
Trading Forex: US$1,3 Gagal Dilewati, GBP/USD Potensi Koreksi
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
22 October 2019 19:58

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang poundsterling melawan dolar Amerika Serikat (AS) atau GBP/USD melemah pada perdagangan Selasa (22/10/19) setelah gagal melewati level psikologis US$ 1,3 Senin kemarin.
Kegagalan melewati level psikologis tersebut membuka peluang koreksi turun GBP/USD, setelah menguat lebih dari 6% dalam delapan hari terakhir dan mencapai level tertinggi lima bulan.
Meski demikian melihat grafik harian, GBP/USD masih dalam fase bullish atau tren naik setelah menembus rerata pergerakan 200 hari (Moving Average/MA 200) yang ditunjukkan oleh garis berwarna biru, yang biasanya menjadi resisten kuat sehingga GBP/USD kini bergerak di atas MA 50, MA 100, dan MA 200.
Kemudian indikator rerata pergerakan konvergen devergen (MACD) yang berada di wilayah positif, yang juga menggambarkan sentimen bullish.
Momentum penguatan GBP/USD kini bertambah setelah berhasil menembus US$ 1,2835 yang merupakan Fibonacci Retracement level 61,8% yang ditarik dari titik tertinggi 13 Maret dan terendah 3 September 2019.
Selama bertahan di atas Fibo 61,8% tersebut, ke depannya GBP/USD masih berpeluang melanjutkan penguatan.
Sementara jika dilihat dari grafik 1 jam, indikator Stochastic bergerak mendatar dan belum memasuki wilayah jenuh jual (oversold). Dengan demikian ruang koreksi GBP/USD masih terbuka dengan target ke US$ 1,2900.
Jika level tersebut ditembus, GBP/USD berpotensi turun menuju level US$ 1,2835. Sementara, resisten (tahanan atas) terdekat berada di kisaran US$ 1,2690, jika mampu ditembus GBP/USD berpeluang menguat dan menguji kembali US$ 1,3000.
Hanya penembusan secara konsisten di atas US$ 1,3000 yang dapat memicu penguatan GBP/USD lebih lanjut, dengan target ke area US$ 1,3045 sampai US$ 1,3090.
Secara fundamental GBP/USD kini menanti voting proposal perceraian Inggris dengan Uni Eropa atau yang dikenal dengan istilah Brexit. Voting oleh parlemen Inggris tersebut rencananya akan dilakukan hari ini waktu Inggris. Jika pada akhirnya disetujui, GBP/USD berpeluang menguat lebih lanjut.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Ekonomi Nyungsep, Poundsterling Malah Menguat ke Rp 18.305
Kegagalan melewati level psikologis tersebut membuka peluang koreksi turun GBP/USD, setelah menguat lebih dari 6% dalam delapan hari terakhir dan mencapai level tertinggi lima bulan.
Kemudian indikator rerata pergerakan konvergen devergen (MACD) yang berada di wilayah positif, yang juga menggambarkan sentimen bullish.
![]() Sumber: MetaTrader 5 |
Momentum penguatan GBP/USD kini bertambah setelah berhasil menembus US$ 1,2835 yang merupakan Fibonacci Retracement level 61,8% yang ditarik dari titik tertinggi 13 Maret dan terendah 3 September 2019.
Selama bertahan di atas Fibo 61,8% tersebut, ke depannya GBP/USD masih berpeluang melanjutkan penguatan.
![]() Sumber: MetaTrader 5 |
Sementara jika dilihat dari grafik 1 jam, indikator Stochastic bergerak mendatar dan belum memasuki wilayah jenuh jual (oversold). Dengan demikian ruang koreksi GBP/USD masih terbuka dengan target ke US$ 1,2900.
Jika level tersebut ditembus, GBP/USD berpotensi turun menuju level US$ 1,2835. Sementara, resisten (tahanan atas) terdekat berada di kisaran US$ 1,2690, jika mampu ditembus GBP/USD berpeluang menguat dan menguji kembali US$ 1,3000.
Hanya penembusan secara konsisten di atas US$ 1,3000 yang dapat memicu penguatan GBP/USD lebih lanjut, dengan target ke area US$ 1,3045 sampai US$ 1,3090.
Secara fundamental GBP/USD kini menanti voting proposal perceraian Inggris dengan Uni Eropa atau yang dikenal dengan istilah Brexit. Voting oleh parlemen Inggris tersebut rencananya akan dilakukan hari ini waktu Inggris. Jika pada akhirnya disetujui, GBP/USD berpeluang menguat lebih lanjut.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Ekonomi Nyungsep, Poundsterling Malah Menguat ke Rp 18.305
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular