
Suku Bunga Turun, Saham BBCA Sentuh Level Tertinggi
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
24 October 2019 16:55

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) kembali menyentuh level harga tertinggi sepanjang tahun berjalan ke level Rp 31.500/unit. Pada awal perdagangan Kamis (24/10/2019) saham BCA bahkan sempat menyentuh level Rp 31.600/unit.
Perusahaan dengan kode saham BBCA itu masih jadi pemimpin klasemen sebagai emiten dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia, yakni sebesar Rp 776,63 triliun.
Namun, hingga akhir perdagangan, harga saham BBCA ditutup di level Rp 31.500 atau menguat 0,40%. Harga saham perusahaan yang dipimpin oleh Jahja Setiaatmadja ini juga sempat ditransaksikan di level Rp 31.350 per saham, namun berbalik mengaut di akhir sesi kedua.
Bila dilihat kinerja saham BCA, sejak awal tahun ini sudah menguat 21,15%. Pada periode yang sama, investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih Rp 3,59 triliun di seluruh pasar.
Suria Dharma, Head of Research PT Samuel Sekuritas, saat dihubungi CNBC Indonesia, Kamis (24/10/2019) menyampaikan, kinerja harga saham BBCA menyentuh rekor tertinggi karena kinerja keuangan yang baik dan mengemukanya wacana pemecahan nilai nominal saham (stock split).
"Performa memang bagus dan diberitakan mau stock split tahun depan," kata Suria Dharma.
Di sisi lain, kata Suria, hari ini emiten perbankan mendapat katalis positif dari kebijakan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia sebesar 25 basis poin menjadi 5% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Oktober ini.
Keputusan tersebut sesuai dengan konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate akan turun 25 basis poin (bps) menjadi 5%.
"Kebijakan tersebut konsisten dengan perkiraan inflasi yang terkendali dan imbal hasil instrumen keuangan domestik yang tetap menarik, serta langkah pre-emptive lanjutan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik di tengah perekonomian global yang melambat," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo.
(hps/hps) Next Article Ga Usah Ngiri, yang Beli Saham BCA di Maret Sudah Cuan 30%
Perusahaan dengan kode saham BBCA itu masih jadi pemimpin klasemen sebagai emiten dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia, yakni sebesar Rp 776,63 triliun.
Namun, hingga akhir perdagangan, harga saham BBCA ditutup di level Rp 31.500 atau menguat 0,40%. Harga saham perusahaan yang dipimpin oleh Jahja Setiaatmadja ini juga sempat ditransaksikan di level Rp 31.350 per saham, namun berbalik mengaut di akhir sesi kedua.
Bila dilihat kinerja saham BCA, sejak awal tahun ini sudah menguat 21,15%. Pada periode yang sama, investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih Rp 3,59 triliun di seluruh pasar.
"Performa memang bagus dan diberitakan mau stock split tahun depan," kata Suria Dharma.
Di sisi lain, kata Suria, hari ini emiten perbankan mendapat katalis positif dari kebijakan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia sebesar 25 basis poin menjadi 5% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Oktober ini.
Keputusan tersebut sesuai dengan konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate akan turun 25 basis poin (bps) menjadi 5%.
"Kebijakan tersebut konsisten dengan perkiraan inflasi yang terkendali dan imbal hasil instrumen keuangan domestik yang tetap menarik, serta langkah pre-emptive lanjutan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik di tengah perekonomian global yang melambat," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo.
(hps/hps) Next Article Ga Usah Ngiri, yang Beli Saham BCA di Maret Sudah Cuan 30%
Most Popular