
Mirip Rupiah 1998, Bisakah Peso Bangkit dengan Presiden Baru?
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
29 October 2019 15:28

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang peso Argentina berhasil menguat cukup meyakinkan di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan kemarin. Hasil Pemilu sehari sebelumnya sangat mempengaruhi pergerakan mata uang negeri Lionel Messi.
Kemarin, peso ditutup menguat 3,2% terhadap dolar AS. Namun sejak awal tahun, peso masih anjlok nyaris 50%.
Depresiasi tersebut mengingatkan terhadap pergerakan rupiah pada 1998, saat Indonesia dilanda krisis ekonomi. Saat itu, rupiah melemah lebih dari 100%, menyentuh level terlemah sepanjang masa Rp 16.800/US$.
Saat tampuk pimpinan RI berpindah tangan dari Soeharto ke BJ Habibie pada 21 Mei 1998, rupiah perlahan bisa bangkit. Pada masa Presiden Habibie Mata Uang Garuda menguat 34% ke 7.385 per dolar AS.
Kini Argentina akan memiliki Presiden Baru. Pada Pemilu yang diadakan Minggu waktu setempat, Presiden Mauricio Macri kalah dari lawannya Alberto Fernandez.
Fernandez sebenarnya bukan figur favorit pelaku pasar. Mata uang peso mengalami kemerosotan tajam sejak Agustus setelah Fernadez terlihat diunggulkan menjadi presiden baru Argentina, dan kini terlihat semakin kuat posisinya untuk menduduki kursi presiden.
Fernandez merupakan tokoh peronisme, ideologi yang dilahirkan oleh mantan presiden Argentina Juan Domingo Perón. Ideologi tersebut dikatakan cenderung populis, sehingga Argentina nantinya akan menggelontorkan anggaran besar-besar untuk subsidi.
Dengan menerapkan kebijakan populis, pemerintah Argentina tentunya harus menambah utang lagi, dan risiko terjadinya gagal bayar atau default. Situasi yang tentu tidak disukai pelaku pasar.
Penguatan peso pada perdagangan kemarin terjadi setelah Menteri Keuangan Argentina Hernan Lacunza mengatakan Macri dan Fernandez telah melakukan "dialog yang bagus". Sebagaimana dilansir Reuters, pertemuan kedua tokoh tersebut diinisiasi oleh Macri untuk membahas masa transisi pemerintahan.
Dialog Macri-Fernandez terusebut langsung membuat peso menguat, jadi apakah kepemimpinan Fernandez nanti bisa membuat peso bangkit dan menguat lebih jauh?
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Negaranya Lionel Messi 2 Tahun Resesi, Peso di Rekor Terlemah
Kemarin, peso ditutup menguat 3,2% terhadap dolar AS. Namun sejak awal tahun, peso masih anjlok nyaris 50%.
Saat tampuk pimpinan RI berpindah tangan dari Soeharto ke BJ Habibie pada 21 Mei 1998, rupiah perlahan bisa bangkit. Pada masa Presiden Habibie Mata Uang Garuda menguat 34% ke 7.385 per dolar AS.
Kini Argentina akan memiliki Presiden Baru. Pada Pemilu yang diadakan Minggu waktu setempat, Presiden Mauricio Macri kalah dari lawannya Alberto Fernandez.
Fernandez sebenarnya bukan figur favorit pelaku pasar. Mata uang peso mengalami kemerosotan tajam sejak Agustus setelah Fernadez terlihat diunggulkan menjadi presiden baru Argentina, dan kini terlihat semakin kuat posisinya untuk menduduki kursi presiden.
Fernandez merupakan tokoh peronisme, ideologi yang dilahirkan oleh mantan presiden Argentina Juan Domingo Perón. Ideologi tersebut dikatakan cenderung populis, sehingga Argentina nantinya akan menggelontorkan anggaran besar-besar untuk subsidi.
Dengan menerapkan kebijakan populis, pemerintah Argentina tentunya harus menambah utang lagi, dan risiko terjadinya gagal bayar atau default. Situasi yang tentu tidak disukai pelaku pasar.
Penguatan peso pada perdagangan kemarin terjadi setelah Menteri Keuangan Argentina Hernan Lacunza mengatakan Macri dan Fernandez telah melakukan "dialog yang bagus". Sebagaimana dilansir Reuters, pertemuan kedua tokoh tersebut diinisiasi oleh Macri untuk membahas masa transisi pemerintahan.
Dialog Macri-Fernandez terusebut langsung membuat peso menguat, jadi apakah kepemimpinan Fernandez nanti bisa membuat peso bangkit dan menguat lebih jauh?
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Negaranya Lionel Messi 2 Tahun Resesi, Peso di Rekor Terlemah
Most Popular