
Perang Dagang China-AS-UE Bikin Dolar Singapura "Galau"
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
04 October 2019 19:10

Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Singapura tercatat melemah melawan rupiah pada perdagangan Jumat (4/10/19). Namun melihat pergerakan sepanjang pekan, mata uang Negeri Merlion ini terlihat masih "galau".
Dalam lima hari perdagangan pekan ini, dolar Singapura menguat dua kali pada Senin dan Kamis kemarin, sementara sisanya melemah. Pada hari ini Dolar Singapura melemah 0,12% ke level Rp 10.247,3/SG$ di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Munculnya episode perang dagang baru membuat dolar Singapura menjadi galau. Sebelumnya perang dagang AS-China sudah memukul pertumbuhan ekonominya dengan telak hingga terancam resesi.
Pada bulan Agustus, pemerintah Singapura sudah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonominya tahun ini menjadi 0-1% dibandingkan proyeksi sebelumnya 1,5%-2,5%.
Menteri Perdagangan dan Industri Singapura, Chan Chun Sing, dalam acara Squawk Box di CNBC International hari ini mengatakan Singapura kemungkinan bisa lepas dari jurang resesi. Namun, dia juga mengakui kondisi eksternal saat ini dapat menyeret turun prospek pertumbuhan ekonomi.
Euforia perundingan dagang AS-China yang akan berlangsung pada 10-11 Oktober di Washington membawa dolar Singapura naik ke level tertinggi satu bulan, di kisaran harga saat ini. Namun kini muncul lagi potensi perang dagang AS dengan Uni Eropa (UE) yang berpotensi memperburuk kondisi ekonomi global.
Potensi perang dagang AS-UE muncul setelah setelah AS memenangi gugatan di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) mengenai masalah subsidi yang diberikan Uni Eropa kepada Airbus.
Kantor Perwakilan Dagang AS Rabu kemarin merilis daftar yang akan dikenakan bea impor mulai dari pesawat terbang sebesar 10% hingga berbagai jenis makanan dan produk tekstil senilai 25% yang mulai berlaku efektif pada 18 Oktober.
AS menegaskan Uni Eropa tidak boleh membalas dengan ikut-ikutan menerapkan bea masuk. Sebab apa yang dilakukan AS sudah sesuai dengan putusan WTO.
"Tidak ada saling balas di sini. Sesuai dengan aturan WTO, yang kami patuhi, kami berhak melakukan ini dan mereka tidak boleh membalas," tegas Peter Navarro, Penasihat Perdagangan Gedung Putih, seperti diwartakan Reuters.
Namun sudah pasti Eropa tidak akan tinggal diam. Kalau balas mengenakan bea masuk tidak diperbolehkan, maka Eropa akan mencari cara lain untuk "mengerjai" AS.
"Apabila pemerintah AS menolak tangan yang sudah diulurkan Prancis dan Uni Eropa, maka kami akan menyiapkan sanksi," ungkap Bruno Le Maire, Menteri Keuangan Prancis, seperti diberitakan Reuters.
Jika perang dagang AS-UE benar terjadi, tentunya perekonomian global akan semakin terancam. Perang dagang AS-China saja sudah berdampak besar ke ekonomi global, ancaman resesi terjadi di mana-mana, bank sentral di berbagai negara "berlomba" menurunkan suku bunga untuk merangsang perekonomian, atau untuk menghindari terjadinya resesi.
Euforia perundingan dagang AS-China pun "ditelan" kabar perang dagang AS-UE, dan dolar Singapura menjadi tertekan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Dolar Singapura vs Rupiah Imbang Dua Hari Beruntun
Dalam lima hari perdagangan pekan ini, dolar Singapura menguat dua kali pada Senin dan Kamis kemarin, sementara sisanya melemah. Pada hari ini Dolar Singapura melemah 0,12% ke level Rp 10.247,3/SG$ di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Munculnya episode perang dagang baru membuat dolar Singapura menjadi galau. Sebelumnya perang dagang AS-China sudah memukul pertumbuhan ekonominya dengan telak hingga terancam resesi.
Pada bulan Agustus, pemerintah Singapura sudah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonominya tahun ini menjadi 0-1% dibandingkan proyeksi sebelumnya 1,5%-2,5%.
Menteri Perdagangan dan Industri Singapura, Chan Chun Sing, dalam acara Squawk Box di CNBC International hari ini mengatakan Singapura kemungkinan bisa lepas dari jurang resesi. Namun, dia juga mengakui kondisi eksternal saat ini dapat menyeret turun prospek pertumbuhan ekonomi.
Euforia perundingan dagang AS-China yang akan berlangsung pada 10-11 Oktober di Washington membawa dolar Singapura naik ke level tertinggi satu bulan, di kisaran harga saat ini. Namun kini muncul lagi potensi perang dagang AS dengan Uni Eropa (UE) yang berpotensi memperburuk kondisi ekonomi global.
Potensi perang dagang AS-UE muncul setelah setelah AS memenangi gugatan di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) mengenai masalah subsidi yang diberikan Uni Eropa kepada Airbus.
Kantor Perwakilan Dagang AS Rabu kemarin merilis daftar yang akan dikenakan bea impor mulai dari pesawat terbang sebesar 10% hingga berbagai jenis makanan dan produk tekstil senilai 25% yang mulai berlaku efektif pada 18 Oktober.
AS menegaskan Uni Eropa tidak boleh membalas dengan ikut-ikutan menerapkan bea masuk. Sebab apa yang dilakukan AS sudah sesuai dengan putusan WTO.
"Tidak ada saling balas di sini. Sesuai dengan aturan WTO, yang kami patuhi, kami berhak melakukan ini dan mereka tidak boleh membalas," tegas Peter Navarro, Penasihat Perdagangan Gedung Putih, seperti diwartakan Reuters.
Namun sudah pasti Eropa tidak akan tinggal diam. Kalau balas mengenakan bea masuk tidak diperbolehkan, maka Eropa akan mencari cara lain untuk "mengerjai" AS.
"Apabila pemerintah AS menolak tangan yang sudah diulurkan Prancis dan Uni Eropa, maka kami akan menyiapkan sanksi," ungkap Bruno Le Maire, Menteri Keuangan Prancis, seperti diberitakan Reuters.
Jika perang dagang AS-UE benar terjadi, tentunya perekonomian global akan semakin terancam. Perang dagang AS-China saja sudah berdampak besar ke ekonomi global, ancaman resesi terjadi di mana-mana, bank sentral di berbagai negara "berlomba" menurunkan suku bunga untuk merangsang perekonomian, atau untuk menghindari terjadinya resesi.
Euforia perundingan dagang AS-China pun "ditelan" kabar perang dagang AS-UE, dan dolar Singapura menjadi tertekan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Dolar Singapura vs Rupiah Imbang Dua Hari Beruntun
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular