
CAD dan Pasar Modal, Seberapa Erat Korelasinya?
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
11 November 2019 14:55

Jakarta, CNBC Indonesia - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) dan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) kuartal III-2019 sudah diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada pekan lalu. Hasilnya CAD Indonesia sebesar US$ 7,66 miliar atau 2,66% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Meski masih defisit, tetapi realisasi tersebut membaik dan menyempit ketimbang kuartal sebelumnya yang tekor 2,93% PDB.
NPI adalah indikator yang mengukur arus devisa (mata uang asing) yang masuk dan keluar dari Indonesia.
Mengacu data Bank Indonesia (BI), komponen NPI terdiri dari transaksi berjalan (current account), transaksi modal (capital account), dan transaksi finansial (investasi langsung dan portofolio seperti obligasi dan saham).
Jika ingin melihat realisasi NPI dan CAD kuartal IV-2019 ini, salah satu indikator adalah data transaksi investor asing di pasar keuangan, terutama di pasar saham serta pasar obligasi pada periode tersebut.
Pada kuartal III-2019, total nilai transaksi investor asing di pasar saham dengan transaksi pasar reguler masih mencatatkan defisit Rp 16,19 triliun, atau artinya ada dana investor asing sejumlah itu yang keluar, asing menjual saham-saham yang ada di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Nilai tersebut lebih dari dua kali lipat dari aksi jual bersih investor asing (net foreign sell) pada periode sebelumnya yang hanya Rp 7,21 triliun dan pada kuartal I-2019 yang masih positif Rp 7,27 triliun.
Nilai transaksi di pasar reguler yang mencerminkan transaksi organik harian lebih cocok digunakan daripada transaksi seluruh pasar (ditambah pasar tunai dan negosiasi) untuk mengecualikan transaksi besar (block sale).
Dari pasar obligasi, nilai investasi investor asing masih mencatatkan angka positif atau asing masuk Rp 40,64 triliun, naik dari kuartal II-2019 Rp 26,18 triliun tetapi masih lebih rendah dari yang terjadi pada kuartal I-2019 Rp 73,87 triliun.
Secara total, maka dana asing yang masuk ke dua pasar tersebut adalah Rp 24,38 triliun pada kuartal III-2019, Rp 18,96 triliun pada kuartal II-2019, dan Rp 81,14 triliun pada kuartal I-2019.
Masuknya investor asing tentu boleh diartikan adanya penguatan rupiah karena basis mata uang mereka adalah valas dari masing-masing negara atau bahkan dolar AS.
Dengan jumlah tersebut, dapat terlihat bahwa gabungan aliran dana investasi investor asing di pasar saham dan obligasi pada setiap kuartal linear dengan CAD.
Artinya, dengan mengesampingkan faktor lain yang tentu krusial juga pada CAD, setiap ada penurunan aliran dana asing ke pasar modal (saham dan obligasi), maka CAD akan melebar, vice versa, begitu juga sebaliknya.
Dengan demikian, dana aliran asing ke pasar modal haruslah lebih deras lagi masuk agar mendukung CAD yang lebih baik daripada kuartal III-2019. Setidaknya, jika ingin CAD lebih aman, maka kondisi pasar domestik dan global haruslah kondusif untuk mendukung menyempitnya CAD pada kuartal IV-2019.
Atau, setidaknya semakin agresifnya investor asing ke pasar saham dan pasar obligasi, sekurangnya menyamai angka pada kuartal I-2019 yaitu Rp 81,14 triliun, dapat menahan melebarnya CAD pada kuartal terakhir tahun ini. Belum lagi jika menilik tren CAD di akhir tahun akan meningkat seiring dengan proyek pemerintah yang digenjot di akhir tahun.
Cukup optimistis dengan CAD? Mari kita nantikan realisasinya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/tas) Next Article "Hantu" CAD Perlahan Diusir, IHSG Berpotensi Ceria
Meski masih defisit, tetapi realisasi tersebut membaik dan menyempit ketimbang kuartal sebelumnya yang tekor 2,93% PDB.
NPI adalah indikator yang mengukur arus devisa (mata uang asing) yang masuk dan keluar dari Indonesia.
Jika ingin melihat realisasi NPI dan CAD kuartal IV-2019 ini, salah satu indikator adalah data transaksi investor asing di pasar keuangan, terutama di pasar saham serta pasar obligasi pada periode tersebut.
Pada kuartal III-2019, total nilai transaksi investor asing di pasar saham dengan transaksi pasar reguler masih mencatatkan defisit Rp 16,19 triliun, atau artinya ada dana investor asing sejumlah itu yang keluar, asing menjual saham-saham yang ada di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Nilai tersebut lebih dari dua kali lipat dari aksi jual bersih investor asing (net foreign sell) pada periode sebelumnya yang hanya Rp 7,21 triliun dan pada kuartal I-2019 yang masih positif Rp 7,27 triliun.
Nilai transaksi di pasar reguler yang mencerminkan transaksi organik harian lebih cocok digunakan daripada transaksi seluruh pasar (ditambah pasar tunai dan negosiasi) untuk mengecualikan transaksi besar (block sale).
Dari pasar obligasi, nilai investasi investor asing masih mencatatkan angka positif atau asing masuk Rp 40,64 triliun, naik dari kuartal II-2019 Rp 26,18 triliun tetapi masih lebih rendah dari yang terjadi pada kuartal I-2019 Rp 73,87 triliun.
Secara total, maka dana asing yang masuk ke dua pasar tersebut adalah Rp 24,38 triliun pada kuartal III-2019, Rp 18,96 triliun pada kuartal II-2019, dan Rp 81,14 triliun pada kuartal I-2019.
Masuknya investor asing tentu boleh diartikan adanya penguatan rupiah karena basis mata uang mereka adalah valas dari masing-masing negara atau bahkan dolar AS.
Dengan jumlah tersebut, dapat terlihat bahwa gabungan aliran dana investasi investor asing di pasar saham dan obligasi pada setiap kuartal linear dengan CAD.
Artinya, dengan mengesampingkan faktor lain yang tentu krusial juga pada CAD, setiap ada penurunan aliran dana asing ke pasar modal (saham dan obligasi), maka CAD akan melebar, vice versa, begitu juga sebaliknya.
Dengan demikian, dana aliran asing ke pasar modal haruslah lebih deras lagi masuk agar mendukung CAD yang lebih baik daripada kuartal III-2019. Setidaknya, jika ingin CAD lebih aman, maka kondisi pasar domestik dan global haruslah kondusif untuk mendukung menyempitnya CAD pada kuartal IV-2019.
Atau, setidaknya semakin agresifnya investor asing ke pasar saham dan pasar obligasi, sekurangnya menyamai angka pada kuartal I-2019 yaitu Rp 81,14 triliun, dapat menahan melebarnya CAD pada kuartal terakhir tahun ini. Belum lagi jika menilik tren CAD di akhir tahun akan meningkat seiring dengan proyek pemerintah yang digenjot di akhir tahun.
Cukup optimistis dengan CAD? Mari kita nantikan realisasinya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/tas) Next Article "Hantu" CAD Perlahan Diusir, IHSG Berpotensi Ceria
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular