
Sempat Terlemah di Asia, Rupiah Kok Bisa Menguat?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
01 November 2019 16:41

Sentimen eksternal memang kondusif dan semestinya mendukung penguatan rupiah dkk di Asia. Pertama, dolar AS masih melemah secara global. Pada pukul 15:30 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,17%.
Malam ini waktu Indonesia, akan ada rilis data penciptaan lapangan kerja sektor non-pertanian (non-farm payroll). Data ini sangat dinanti oleh pelaku pasar, karena akan menentukan arah kebijakan moneter The Federal Reserve/The Fed.
Konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan ekonomi AS menciptakan 89.000 lapangan kerja pada Oktober. Lebih sedikit dibandingkan September yaitu 136.000.
Artinya, pasar tenaga kerja di Negeri Paman Sam masih belum mencapai full employment. Ini membuat The Fed masih memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga acuan. Penurunan suku bunga acuan tentu bukan kabar gembira buat dolar AS.
Kedua, Aura damai dagang yang merebak membuat investor berani masuk ke instrumen-instrumen berisiko di Asia. AS-China dikabarkan bakal segera mengumumkan lokasi baru penandatanganan perjanjian damai dagang fase I.
Seperti diketahui, awalnya perjanjian damai dagang AS-China fase I akan diteken di sela-sela KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik di Chile pertengahan bulan depan. Namun karena situasi Chile yang sedang mencekam karena gelombang demonstrasi, KTT APEC batal dihelat di negara tersebut.
"China dan AS sedang bekerja untuk memilih tempat baru penandatanganan perjanjian dagang fase I. Lokasi baru akan diumumkan segera. Presiden Xi (Jinping) dan Presiden Trump akan membubuhkan tanda tangan!" cuit Presiden AS Donald Trump di Twitter.
Tidak hanya AS-China, perjanjian damai dagang AS-Meksiko-Kanada pun akan segera rampung dalam waktu dekat. Nancy Pelosi, Ketua House of Representatives AS, mengungkapkan bahwa kemajuan yang dicapai sudah signifikan.
"Kami terus bekerja dalam membuat kesepakatan dagang AS-Meksiko-Kanada, kemajuan tercapai setiap hari. Saya optimistis kami berjalan dalam trek yang benar, dan akan segera mencapai kesimpulan," ungkap Pelosi, seperti diberitakan Reuters.
Hawa damai dagang yang terus terjaga membuat pelaku pasar berbunga-bunga. Arus modal pun masuk ke instrumen-instrumen berisiko di Asia sehingga mata uang utama Benua Kuning ramai-ramai menguat.
(aji/aji)
Malam ini waktu Indonesia, akan ada rilis data penciptaan lapangan kerja sektor non-pertanian (non-farm payroll). Data ini sangat dinanti oleh pelaku pasar, karena akan menentukan arah kebijakan moneter The Federal Reserve/The Fed.
Konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan ekonomi AS menciptakan 89.000 lapangan kerja pada Oktober. Lebih sedikit dibandingkan September yaitu 136.000.
Artinya, pasar tenaga kerja di Negeri Paman Sam masih belum mencapai full employment. Ini membuat The Fed masih memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga acuan. Penurunan suku bunga acuan tentu bukan kabar gembira buat dolar AS.
Kedua, Aura damai dagang yang merebak membuat investor berani masuk ke instrumen-instrumen berisiko di Asia. AS-China dikabarkan bakal segera mengumumkan lokasi baru penandatanganan perjanjian damai dagang fase I.
Seperti diketahui, awalnya perjanjian damai dagang AS-China fase I akan diteken di sela-sela KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik di Chile pertengahan bulan depan. Namun karena situasi Chile yang sedang mencekam karena gelombang demonstrasi, KTT APEC batal dihelat di negara tersebut.
"China dan AS sedang bekerja untuk memilih tempat baru penandatanganan perjanjian dagang fase I. Lokasi baru akan diumumkan segera. Presiden Xi (Jinping) dan Presiden Trump akan membubuhkan tanda tangan!" cuit Presiden AS Donald Trump di Twitter.
Tidak hanya AS-China, perjanjian damai dagang AS-Meksiko-Kanada pun akan segera rampung dalam waktu dekat. Nancy Pelosi, Ketua House of Representatives AS, mengungkapkan bahwa kemajuan yang dicapai sudah signifikan.
"Kami terus bekerja dalam membuat kesepakatan dagang AS-Meksiko-Kanada, kemajuan tercapai setiap hari. Saya optimistis kami berjalan dalam trek yang benar, dan akan segera mencapai kesimpulan," ungkap Pelosi, seperti diberitakan Reuters.
Hawa damai dagang yang terus terjaga membuat pelaku pasar berbunga-bunga. Arus modal pun masuk ke instrumen-instrumen berisiko di Asia sehingga mata uang utama Benua Kuning ramai-ramai menguat.
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular