
Reli Harga Obligasi Bikin Global Bond RI Diserap Rp 30 T
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
24 October 2019 14:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Penerbitan obligasi global pemerintah sukses karena sesuai dengan target yaitu bernilai total US$ 1 miliar dan 1 miliar euro yang totalnya setara dengan hampir Rp 30 triliun, tepatnya Rp 29,69 triliun. Masing-masing denominasi nilai penerbitan itu (dolar dan euro) setara dengan Rp 14,03 triliun ditambah Rp 15,63 triliun.
Beberapa pelaku pasar obligasi, pada Kamis siang ini (24/10/19) menyatakan pemerintah melalui Kementerian Keuangan menerbitkan dua obligasi yaitu dalam denominasi dolar AS dan euro.
Awalnya, penerbitan obligasi global direncanakan hanya dalam mata uang dolar AS sehingga penerbitan dalam mata uang euro menyusul jika permintaan cukup besar.
Tingkat imbal (yield) untuk seri dolar AS ditetapkan pada 3,75%, di bawah rencana awal 4,1% dan di bawah yield di pasar sekunder 3,8%. Kupon yang ditetapkan untuk efek utang itu sebesar 3,7% per tahun dan harga penerbitan 99,1% dengan tenor 30 tahun.
Untuk seri denominasi euro, pemerintah menerbitkan pada yield 1,412% dengan kupon 1,4% dan harga 99,86% dengan tenor 12 tahun.
Suksesnya penawaran obligasi global tersebut didukung oleh momentum yang tepat berkaitan dengan tren positif di pasar sekunder obligasi rupiah di dalam negeri, yang relinya memasuki hari ke-10 dan masih disiram aliran dana investor asing.
Sentimen positif lain adalah kabinet baru pemerintahan yang turut mengundang minat investasi di instrumen efek utang.
Tb Farash Akbar Farich, Head of Investment PT Avrist Asset Management, menilai bahwa momentum yang tepat itu membuat yield yang diminta pembeli obligasi dalam penerbitan lebih rendah daripada yield pasar.
Data pasar di akhir hari kemarin, tuturnya, menunjukkan selisih (spread) yield obligasi dolar AS Indonesia yang biasa disebut INDON tenor 30 tahun dibanding obligasi AS yaitu US Treasury bertenor sama, yakni sekitar 149,25 basis poin (bips atau bps).
Menurut dia, dengan yield penerbitan yang ditetapkan 3,7%% maka spread yield obligasi baru itu dengan US Treasury 30 tahun hanya 149,57 bps, sehingga spread yield penerbitan relatif sama dengan spread yield di pasar.
"[Suksesnya penerbitan itu] menunjukkan optimisme investor asing terhadap susunan kabinet baru dan kemampuan kredit pemerintah terhadap kewajiban mata uang asing. Sebagian juga karena kontribusi kinerja rupiah yg termasuk relatif sangat baik diantara negara berkembang pada periode volatile 3 bulan terakhir," ujar Farash.
Selain itu, fakto ekspektasi penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia menjadi 5% dari 5,25% nanti siang juga dinilai masih memicu penguatan harga efek utang berlanjut di pasar sekunder. Nanti siang, Bank Indonesia diprediksi akan menurunkan sukuk bunga acuan oleh 10 dari 14 pelaku pasar dalam polling Tim Riset CNBC Indonesia.
Seperti penerbitan-penerbitan global bond Indonesia sebelumnya, obligasi yang baru terbit itu dicatatkan di Bursa Singapura (SGX-ST) dan Bursa Frankfurt.
Bertindak sebagai komite pengatur penerbitan (joint bookrunners) dalam penerbitan surat utang ini yaitu BNP Paribas, Citigroup, Goldman Sachs, Mandiri Securities, dan Standard Chartered Bank. Selain itu, PT Danareksa Sekuritas dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM) bertindak sebagai co-managers.
Penerbitan efek baru tersebut sudah diberikan peringkat ekspektasi BBB(EXP), setara dengan peringkat utang pemerintah BBB yang masih memiliki prospek (outlook) peringkat stabil.
Pada Juni, pemerintah juga menerbitkan obligasi dolar AS senilai US$ 750 juta dan obligasi denominasi euro senilai Rp 75 juta juga.
(irv/tas) Next Article Kali Ini, Cuitan Trump Bakal Hijaukan Pasar SUN
Beberapa pelaku pasar obligasi, pada Kamis siang ini (24/10/19) menyatakan pemerintah melalui Kementerian Keuangan menerbitkan dua obligasi yaitu dalam denominasi dolar AS dan euro.
Awalnya, penerbitan obligasi global direncanakan hanya dalam mata uang dolar AS sehingga penerbitan dalam mata uang euro menyusul jika permintaan cukup besar.
Untuk seri denominasi euro, pemerintah menerbitkan pada yield 1,412% dengan kupon 1,4% dan harga 99,86% dengan tenor 12 tahun.
Suksesnya penawaran obligasi global tersebut didukung oleh momentum yang tepat berkaitan dengan tren positif di pasar sekunder obligasi rupiah di dalam negeri, yang relinya memasuki hari ke-10 dan masih disiram aliran dana investor asing.
Sentimen positif lain adalah kabinet baru pemerintahan yang turut mengundang minat investasi di instrumen efek utang.
Tb Farash Akbar Farich, Head of Investment PT Avrist Asset Management, menilai bahwa momentum yang tepat itu membuat yield yang diminta pembeli obligasi dalam penerbitan lebih rendah daripada yield pasar.
Data pasar di akhir hari kemarin, tuturnya, menunjukkan selisih (spread) yield obligasi dolar AS Indonesia yang biasa disebut INDON tenor 30 tahun dibanding obligasi AS yaitu US Treasury bertenor sama, yakni sekitar 149,25 basis poin (bips atau bps).
Menurut dia, dengan yield penerbitan yang ditetapkan 3,7%% maka spread yield obligasi baru itu dengan US Treasury 30 tahun hanya 149,57 bps, sehingga spread yield penerbitan relatif sama dengan spread yield di pasar.
"[Suksesnya penerbitan itu] menunjukkan optimisme investor asing terhadap susunan kabinet baru dan kemampuan kredit pemerintah terhadap kewajiban mata uang asing. Sebagian juga karena kontribusi kinerja rupiah yg termasuk relatif sangat baik diantara negara berkembang pada periode volatile 3 bulan terakhir," ujar Farash.
Selain itu, fakto ekspektasi penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia menjadi 5% dari 5,25% nanti siang juga dinilai masih memicu penguatan harga efek utang berlanjut di pasar sekunder. Nanti siang, Bank Indonesia diprediksi akan menurunkan sukuk bunga acuan oleh 10 dari 14 pelaku pasar dalam polling Tim Riset CNBC Indonesia.
Seperti penerbitan-penerbitan global bond Indonesia sebelumnya, obligasi yang baru terbit itu dicatatkan di Bursa Singapura (SGX-ST) dan Bursa Frankfurt.
Bertindak sebagai komite pengatur penerbitan (joint bookrunners) dalam penerbitan surat utang ini yaitu BNP Paribas, Citigroup, Goldman Sachs, Mandiri Securities, dan Standard Chartered Bank. Selain itu, PT Danareksa Sekuritas dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM) bertindak sebagai co-managers.
Penerbitan efek baru tersebut sudah diberikan peringkat ekspektasi BBB(EXP), setara dengan peringkat utang pemerintah BBB yang masih memiliki prospek (outlook) peringkat stabil.
Pada Juni, pemerintah juga menerbitkan obligasi dolar AS senilai US$ 750 juta dan obligasi denominasi euro senilai Rp 75 juta juga.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/tas) Next Article Kali Ini, Cuitan Trump Bakal Hijaukan Pasar SUN
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular