Konsisten! Hingga Q3-2019, Garuda Cetak Laba Rp 1,71 T
Houtmand P Saragih,
CNBC Indonesia
31 October 2019 09:07
Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja maskapai pelat merah PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA)Â semakin membaik. Perseroan kembali mencetak laba bersih di 9Â bulan pertama 2019 dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan perseroan, hingga kuartal III-2019 Garuda mengantongi laba bersih senilai US$ 122,42 juta atau setara Rp 1,71 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$). Pada periode yang sama tahun lalu, maskapai milik pemerintah ini rugi hingga US$ 114,08 juta atau Rp 1,59 triliun.
Laba perseroan ditopang oleh kenaikan total pendapatan usaha 9,9% menjadi US$ 3,54 miliar, naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu US$ 3,21 miliar atau Rp 49,58 triliun.
Peningkatan pendapatan tersebut terutama ditopang pendapatan dari penerbangan berjadwal senilai US$ 2,79 miliar, tumbuh 8,8% secara yoy dari US$ 2,56 miliar. Sedangkan pendapatan tidak berjadwal turun dari US$ 254,75 juta menjadi US$ 249,92 juta.
Perseroan juga mencatatkan penurunan beban pokok penjualan dan pendapatan sebesar 2,36% dari US$ 2,95 miliar kuartal III-2019 tahun lalu menjadi US$ 3,28 miliar.
Sementara itu, Garuda tercatat mengalami kerugian dari selisih kurs sepanjang Januari-September 2019 sebesar US$ 13,91 juta. Kondisi ini berbalik dari Januari-September 2018 yang mencatat keuntungan selisih kurs senilai US$ 52,35 juta.
Meski begitu, Garuda mampu mengantongi pendapatan bersih dari usaha lain-lain senilai US$ 13,62 juta hingga kuartal III 2019 ini. Catatan tersebut mampu tumbuh hingga 42,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu US$ 9,55 juta.
Dengan kenaikan pendapatan usaha dan turunnya beban usaha selama sembilan bulan pertama tahun ini Garuda mampu mengantongi laba usaha senilai US$ 253,24 juta.
Angka ini berbalik dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencatat rugi usaha senilai US$ 70,81 juta. Catatan lainnya, total aset perusahaan per September 2019 senilai US$ 4,41 miliar, naik 5,9% dibandingkan dengan total aset per Desember 2018 yang senilai US$ 4,16 miliar.
(hps/tas)
Next Article
Bos Garuda Buka-bukaan Soal Putus Kontrak 135 Pilot
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan perseroan, hingga kuartal III-2019 Garuda mengantongi laba bersih senilai US$ 122,42 juta atau setara Rp 1,71 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$). Pada periode yang sama tahun lalu, maskapai milik pemerintah ini rugi hingga US$ 114,08 juta atau Rp 1,59 triliun.
Laba perseroan ditopang oleh kenaikan total pendapatan usaha 9,9% menjadi US$ 3,54 miliar, naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu US$ 3,21 miliar atau Rp 49,58 triliun.
Peningkatan pendapatan tersebut terutama ditopang pendapatan dari penerbangan berjadwal senilai US$ 2,79 miliar, tumbuh 8,8% secara yoy dari US$ 2,56 miliar. Sedangkan pendapatan tidak berjadwal turun dari US$ 254,75 juta menjadi US$ 249,92 juta.
Perseroan juga mencatatkan penurunan beban pokok penjualan dan pendapatan sebesar 2,36% dari US$ 2,95 miliar kuartal III-2019 tahun lalu menjadi US$ 3,28 miliar.
Sementara itu, Garuda tercatat mengalami kerugian dari selisih kurs sepanjang Januari-September 2019 sebesar US$ 13,91 juta. Kondisi ini berbalik dari Januari-September 2018 yang mencatat keuntungan selisih kurs senilai US$ 52,35 juta.
Meski begitu, Garuda mampu mengantongi pendapatan bersih dari usaha lain-lain senilai US$ 13,62 juta hingga kuartal III 2019 ini. Catatan tersebut mampu tumbuh hingga 42,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu US$ 9,55 juta.
Dengan kenaikan pendapatan usaha dan turunnya beban usaha selama sembilan bulan pertama tahun ini Garuda mampu mengantongi laba usaha senilai US$ 253,24 juta.
Angka ini berbalik dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencatat rugi usaha senilai US$ 70,81 juta. Catatan lainnya, total aset perusahaan per September 2019 senilai US$ 4,41 miliar, naik 5,9% dibandingkan dengan total aset per Desember 2018 yang senilai US$ 4,16 miliar.