
Breaking News
Ramalan Bos BI untuk Rupiah 2020: Rp 13.900-14.300/US$
Lidya Julita S, CNBC Indonesia
11 November 2019 13:11

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) menyampaikan proyeksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kepada Komisi XI DPR.
"Untuk rupiah tahun ini di kisaran Rp 14.000-14.400/US$ dan untuk tahun depan Rp 13.900-Rp 14.300/US$. Tahun lalu mendapatkan tekanan dan nilai tukar bergerak di Rp 14.000/US$," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Rapat bersama Komisi XI DPR, Senin (11/11/2019).
Perry menyampaikan, ada tiga faktor yang harus dicermati terkait ekonomi global yang masih bergejolak.
Pertama, menurut Perry yakni pertumbuhan ekonomi dunia semakin lama semakin turun.
"Ekonomi dunia betul-betul tidak ramah," tegas Perry.
Kedua, menurut Perry yang harus dilihat adalah aliran modal asing apakah masih deras atau tidak. Sementara yang ketiga, menurut Perry adalah aksi dari bank sentral negara lain yang telah melakukan pelonggaran.
"Kita lakukan juga, berbagai kerja keras kita, memang menunjukkan kinerja ekonomi kita relatif baik. Sementara banyak negara turun drastis," tutur Perry.
(dru/dru) Next Article BI Pertahankan Bunga Acuan 5%, Kebijakan Moneter: Akomodatif!
"Untuk rupiah tahun ini di kisaran Rp 14.000-14.400/US$ dan untuk tahun depan Rp 13.900-Rp 14.300/US$. Tahun lalu mendapatkan tekanan dan nilai tukar bergerak di Rp 14.000/US$," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Rapat bersama Komisi XI DPR, Senin (11/11/2019).
Perry menyampaikan, ada tiga faktor yang harus dicermati terkait ekonomi global yang masih bergejolak.
![]() |
"Ekonomi dunia betul-betul tidak ramah," tegas Perry.
Kedua, menurut Perry yang harus dilihat adalah aliran modal asing apakah masih deras atau tidak. Sementara yang ketiga, menurut Perry adalah aksi dari bank sentral negara lain yang telah melakukan pelonggaran.
"Kita lakukan juga, berbagai kerja keras kita, memang menunjukkan kinerja ekonomi kita relatif baik. Sementara banyak negara turun drastis," tutur Perry.
(dru/dru) Next Article BI Pertahankan Bunga Acuan 5%, Kebijakan Moneter: Akomodatif!
Most Popular