
Hellooowww, Yakin Mau Buang Dolar?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
01 November 2019 12:42

Ketergantungan dunia terhadap dolar AS membuat mata uang ini begitu berkuasa. Hidup-mati seluruh dunia seakan ditentukan oleh greenback.
Oleh karena itu, wajar jika kemudian muncul upaya-upaya untuk 'memerdekakan' diri dari 'penjajahan' dolar AS. China dan Uni Eropa sedang berusaha memulainya dengan menginisiasi perdagangan dengan menggunakan mata uang lokal.
Indonesia pun sudah melakukannya. Bank Indonesia (BI) sudah menjalin kerja sama dengan bank sentral negara-negara tetangga dalam bentuk Bilateral Currency Swap Agreement (BCSA). Saat ini, BCSA sudah dilakukan dengan Malaysia, Thailand, China, Filipina, dan Australia.
BCSA adalah fasilitas di bank sentral yang bisa digunakan oleh importir. Misalnya importir Indonesia mau membeli barang dari China, tidak perlu menyiapkan dan membayar dengan dolar AS seperti yang terjadi selama ini. BI punya fasilitas yuan China yang bisa diakses kapan saja.
Namun apakah aksi 'buang' dolar AS secara massal ini akan berhasil? Sejauh ini sepertinya belum.
BI mencatat penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan Indonesia dengan Malaysia dan Thailand sepanjang kuartal I-2019 setara dengan US$ 83 juta. Padahal selama periode tersebut nilai perdagangan Indonesia dengan dua negara tersebut mencapai US$ 4,58 miliar. Penggunaan mata uang lokal masih sangat minim, tidak sampai 2%.
Well, sepertinya masih butuh waktu bagi negara-negara lain untuk lepas dari cengkeraman dolar AS. Bukan sesuatu yang mustahil untuk bisa mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS, hanya saja memang butuh komitmen dan konsistensi. Tidak bisa hanya dengan upaya ala kadarnya.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/dru)
Oleh karena itu, wajar jika kemudian muncul upaya-upaya untuk 'memerdekakan' diri dari 'penjajahan' dolar AS. China dan Uni Eropa sedang berusaha memulainya dengan menginisiasi perdagangan dengan menggunakan mata uang lokal.
Indonesia pun sudah melakukannya. Bank Indonesia (BI) sudah menjalin kerja sama dengan bank sentral negara-negara tetangga dalam bentuk Bilateral Currency Swap Agreement (BCSA). Saat ini, BCSA sudah dilakukan dengan Malaysia, Thailand, China, Filipina, dan Australia.
Namun apakah aksi 'buang' dolar AS secara massal ini akan berhasil? Sejauh ini sepertinya belum.
BI mencatat penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan Indonesia dengan Malaysia dan Thailand sepanjang kuartal I-2019 setara dengan US$ 83 juta. Padahal selama periode tersebut nilai perdagangan Indonesia dengan dua negara tersebut mencapai US$ 4,58 miliar. Penggunaan mata uang lokal masih sangat minim, tidak sampai 2%.
Well, sepertinya masih butuh waktu bagi negara-negara lain untuk lepas dari cengkeraman dolar AS. Bukan sesuatu yang mustahil untuk bisa mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS, hanya saja memang butuh komitmen dan konsistensi. Tidak bisa hanya dengan upaya ala kadarnya.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/dru)
Pages
Most Popular