
The Fed Hati-hati, LPS: Ruang Penurunan BI-7DRR Terbuka!

Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memproyeksikan masih ada ruang bagi Bank Indonesia untuk kembali melonggarkan kebijakan suku bunga acuan BI 7-Day Reserve Repo Rate (BI-7DRR) dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung pada 23-24 Oktober mendatang.
Dalam publikasi terbaru bertajuk Indikator Likuiditas, LPS mencermati, ruang penurunan suku bunga BI7DRR cukup terbuka mengingat inflasi yang terjaga rendah sekaligus mengantisipasi perlambatan ekonomi.
"Ruang penurunan BI 7DRR Rate dan lanjutan pelonggaran kebijakan moneter serta makroprudensial yang akomodatif akan cukup terbuka untuk mengantisipasi risiko perlambatan ekonomi di tengah laju inflasi yang rendah," tulis LPS, dalam publikasinya dikutip CNBC Indonesia, Selasa (22/10/2019).
"Di sisi lain risiko kinerja neraca transaksi berjalan, volatilitas di pasar keuangan serta respons perbankan atas penurunan BI Rate akan menjadi faktor pertimbangan tambahan BI sebelum mengambil langkah lanjutan," tulis LPS.
Sebelumnya, pada RDG 18-19 September, BI menurunkan BI-7DRR sebesar 25 bps (basis poin) menjadi 5,25%.
Kebijakan penurunan lanjutan pada bulan lalu konsisten dengan prakiraan inflasi yang tetap rendah di bawah titik tengah sasaran dan imbal hasil investasi aset keuangan domestik yang tetap menarik, serta sebagai langkah pre-emptive untuk mendorong momentum pertumbuhan ekonomi domestik di tengah kondisi ekonomi global yang melambat.
Dari indikator kebijakan moneter global, bulan lalu, Rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bank sentral AS, The Fed, memangkas suku bunga acuan Fed Funds Rate (FFR) sebesar 25 bps ke level 1,75-2,00%.
Langkah pemotongan tersebut dilatarbelakangi oleh masih rendahnya inflasi dan outlook pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat.
The Fed juga menegaskan kembali bahwa penyesuaian tingkat suku bunga diperlukan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi AS di tengah perang dagang dengan China yang masih berlangsung.
Namun, untuk Oktober ini, LPS memproyeksikan, The Fed akan cenderung berhati-hati untuk melakukan langkah pemangkasan lanjutan dengan tetap memperhatikan perkembangan terkini atas indikator ekonomi.
Hasil panel proyeksi 17 anggota komite mengindikasikan bahwa komite The Fed belum sepakat terkait lanjutan langkah pemangkasan.
Meski demikian, para pelaku pasar cukup yakin peluang pemangkasan hingga akhir tahun ini sebesar 25-50 bps. Menurut Fed Funds Futures per 16 Oktober 2019, pada Oktober ini terdapat probabilitas sebesar 74,9% bahwa bunga acuan akan berada 25 bps di bawah level saat ini.
Para ekonom sebelulmnya juga memproyeksikan masih ada ruang bagi BI kembali melonggarkan kebijakan moneter dengan menurunkan suku bunga acuan, bahkan 50 bps hingga penghujung tahun ini.
Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) David Sumual memprediksi, otoritas moneter akan melonggarkan suku bunga 1-2 kali hingga akhir tahun ini karena dilihat dari berbagai indikator yang ada, tingkat inflasi masih terjaga.
Sependapat dengan David, Direktur Riset CORE Indonesia, Pieter Abdullah mengutarakan, BI punya ruang kembali memangkas suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik. Mengingat, dari data perekonomian global yang terlansir, saat ini cenderung mengalami perlambatan.
![]() |
"Kalau ekonomi global sedang melambat suku bunga acuan pasti akan turun," kata Piter Abdullah.
Dalam risetnya, Kepala Ekonom DBS Indonesia Masyita Crystallin memproyeksikan, BI akan menurunkan tingkat suku bunga acuan sebesar 25 bps untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi RI dan menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah.
"Fokus BI diseimbangkan antara mendukung pertumbuhan dan menjaga stabilitas rupiah, kami memperkirakan akan ada pemotongan suku bunga 25 bps pada 4Q19 [Kuartal IV-2019], yang kemungkinan dapat segera terjadi dalam bulan ini," kata Masyita, dalam keterangan pers yang diterima CNBC Indonesia.
Pada RDG 18-19 September lalu,BI memutuskan untuk menurunkan BI7DRR sebesar 25 bps menjadi 5,25%. Tahun ini BI sudah menurunkan tiga kali suku bunga acuan yakni di level 5,75% pada 18 Juli, 5,50% pada 22 Agustus dan 5,25% pada 19 September silam.
(tas) Next Article LPS Buka Ruang Penurunan Suku Bunga Penjaminan, Ini Alasannya
