Mulai Roadshow, IPO Saudi Aramco Terbesar di Dunia

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
30 October 2019 10:18
Mulai Roadshow, IPO Saudi Aramco Terbesar di Dunia
Foto: File Photo: Saudi Aramco (REUTERS/Ahmed Jadallah/File Photo)
Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan minyak terbesar di dunia, Saudi Aramco Oil Company (Saudi Aramco) akan mulai melakukan subscription atau mencari investor lewat roadshow yang akan membeli sahamnya dalam penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) pada 4 Desember.

Demikian menurut beberapa sumber seperti diberitakan media milik pemerintah, Al-Arabiya, Selasa (29/10/2019).

Menurut sumber tersebut, Aramco berencana mengumumkan kisaran harga IPO pada 17 November, dan akan mulai tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Tadawul (Saudi Stock Exchange Tadawul), Arab Saudi, pada 11 Desember.

Perusahaan raksasa minyak Arab Saudi ini telah lama merencanakan IPO. Sebelumnya perusahaan dikabarkan akan melakukan listing pada awal November kemudian diundur, apalagi setelah terjadi penyerangan oleh drone di 2 fasilitas Aramco pada pertengahan September lalu.


Selain melakukan listing di bursa domestik, Aramco juga dikabarkan berniat mendaftarkan saham di bursa global atau dual listing mengingat jumlah saham yang dilepas ke pasar tentu membutuhkan daya serap juga besar.


Dikutip dari CNBC International, IPO dari perusahaan minyak BUMN Arab Saudi ini memiliki nilai estimasi kapitalisasi pasar (market capitalization/market cap) sekitar US$ 2 triliun dan akan menjadi IPO terbesar di dunia. Nilai itu setara dengan Rp 28.000 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$).

Namun informasi yang dikutip worldview.stratfor.com, menunjukkan, valuasi perusahaan masih belum jelas bahkan rumornya hanya mencapai US$ 500 miilar atau Rp 7.000 triliun, lebih rendah dari US$ 2 triliun yang dibayangkan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman.

LANJUT HALAMAN 2: Pendapatan dan laba Aramco amblas
Mengacu siaran pers Saudi Aramco, pada semester I-2019, perusahaan berhasil mencetak laba bersih sebesar US$ 46,9 miliar atau setara dengan Rp 661 triliun, turun 12% dibandingkan dengan US$ 53,0 miliar untuk periode yang sama tahun lalu.

Sementara laba sebelum bunga dan pajak pada periode tersebut yakni US$ 92,5 miliar, turun 9% dibandingkan dengan US$ 101,3 miliar periode yang sama setahun sebelumnya.

Fitch mencatat, sepanjang 2018, Saudi Aramco masih menjadi produsen minyak terbesar di dunia dari sisi volume mengalahkan rekan-rekan regionalnya seperti perusahaan minyak nasional Abu Dhabi, ADNOC dan perusahaan minyak Royal Dutch Shell, Total dan BP.

"Saudi Aramco adalah produsen minyak terbesar di dunia berdasarkan volume. Pada tahun 2018 produksi cairan dan total produksi hidrokarbonnya rata-rata setara dengan 11,6 juta dan 13,6 juta barel minyak per hari, jauh melampaui output hulu terintegrasi global dan regional produsen seperti ADNOC, Shell, Total dan BP," kata Fitch, mengutip Reuters.


Bloomberg melaporkan, Saudi Aramco sebelumnya telah mengundang lebih dari 20 perusahaan investasi dari AS, Eropa dan Asia untuk bersaing, termasuk beberapa penjamin emisi (underwriter) terbesar dunia serta sejumlah bank investasi dengan skala kecil.

Dari persaingan ini, CNBC International melaporkan J.P.Morgan Chase melenggang menjadi salah satu penasihat IPO Aramco, mengalahkan Morgan Stanley dan Goldman Sachs.

Namun Saudi Aramco sebelumnua belum membuat keputusan tentang tujuan pencatatan saham perdana ini. Para pejabat tinggi dari bursa-bursa global di dunia: London, New York dan Hong Kong juga aktif mendekati Saudi Aramco agar bisa mencatatkan saham perdana di bursa efek mereka.

Proyek IPO Aramco ini pertama kali diumumkan pada tahun 2016 sebagai landasan rencana Visi 2030 Kerajaan Arab Saudi untuk memodernisasi ekonominya. Target pencatatan Saudi Aramco pada awalnya yakni paruh kedua tahun 2018 tapi tertunda.

Produsen minyak ini awalnya bekerjasaham dengan Evercore Inc. dan Moelis, serta HSBC Holdings Plc, JPMorgan dan Morgan Stanley.

Dalam siaran persnya pada April lalu, Saudi Aramco juga baru merilis obligasi di Bursa Efek London sebesar US$ 12 miliar atau setara dengan Rp 169 triliun. Obligasi itu terdiri dari lima seri yang termasuk dalam Saudi Aramco's Global Medium Term Note Program:

- Seri 1 US$ 1 miliar, kupon 2,750%, jatuh tempo 2022
- Seri 2 US$ 2 miliar, kupon 2,787%, jatuh tempo 2024
- Seri 3 US$ 3 miliar, kupon 3,500%, jatuh tempo 2029
- Seri 4 US$ 3 miliar, kupon 4,250%, jatuh tempo 2039
- Seri 5 US$ 3 miliar, kupon 4,375%, jatuh tempo 2049

Saudi Aramco Bersiap Terbitkan Global Bond Rp 142 TriliunFoto: Infografis/Peringkat Teratas Negara Penghasil Minyak Dunia/Arie Pratama
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular