Happy Weekend! IHSG Terbaik ke-2 di Asia, Tambang Penolongnya

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
08 November 2019 16:38
Data Ekspor-Impor China & Saham Batu Bara Jadi Penolong
Foto: Doc.Delta Dunia Makmur
IHSG berhasil berkelit dari zona merah dan menyambut happy weekend didorong oleh penguatan yang dicatatkan oleh emiten batu bara.

Pada penutupan perdagangan akhir pekan, harga saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melesat 7,95%, PT United Tractors Tbk (UNTR) menguat 5,98%, PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM) naik 5,36%, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) naik 4,03%, dan PT Indika Energy Tbk (INDY) naik 3,03%.

Pelaku pasar memburu saham emiten batu bara seiring dengan keputusan Amerika Serikat (AS) untuk menarik diri dari kesepakatan Paris atau Paris Climate Agreement.


Sebagai informasi, negara-negara yang berkomitmen dalam perjanjian tersebut sepakat untuk mengurangi emisi karbon, menjaga suhu, dan membantu pendanaan pembangunan yang berkelanjutan. Alhasil secara tidak langsung untuk memenuhi komitmen ini, negara bersangkutan mulai mengurangi konsumsi bahan bakar fosil, seperti batu bara.

Mundurnya AS dari perjanjian tersebut meningkatkan ekspektasi pelaku pasar bahwa permintaan akan batu bara akan mulai meningkat. Terlebih lagi karena sudah memasuki musim dingin, maka akan diperlukan bahan bakar lebih untuk pemanas ruangan.

Selain itu, investor domestik juga menyambut gembira rilis data ekspor dan impor Negeri Tiongkok yang berhasil mengalahkan ekspektasi pasar.

Sepanjang bulan Oktober, ekspor China hanya melemah 0,9% year-on-year (YoY), jauh lebih baik dari konsensus pasar yang mengestimasi penurunan 3,9% secara tahunan, dilansir Trading Economics.

Serupa dengan pencapaian ekspor, impor Negeri Tirai Bambu juga tercatat hanya turun 6,4% YoY, lebih baik dari ekspektasi analis yang memproyeksi penurunan 8,9% YoY.

Alhasil kinerja neraca perdagangan China berhasil mencapai level US$ 42,81 miliar. Nilai tersebut lebih baik dari perolehan bulan sebelumnya yang sebesar US$ 39,65 miliar dan juga mengalahkan konsensus pasar yang ada di level US$ 40,83 miliar.

Data ekspor impor China yang lebih baik dari ekspektasi analis tentu meningkatkan harapan pelaku pasar bahwa ke depan perputaran rantai pasokan global dapat pulih. Hal ini mengingat China merupakan rekan dagang utama, baik untuk negara maju dan negara berkembang seperti Indonesia.

TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/tas)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular