Eksklusif

Bos BCA Buka-bukaan Soal Stock Split, Jadi?

Herdaru Purnomo, CNBC Indonesia
15 October 2019 19:23
PT Bank Central Asia Tbk (BCA/BBCA) ternyata belum memiliki rencana untuk memecah nilai nominal atau stock split.
Foto: Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja (REUTERS/Willy Kurniawan)
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Central Asia Tbk (BCA/BBCA) ternyata belum memiliki rencana untuk memecah nilai nominal atau stock split. Emiten dengan kapitalisasi terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini. Saham BBCA saat ini masih cukup baik kinerjanya dan belum perlu untuk dipecah.

"Belum mau (stock split). Selama ini harga saham BCA kenaikannya masih bagus. Nggak butuh stock split," kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiaadmadja kepada CNBC Indonesia, Selasa (15/10/2019).

Menurut Jahja, kajian untuk stock split ini juga belum dilakukan oleh perseroan. Menurutnya perlu dilihat terlebih dahulu, mengenai rencana dari pemegang saham mayoritas serta prospek dan kinerja perseroan.

"Nah saya lihat di tahun depan juga masih dipertimbangkan. Bisa iya ya bisa juga enggak," jelas Jahja.

Bos BCA Bicara Buka-bukaan Soal Stock Split, Jadi?Foto: Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja (REUTERS/Willy Kurniawan)


Sama seperti Jahja, sebelumnya Direktur BCA Santoso juga mengatakan rencana tersebut akan dimatangkan dahulu.

"Stock split biar dimatangkan dulu," ujar Direktur BCA Santoso kepada CNBC Indonesia saat ditemui dalam acara Kick Off Piala Presiden E-Sports 2020 di Tennis Indoor Senayan, Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (13/10/2019).

Santoso belum memberi jawaban perinci. Sebab, menurut dia, banyak hal yang akan dipertimbangkan perseroan untuk memecah nilai nominal saham.


Analis menilai kabar stock split ini direspons pasar mengingat BBCA adalah emiten berkapitalisasi pasar terbesar sehingga rencana yang belum terkonfirmasi ini memberikan hawa segar bagi investor ritel.

Kepala Riset PT Koneksi Kapital Alfred Nainggolan berpendapat, pada prinsipnya tujuan utama dari pemecahan nilai nominal saham agar saham ini lebih mudah dijangkau oleh investor ritel.

Dengan rasio yang lebih murah, tentu investor ritel bisa lebih menyerap saham BBCA.



Apalagi menurut Alfred, BBCA saat ini masih memimpin klasemen di BEI sebagai perusahaan degan nilai kapitalisasi pasar terbesar. BBCA juga punya rekam jejak fundamental kinerja yang di mata investor relatif bagus sebagai saham blue chips atau unggulan.

Langkah stock split ini dinilai menjadi momentum bagi BBCA mempertahankan likuiditas BBCA di pasar sesuai historisnya.

[Gambas:Video CNBC]




(roy) Next Article Eksklusif: Direktur BCA Jawab Rumor Soal Stock Split Saham

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular