
Sadis! Asing Masuk Rp 164 T, Semenarik Apa Sih Obligasi RI?
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
30 October 2019 13:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Arus masuk modal asing ke pasar obligasi domestik tercatat mengalir deras. Kecenderungan penurunan suku bunga di negara-negara maju membuat obligasi pemerintah Indonesia menjadi pilihan yang menarik.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, kepemilikan asing pada surat utang negara (SUN) bertambah signifikan selama tahun berjalan hingga awal pekan ini atau 28 Oktober 2019.
Aliran dana asing yang masuk ke pasar obligasi domestik pada periode tersebut tercatat mencapai Rp 164,28 triliun. Ini tampak dari selisih kepemilikan asing pada obligasi negara dari Rp 893,25 triliun pada akhir 2018, menjadi Rp 1.057,53 triliun pada 28 Oktober 2019.
Nilai kepemilikan asing tersebut tercatat merupakan yang tertinggi dalam sejarah. Imbal hasil yang tinggi masih salah satu daya tarik investor asing memborong obligasi RI di tengah kegelisahan pemodal global terhadap perlambatan bahkan resesi ekonomi dunia.
Perlambatan ekonomi dunia tersebut membuat Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan. Otomatis suku bunga acuan yang ditawarkan US Treasury menjadi tertekan pula.
Saat ini imbal hasil SUN seri acuan masih berada pada kisaran 6,45% hingga 7,69%. Untuk SUN tenor 10 tahun berada pada kisaran 7,04%.
Selisih (spread) yield obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan yield surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa sadah mencapai 521 bps. Yield berada pada kisaran 1,82%.
Saat ini, minat pelaku pasar pada pasar SUN diprediksi masih cukup tinggi pada periode jangka menengah yang tercermin dari lelang kemarin di mana nilai penawaran investor menjadi yang tertinggi ketiga sejak awal tahun.
Penawaran peserta lelang surat berharga syariah negara (SBSN/sukuk negara) kemarin membludak hingga Rp 35,91 triliun, tertinggi sejak lelang 9 Juli silam. Jumlah penawaran peserta dalam lelang itu lebih tinggi daripada lelang sebelumnya Rp 29,9 triliun dan rerata lelang sejak awal tahun Rp 23,18 triliun.
Dalam lelang tersebut, pemerintah menerbitkan sukuk negara Rp 7,43 triliun yang masih lebih tinggi dari lelang sebelumnya Rp 7,04 triliun tetapi masih sedikit lebih rendah daripada rerata lelang sejak awal tahun Rp 7,5 triliun.
Dari potensi penurunan suku bunga, survei pelaku pasar yang dihelat CME Fedwatch menunjukkan 98,3% pelaku pasar memprediksi the Fed akan menurunkan suku bunga dalam FOMC pada 30 Oktober waktu setempat atau Kamis dini hari WIB. Selain suku bunga, data pertumbuhan ekonomi AS juga akan diumumkan lebih awal yaitu sekitar 20.00 WIB.
(hps/hoi) Next Article Laris Manis! RI Sukses Jual Surat Utang dalam Dolar dan Euro
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, kepemilikan asing pada surat utang negara (SUN) bertambah signifikan selama tahun berjalan hingga awal pekan ini atau 28 Oktober 2019.
Aliran dana asing yang masuk ke pasar obligasi domestik pada periode tersebut tercatat mencapai Rp 164,28 triliun. Ini tampak dari selisih kepemilikan asing pada obligasi negara dari Rp 893,25 triliun pada akhir 2018, menjadi Rp 1.057,53 triliun pada 28 Oktober 2019.
Nilai kepemilikan asing tersebut tercatat merupakan yang tertinggi dalam sejarah. Imbal hasil yang tinggi masih salah satu daya tarik investor asing memborong obligasi RI di tengah kegelisahan pemodal global terhadap perlambatan bahkan resesi ekonomi dunia.
Saat ini imbal hasil SUN seri acuan masih berada pada kisaran 6,45% hingga 7,69%. Untuk SUN tenor 10 tahun berada pada kisaran 7,04%.
Selisih (spread) yield obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan yield surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa sadah mencapai 521 bps. Yield berada pada kisaran 1,82%.
Saat ini, minat pelaku pasar pada pasar SUN diprediksi masih cukup tinggi pada periode jangka menengah yang tercermin dari lelang kemarin di mana nilai penawaran investor menjadi yang tertinggi ketiga sejak awal tahun.
Penawaran peserta lelang surat berharga syariah negara (SBSN/sukuk negara) kemarin membludak hingga Rp 35,91 triliun, tertinggi sejak lelang 9 Juli silam. Jumlah penawaran peserta dalam lelang itu lebih tinggi daripada lelang sebelumnya Rp 29,9 triliun dan rerata lelang sejak awal tahun Rp 23,18 triliun.
SUN Jadi Primadona Asing
[Gambas:Video CNBC]
Dalam lelang tersebut, pemerintah menerbitkan sukuk negara Rp 7,43 triliun yang masih lebih tinggi dari lelang sebelumnya Rp 7,04 triliun tetapi masih sedikit lebih rendah daripada rerata lelang sejak awal tahun Rp 7,5 triliun.
Dari potensi penurunan suku bunga, survei pelaku pasar yang dihelat CME Fedwatch menunjukkan 98,3% pelaku pasar memprediksi the Fed akan menurunkan suku bunga dalam FOMC pada 30 Oktober waktu setempat atau Kamis dini hari WIB. Selain suku bunga, data pertumbuhan ekonomi AS juga akan diumumkan lebih awal yaitu sekitar 20.00 WIB.
(hps/hoi) Next Article Laris Manis! RI Sukses Jual Surat Utang dalam Dolar dan Euro
Most Popular