
Tingkat Pengangguran Terendah Setengah Abad, Dolar AS Kalem
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
04 October 2019 20:27

Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Amerika Serikat (AS) masih kalem memasuki perdagangan sesi AS Jumat (4/10/19) setelah rilis data tenaga kerja AS yang cukup mengejutkan.
Pada pukul 19:50 WIB, indeks yang mengukur kekuatan dolar AS berada di level 98,91 atau menguat tipis 0,05% dibandingkan dengan level penutupan Kamis kemarin, berdasarkan data Refinitiv.
Indeks dolar dibentuk dari enam mata uang yakni euro, yen, poundsterling, dolar Kanada, krona Swedia, dan franc Swiss. Indeks ini juga dijadikan tolak ukur kekuatan dolar AS terhadap mata uang lainnya.
Terpantau di waktu yang sama euro dan yen masing-masing melemah 0,02% dan 0,12%, sementara poundsterling menguat 0,21%. Ketiga mata uang tersebut berkontribusi 83% terhadap pembentukan indeks dolar, dengan euro menjadi kontributor terbesar yakni 57,6%.
Setelah tiga hari berturut-turut data ekonomi AS mengecewakan, akhirnya pada hari ini ada data bagus, meski tetap ada cela.
Departemen Tenaga Kerja AS pada hari ini melaporkan tingkat pengangguran AS turun menjadi 3,5% di bulan September dari bulan sebelumnya 3,7%. Level tersebut merupakan yang terendah dalam setengah abad atau tepatnya sejak Desember 1969.
Namun data lain menunjukkan penyerapan tenaga kerja di luar sektor pertanian (non-farm payroll/NFP) hanya 136.000 orang, lebih rendah dari bulan sebelumnya 168.000 0rang. Rata-rata upah per jam stagnan 0% month-on-month (MoM), sementara jika dilihat secara tahunan (year-on-year), rata-rata upah per jam tumbuh 2,9%, terlemah sejak Juli 2018.
Pasca rilis data tersebut, terjadi sedikit perubahan dari probabilitas pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed). Data piranti FedWatch milik CME Group menunjukkan pelaku pasar melihat probabilitas sebesar 79,6% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin ke 1,5-1,75% pada 30 Oktober (31 Oktober dini hari WIB).
Probabilitas tersebut turun dibandingkan dengan sore tadi di level 87,1%. Meski demikian, probabilitas 79,6% tetaplah tinggi jika dibandingkan pekan lalu sebesar 49,2%. Masih tingginya probabilitas pemangkasan suku bunga tersebut membuat indeks dolar masih kalem.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Investor Antisipasi Isi Pidato Powell, Dolar AS Masih Perkasa
Pada pukul 19:50 WIB, indeks yang mengukur kekuatan dolar AS berada di level 98,91 atau menguat tipis 0,05% dibandingkan dengan level penutupan Kamis kemarin, berdasarkan data Refinitiv.
Indeks dolar dibentuk dari enam mata uang yakni euro, yen, poundsterling, dolar Kanada, krona Swedia, dan franc Swiss. Indeks ini juga dijadikan tolak ukur kekuatan dolar AS terhadap mata uang lainnya.
Terpantau di waktu yang sama euro dan yen masing-masing melemah 0,02% dan 0,12%, sementara poundsterling menguat 0,21%. Ketiga mata uang tersebut berkontribusi 83% terhadap pembentukan indeks dolar, dengan euro menjadi kontributor terbesar yakni 57,6%.
Setelah tiga hari berturut-turut data ekonomi AS mengecewakan, akhirnya pada hari ini ada data bagus, meski tetap ada cela.
Departemen Tenaga Kerja AS pada hari ini melaporkan tingkat pengangguran AS turun menjadi 3,5% di bulan September dari bulan sebelumnya 3,7%. Level tersebut merupakan yang terendah dalam setengah abad atau tepatnya sejak Desember 1969.
Namun data lain menunjukkan penyerapan tenaga kerja di luar sektor pertanian (non-farm payroll/NFP) hanya 136.000 orang, lebih rendah dari bulan sebelumnya 168.000 0rang. Rata-rata upah per jam stagnan 0% month-on-month (MoM), sementara jika dilihat secara tahunan (year-on-year), rata-rata upah per jam tumbuh 2,9%, terlemah sejak Juli 2018.
Pasca rilis data tersebut, terjadi sedikit perubahan dari probabilitas pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed). Data piranti FedWatch milik CME Group menunjukkan pelaku pasar melihat probabilitas sebesar 79,6% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin ke 1,5-1,75% pada 30 Oktober (31 Oktober dini hari WIB).
Probabilitas tersebut turun dibandingkan dengan sore tadi di level 87,1%. Meski demikian, probabilitas 79,6% tetaplah tinggi jika dibandingkan pekan lalu sebesar 49,2%. Masih tingginya probabilitas pemangkasan suku bunga tersebut membuat indeks dolar masih kalem.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Investor Antisipasi Isi Pidato Powell, Dolar AS Masih Perkasa
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular