Trump Bantah Pernyataan China, Harga SUN Masih Berjaya

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
11 November 2019 11:24
Harga obligasi rupiah pemerintah masih menguat pada perdagangan Senin ini.
Foto: Presiden AS Donald Trump (REUTERS/David Becker)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah masih menguat pada perdagangan Senin ini (11/11/2019) meskipun pasar keuangan global sedang dilanda sentimen negatif dari hangatnya hubungan dagang Amerika Serikat (AS)-China.

Naiknya harga surat utang negara (SUN) itu senada dengan penguatan yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara lain.

Data Refinitiv menunjukkan menguatnya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield).

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield yang menjadi acuan hasil investasi yang didapat investor juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.

SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan pasar adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.

Seri acuan yang paling menguat adalah FR0079 yang bertenor 20 tahun dengan penurunan yield 1,2 basis poin (bps) menjadi 7,56%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.

Sentimen negatif dari AS-China berasal dari bantahan Presiden AS Donald Trump terhadap pernyataan China bahwa kedua negara sudah menyepakati adanya penurunan tarif impor yang sudah dikenakan pada September lalu.



Yield Obligasi Negara Acuan 11 Nov'19

Seri

Jatuh tempo

Yield 8 Nov'19 (%)

Yield 11 Nov'19 (%)

Selisih (basis poin)

Yield wajar IBPA 8 Nov'19 (%)

FR0077

5 tahun

6.437

6.433

-0.40

6.3815

FR0078

10 tahun

6.972

7.001

2.90

6.9516

FR0068

15 tahun

7.343

7.338

-0.50

7.2811

FR0079

20 tahun

7.581

7.569

-1.20

7.5472

Sumber: Refinitiv

 

Penguatan SBN hari ini juga membuat selisih (spread) yield obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan yield surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 505 bps, melebar dari posisi akhir pekan lalu 502 bps. Yield US Treasury 10 tahun masih sama dengan posisi akhir pekan lalu.

Terkait dengan pasar US Treasury, saat ini inversi pada beberapa yield pasangan seri acuan sudah tidak terjadi lagi. Sebelumnya, inversi lumrah terjadi sejak perang dagang China-AS memanas pada April lalu.

Inversi adalah kondisi lebih tingginya yield seri lebih pendek dibanding yield seri lebih panjang. Inversi tersebut membentuk kurva yield terbalik (inverted yield curve), yang menjadi cerminan investor yang lebih meminati US Treasury seri panjang dibanding yang pendek karena menilai akan terjadi kontraksi jangka pendek, sekaligus indikator adanya potensi tekanan ekonomi bahkan hingga krisis.

Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.068 triliun SBN, atau 39,09% dari total beredar Rp 2.734 triliun berdasarkan data per 7 November. Angka itu menjadi rekor tertinggi baru, menghapus rekor sebelumnya Rp 1.064 triliun pada 6 November.

Angka kepemilikannya masih positif Rp 175,53 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama. Sejak akhir pekan sebelumnya, investor asing tercatat masuk ke pasar SUN senilai Rp 8,42 triliun, sedangkan sejak awal bulan masih surplus Rp 10,31 triliun.

Dari pasar surat utang negara berkembang dan negara maju, mayoritas masih membukukan pelemah sehingga yield mayoritas obligasi negara naik. Hal tersebut mencerminkan investor global sedang menguat memburu obligasi pemerintah karena sedang dibekap sentimen negatif terkait dengan sifat instrumen utang yang dinilai lebih aman dibanding pasar ekuitas.



Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang

Negara

Yield 8 Nov'19 (%)

Yield 11 Nov'19 (%)

Selisih (basis poin)

Brasil

6.66

6.675

1.50

China

3.29

3.279

-1.10

Jerman

-0.265

-0.266

-0.10

Prancis

0.024

0.031

0.70

Inggris

0.791

0.792

0.10

India

6.555

6.549

-0.60

Jepang

-0.058

-0.068

-1.00

Malaysia

3.423

3.426

0.30

Filipina

4.59

4.59

0.00

Rusia

6.36

6.42

6.00

Singapura

1.8

1.813

1.30

Thailand

1.73

1.74

1.00

Amerika Serikat

1.945

1.945

0.00

Afrika Selatan

8.46

8.465

0.50

Sumber: Refinitiv

TIM RISET CNBC INDONESIA



(irv/tas) Next Article January Effect Sukses Angkat Harga SUN, Hari Ini Gimana?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular