Dana IPO Saudi Aramco Gede Banget! Ini Prediksi Dahlan Iskan

tahir saleh, CNBC Indonesia
07 November 2019 13:37
Saat ini, valuasi perusahaan diperkirakan mencapai US$ 2 triliun.
Foto: Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman disambut oleh Perdana Menteri India Narendra Modi dan Presiden Ram Nath Kovind saat resepsi seremonialnya di halaman depan istana presiden Rashtrapati Bhavan di New Delhi, India, 20 Februari 2019. REUTERS / Adnan Abidi

Jakarta, CNBC Indonesia - Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan menilai rencana penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) Saudi Aramco, perusahaan minyak terbesar dunia milik pemerintah Arab Saudi, dengan nilai fantastis dan tak ada duanya ini akan menjadi sejarah dunia, termasuk bagi pasar modal.

Saat ini, valuasi perusahaan diperkirakan mencapai US$ 2 triliun atau Rp 28.000 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$). Adapun harga IPO belum ditetapkan, begitu juga dengan besaran saham yang akan dilepas.

Menurut Dahlan,
Aramco memang raja minyak sejagad karena produksinya mencapai 10% produksi minyak dunia. Tapi kalau nilai Aramco dicatatkan sebesar US$ 2 triliun (yang merupakan nilai valuasinya), maka pasar modal akan menolak karena dianggap terlalu mahal.


"Angka itu bisa menjadi bencana: begitu IPO diluncurkan harga saham Aramco akan anjlok," kata Dahlan dalam tulisan terbarunya di situs pribadinya, Disway.id, berjudul "Neo Mustaqbal", atau artinya masa depan baru, dikutip CNBC Indonesia, Kamis (7/11/2019).

Sebaliknya, kalau Aramco 'hanya' dinilai US$ 1,6 triliun, maka pihak Saudi yang akan keberatan karena dianggap terlalu murah.

Dana IPO Saudi Aramco Gede Banget! Ini Prediksi Dahlan IskanFoto: Kondisi fasilitas minyak Aramco usai serangan drone (REUTERS/Hamad l Mohammed)


"Biasanya akan ada angka kompromi. Paling lambat akhir bulan ini. Angka kompromi itu mungkin US$ 1,7 triliun. Atau terserah saja. Toh masih tetap yang terbesar dalam sejarah pasar modal," kata mantan CEO Jawa Pos ini.

Nilai IPO itu menurut Menteri BUMN periode 2011-2014 ini masih lebih besar dari Apple ditambah Google, ditambah lagi Exxon, ditambah pulau reklamasi di Teluk Jakarta, mengingat laba tahun lalu saja menembus US$ 111 miliar atau sekitar Rp 1.554 triliun.

"Kabarnya Aramco tidak keberatan untuk membagi dividen sampai US$ 68 miliar. Di tahun pertamanya. Sebagai iming-iming bagi Anda, yang tertarik ikut membeli saham ecerannya."

Dahkan pun bertanya soal berapa persenkah saham Aramco yang akan dilepas ke pasar modal lantaran ersentase itu juga sangat dinanti.


"Selentingan menyebutkan hanya akan 5%. Kurang menarik. Itu pun dibagi dua: 3% di pasar modal New York, 2% di pasar modal Saudi sendiri. Kian kurang menarik."

Saudi Arabian Oil Co memang dijadwalkan IPO dalam waktu dekat yakni 11 Desember 2019. Menurut beberapa sumber seperti diberitakan media milik pemerintah, Al-Arabiya, Selasa (29/10/2019), perusahaan itu akan mulai melakukan subscription atau mencari investor lewat roadshow yang akan membeli sahamnya pada 4 Desember.

Menurut sumber tersebut, Aramco berencana mengumumkan kisaran harga IPO pada 17 November, dan akan mulai tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Tadawul (Saudi Stock Exchange Tadawul), Arab Saudi, pada 11 Desember.

Raksasa minyak milik negara Arab ini pada hari Minggu (3/11/2019), telah mengumumkan niatnya untuk mengapung di bursa saham Riyadh. Perusahaan juga mengatakan persentase saham yang akan dijual akan ditentukan pada akhir periode book-building.

Beberapa sumber mengatakan Aramco diperkirakan akan menawarkan 1%-2% sahamnya di bursa lokal. Itu berarti perusahaan akan memperoleh sekitar US$ 20 miliar - US$ 40 miliar dana.

Tahun lalu, Aramco menghasilkan laba bersih tahunan sebanyak US$ 111 miliar. Jumlah ini sepertiga lebih besar dari gabungan laba bersih lima perusahaan raksasa lainnya yaitu Exxon Mobil, Royal Dutch / Shell, BP, Chevron, dan Total.

Seperti dikutip dari AFP, Saudi Aramco sedang berjuang untuk menarik perhatian investor, di mana jumlah saham yang dilepas sebenarnya tak terlalu besar, disebutkan sekitar 2%. Artinya melalui IPO ini, dari penjualan saham perdana, Saudi Aramco bisa mendapatkan dana segar US$40 miliar, jika jadi dicatatkan di Saudi Stock Exchange.

Aramco pun berpotensi menggeser Alibaba yang saat ini masih menjadi pemegang rekor IPO terbesar di dunia. 
Hingga saat ini, perusahaan e-commerce asal China, Alibaba masih memegang rekor IPO terbesar senilai US$ 25 miliar. Perusahaan yang melantai di New York Stock Exchange pada 2014 lalu mengalahkan IPO raksasa teknologi lainnya, seperti Facebook, Dell, IBM hingga Apple.

Rencana ini adalah ambisi dari Putra Mahkota Mohammed bin Salman yang ingin merombak struktur ekonomi negara tersebut yang selama ini bergantung pada minyak.




(tas/hps) Next Article Bukan Aramco, Ternyata Ini Masa Depan Arab Saudi versi Dahlan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular