Hadapi Disrupsi Digital, BRI Bidik Kredit Segmen Mikro

Rahajeng Kusumo, CNBC Indonesia
24 October 2019 14:47
BRI akan fokus pada ekspansi penyaluran kredit untuk segmen bisnis mikro.
Foto: Paparan Kinerja Keuangan Triwulan III Tahun 2019 (CNBC Indonesia/Rahajeng KH)
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), bank beraset terbesar di Indonesia, akan fokus pada ekspansi penyaluran kredit untuk segmen bisnis mikro hingga akhir tahun ini. Sampai dengan kuartal III-2019, BBRI telah menyalurkan kredit mikro senilai Rp 301,89 triliun, atau sudah 77,67% dari total kredit perseroan.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan besarnya proporsi kredit mikro itu sesuai dengan target BRI untuk mencapai kredit mikro mencapai 80% pada 2022.

"BRI akan fokus ekspansi bisnis di segmen mikro. Kami menerapkan strategi go smaller, go shorter yakni pinjaman-pinjaman dengan tenor pendek, dan go faster untuk proses yang lebih cepat," kata Sunarso, usai paparan kinerja kuartal III-2019, Kamis (24/10/2019), di Kantor Pusat BRI, Jakarta.


Beberapa hal yang telah dilakukan BRI untuk memperluas segmen mikro yakni meningkatkan kapasitas anggota rumah kreatif BUMN (RKB) BRI, program BRIncubator, pembentkan kluster unggulan di setiap kantor cabang BRI, dan pemberdayaan penerima Kartu Tani, dan kartu Kusuka (Kartu Usaha Kelautan dan Perikanan).

"Kita melakukan penguatan big data, dan rejuvenasi [peremajaan] produk pinjaman, dan memperluas customer base segmen mikro," katanya.

Foto: Paparan Kinerja Keuangan Triwulan III Tahun 2019 (CNBC Indonesia/Rahajeng KH)

Fokus Hadapi Disrupsi
Selain fokus menggarap segmen mikro, BBRI menurut Sunarso juga fokus pada digitalisasi untuk menghadapi disrupsi yang saat ni membayangi industri perbankan. Pasalnya kehadiran fintech membuat masyarakat bisa bertransaksi sebanyak-banyaknya di luar sistem perbankan.

"Kalau current account saving account [CASA] retail cari revenue sebanyak-banyaknya dengan transaksi sesering-seringnya. Tapi dengan fintech payment orang bisa transaksi seseringnya tanpa melalui sistem perbankan, akhir duitnya memang ke bank. Tapi butuh integrasi yang lebih clear lagi," jelas Sunarso

Dalam kesempatan itu, Direktur Konsumer BRI Handayani mengatakan dengan perkembangan saat ini bank harus masuk ke pembiayaan secara digital di sisi mikro dan ritel. BBRI menurutnya sudah siap menghadapi semua itu, terbukti dengan perkembangan mikro yang lebih cepat.

Dia menyebutkan BRI fokus berkolaborasi dengan startup e-commerce untuk solusi pembayaran dan mengoptimalkan payment gateway.

"Pertama tentu posisi kami menjadi partner jadi payment ekosistem fintech, jadi berkolaborasi. Fintech bukan harus kita lawan, dengan cara BRI menyediakan source of payment," kata Handayani.


BRI menyasar startup unicorn yang berbasis e-commerce, dan melayani pembayaran dengan layanan yang dimilikinya. Handayani menilai upaya ini berbuah manis, terlihat dari jumlah transaksi di e-commerce mencapai 864 juta transaksi, meningkat 63% year on year.

"Kelihatan betul disrupsi teknologi harus disikapi dengan cara yang tepat. Kami juga menyiapkan payment gateway yang bisa digunakan oleh ekosistem payment, dan sudah terhubung dengan 200 payment gateway," katanya.

Payment gateaway ini diharapkan bisa menjadi cara untuk berkolaborasi dengan ekosistem pembayaran yang ada, dan mengikuti kebiasaan dan cara bayar yang digunakan konsumen.


Simak video Dirut baru BRI umumkan kinerja kuartal III-2019

[Gambas:Video CNBC]



Sepanjang tahun ini hingga September 2019 atau kuartal III, BBRI meraih laba bersih Rp 24,78 triliun, meningkat 5,36% dibandingkan laba bersih Rp 23,47 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.

Hingga akhir September 2019, BRI secara konsolidasian telah menyalurkan kredit senilai Rp 903,14 triliun, tumbuh 11,65%, lebih tinggi dari industri sebesar 8,59% (data OJK bulan Agustus 2019) dengan NPL (tingkat kredit bermasalah) 3,08%.

Apabila dirinci, kredit mikro BRI tercatat Rp 301,89 triliun, kredit konsumer BRI Rp 137,29 triliun atau tumbuh 7,85% yoy, dan kredit ritel dan menengah Rp 261,67 triliun atau tumbuh 14,80% yoy. Adapun kredit korporasi BRI Rp 202,30 triliun.

Aset BRI mencapai Rp 1.305,67 triliun, atau tumbuh 10,34% yoy. Untuk rasio perbankan lainnya, LDR (loan to deposit ratio) BRI tercatat 94,15% dan rasio kesehatan bank yakni CAR 21,89%.



(tas) Next Article Laba Q3 Tembus Rp 24,78 T, Kredit BRI Tembus Rp 903 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular