
Negaranya Lionel Messi 2 Tahun Resesi, Peso di Rekor Terlemah

Jakarta, CNBC Indoesia - Nilai tukar peso Argentina terus melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) hingga mencetak rekor terlemah sepanjang sejarah. Negara asal mega bintang sepakbola, Lionel Messi, ini sudah 2 tahun mengalami resesi yang membuat nilai tukar mata uangnya terus merosot.
Rabu kemarin, peso Argentina melemah 0,16% ke 70,03/US$ yang merupakan rekor penutupan terendah sepanjang sejarah. Sepanjang tahun ini, peso sudah melemah 17% sementara di tahun 2019 ambrol 37%.
Badan Statistik Argentina, INDEC, pada hari Selasa melaporkan produk domestic bruto (PDB) kuartal I-2020 berkontraksi alias minus 5,4% year-on-year (YoY). Ini menjadi kontraksi tiga kuartal beruntun, dan jika dilihat lebih ke belakang, kontraksi sudah terjadi sejak kuartal II-2018. Hanya di kuartal II-2019, PDB Argentina lepas dari kontraksi, hanya tumbuh 0,4%.
INDEC juga melaporkan tingkat pengangguran pada periode yang sama dilaporkan naik menjadi 10,4% dari kuartal sebelumnya 10,1%.
Kontraksi ekonomi di kuartal II-2020 bisa lebih buruk lagi, mengingat kebijakan karantina wilayah (lockdown) guna meredam penyebaran pandemi penyakit virus corona (Covid-19) baru dilakukan pada 20 Maret lalu.
Berdasarkan data Worldometer, jumlah kasus Covid-19 di Argentina mencapai 47.203 orang, dengan 1.078 orang meninggal dunia, dan 13.576 sembuh.
Sebelum terjadi pandemi Argentina sudah mengalami resesi panjang, apalagi dengan kebijakan lockdown yang membuat roda perekonomian melambat signifikan. PDB salah satu negara dengan nilai ekonomi terbesar di Amerika Latin ini diprediksi berkontraksi tajam.
OECD memprediksi perekonomian Argentina akan mengalami kontraksi sebesar 10% di tahun ini, sementara Goldman Sachs memprediksi minus 9,3%. Kemerosotan ekonomi yang dalam, mendekati rekor kontraksi PDB sebesar minus 10,3% yang terjadi pada tahun 2002.
"Ini akan menjadi yang terburuk, tahun ini benar-benar parah. Pemerintah melakukan lockdown dan tidak tahu bagaimana harus membuka kembali perekonomian, sehingga dampak ekonomi yang dihasilkan lebih besar lagi," kata Gerardo della Paolera, ekonom dari Argentina, sebagaimana dilansir Bloomberg News.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Meksiko Depresi Parah, Mata Uang Peso Masih Kuat Lho!