersebut, Farage kini tidak akan mengajukan kandidat di daerah pemilihan yang dikuasai Partai Konservatif. Farage mengatakan partainya akan bertarung untuk merebut kursi dari oposisi yang dipimpin Partai Buruh dan partai lainnya dalam Pemilihan Umum (Pemilu) sela yang akan diadakan pada 12 Desember nanti.

Sikap dari Farage tersebut memberikan efek positif bagi Partai Konservatif yang sedang berusaha menambah kursi mayoritas di parlemen. Dikuasainya kurs mayoritas serta jika mendapat dukungan dari Partai Brexit tentunya akan mempermudah rencana PM Johnson untuk membawa Inggris keluar dari Uni Eropa.

Seperti diketahui sebelumnya, proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa selalu buntu di parlemen. Berkali-kali proposal Brexit yang dibuat pemerintah Inggris selalu kandas saat voting di Parlemen Inggris.

Proposal Brexit dari PM Johnson juga kandas, sehingga deadline Brexit yang seharusnya pada 31 Oktober lalu ditunda lagi menjadi 31 Januari 2020.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap) Next Article Lockdown di Inggris Masih Dipertahankan, Poundsterling KO

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular