Jakarta, CNBC Indonesia - Initial Public Offering (IPO) alias penawaran umum saham perdana adalah aksi korporasi perusahaan tertutup yang menjual sebagian saham ke investor publik di pasar modal via Bursa Efek Indonesia (BEI) sehingga perusahaan tersebut resmi menyandang gelar "Tbk" alias perusahaan terbuka (emiten). Tim Riset CNBC Indonesia mencatat, sejak awal 2019 hingga Jumat pekan lalu (18/10/2019), ada 42 perusahaan yang mencatatkan saham di papan bursa. Dari 42 emiten baru tahun ini, sebanyak 22 emiten mencatatkan performa ciamik dari awal pertama listing di BEI hingga Jumat pekan lalu.
Dari 22 saham tersebut, capital gain atau potensi keuntungan yang diperoleh antara 1-1.706%. Iya, tidak tanggung-tanggung ada sahasm emiten baru yang sahamnya melesat lebih dari 1.000%. Gokil!
Sementara itu ada 20 emiten yang mencatatkan performa saham IPO yang buruk dengan koreksi mulai dari 1% hingga lebih dari 70%.
Dengan data ini, tentu membeli saham-saham IPO memang tergolong berisiko. Hanya saja, selalu ada jalan untuk bisa dapat cuan dari saham-saham ini.
Simak tips berikut ini biar sobat-sobat bisa dapat cuan maksimal!
Pertama, karena saham IPO ini lebih berisiko dibandingkan dengan saham-saham yang sudah lama melantai di bursa, maka poin yang perlu dicermati adalah risiko.
Saham IPO memang terkenal high risk high return. Bayangin aja kalau cuan bisa ribuan persen kalau rugi bisa sampai 70%.
Sebelum membeli saham IPO untuk investasi, perlu dikenali dulu risk appetite sobat semua. Apakah sobat cenderung orang yang risk taker (suka risiko) atau malah risk averse (takut ambil risiko).
Bagi orang yang cenderung lebih dominan karakter risk averse-nya maka sebaiknya menghindari saham-saham berisiko tinggi dan mencari alternatif investasi saham lain.
Kedua, tetapkan tujuan dan jangka waktu investasi sobat sekalian.
Kalau ngomongin tujuan ya enggak jauh-jauh dari target cuan sobat semua. Walaupun harga saham terus bergerak tapi sobat perlu tetapkan tujuan return yang ingin dicapai ya! Itu penting supaya sobat sekalian tidak terombang-ambing oleh fluktuasi pasar.
Enggak cuma target return saja, lama waktu investasi juga harus dipertimbangkan. Sobat juga perlu mempertimbangkan apakah mau investasi jangka panjang atau jangka pendek menengah.Â
BERLANJUT KE HALAMAN 2 : Tips dan trik cuan di saham IPO
Tidak ada batasan yang pasti tentang berapa lama investasi jangka panjang dan jangka pendek. Semua kembali ke sobat masing-masing. Namun untuk memudahkan bisa pakai asumsi investasi jangka panjang jika waktunya lebih dari satu tahun.
Poin pertimbangan kedua ini akan menentukan faktor pertimbangan selanjutnya terkait dengan mode investasi sobat sekalian.
Ketiga, tentukan mode investasi sobat semua apakah mau long term investment atau cuma trading jangka pendek yang memanfaatkan momen. Kalau sobat lebih tertarik untuk trading maka faktor teknis lebih jadi fokus utama. Jika sobat telah menentukan untuk investasi jangka panjang maka faktor fundamental harus lebih ditekankan.
Berikut ini adalah faktor–faktor yang perlu dipertimbangkan untuk masing-masing mode strategi investasi di saham-saham IPO.
Short Term Trading Mode
Faktor yang dipertimbangkan
Keterangan
Sentimen pasar
   Perhatikan sentimen pasar terhadap industri maupun perusahaan yang akan menjual sahamnya di bursa.
    Ada kecenderungan kalau saham dari industri teknologi digital punya sentimen yang positif
Fundamental & Tujuan Fund Raising
   Walau cuma trading, fundamental juga perlu diperhatikan.
   Perhatikan juga tujuan fund raisingnya. Apakah untuk ekspansi atau untuk hal lain seperti membayara utang.
   Kalau untuk ekspansi cenderung memiliki sentimen yang positif karena uang dialokasikan untuk investasi produktif oleh perusahaan
Jumlah saham yang dilepas dan likuiditas
   Trading jangka pendek harus mempertimbangkan apakah saham yang dilepas cukup likuid untuk ditransaksikan.
   Biasanya semakin sedikit saham yang dilepas, maka likuiditasnya relatif lebih rendah.
Sekuritas/Broker/Penjamin Emisi yang membantu proses IPO dan Kinerjanya
   Pelajari seperti apa track record penjamin emisi yang membantu proses IPO suatu perusahaan yang sahamnya ingin dibeli, apakah sejauh ini berhasil membawa harga saham emiten berkinerja baik atau tidak.
   Selain itu pelajari juga apakah saham saat IPO oversubscribed atau malah sebaliknya. Jika sahamnya oversubscribed maka akan jadi suatu sentimen positif saat listing di bursa
Entry & Exit Moment
   Pelajari betul dan lakukan riset sebelumnya tentang kapan momen yang tepat untuk membeli dan menjual saham.
   Bisanya di hari pertama listing di bursa harga saham IPO akan naik hingga 70% dari harga saat IPO tetapi ditransaksikan tidak begitu likuid.
   Saham baru di transaksikan likuid setelah hari ketiga dan harga hanya melambung di minggu pertama setelah itu anjlok dalam.
   Kenali tren seperti ini untuk membantu sobat semua menentukan strategi investasi yang tepat
Untuk dapat memperoleh informasi di atas sobat dapat mengakses langsung ke situs web perusahaan, Bursa Efek Indonesia (IDX) atau informasi dari media ekonomi dan keuangan.
Long Term Investing Mode
Faktor yang dipertimbangkan
Keterangan
Tren Industri dan Landskap kompetitif
   Lakukan riset terkait tren industri perusahaan/emiten. Apakah industrinya sedang tumbuh atau terkontraksi.
   Jika industrinya terkontraksi apakah sudah mature atau karena hal lain
   Lakukan studi tentang persaingan bisnis di industri tersebut. Pelajari apakah emiten yang sahamnya akan dibeli tergolong leading di pasar atau industri tersebut, atau malah berpotensi untuk jadi leader
Fundamental Keuangan & Kinerja Perusahaan
   Pelajari bagaimana kinerja keuangan perusahaan dalam beberapa tahun terakhir, apakah ada perbaikan dari segi revenues dan bottom line? Apakah perusahaan punya cukup kas untuk operasional? Apakah perusahaan bermasalah dalam likuiditasnya? Apakah perusahaan terlilit utang? Pelajari  secara komprehensif
   Lakukan analisa proyeksi jangka panjang kinerja perusahaan melalui pemodelan seperti menggunakan pendekatan Discounted Cash Flow atau metode lain.
Valuasi Emiten
   Pelajari apakah emiten yang IPO memiliki valuasi yang menarik atau tidak dibandingkan dengan emiten lainnya dari sektor atau industri sejenis
Tujuan IPO & Rencana Penggunaan Dana Hasil IPO
   Perhatikan tujuan IPO untuk apa dan rencana penggunaannya seperti apa
   Apakah untuk ekspansi atau untuk hal lain seperti membayar utang.
Bisnis Model dan Portofolio Perusahaan
   Lakukan studi terkait model bisnis perusahaan, apakah model bisnis perusahaan relevan dengan perkembangan zaman sehingga adaptif atau tidak
   Pelajari juga portofolio perusahaan. Apakah perusahaan merupakan entitas tunggal atau memiliki beberapa portofolio bisnis atau produk yang terdiversifikasi
Sama juga, untuk dapat memperoleh informasi ini, sobat sekalian dapat mengakses langsung ke situs web emiten, BEI, media massa, atau langsung membaca dokumen prospektus yang dirilis perusahaan.
Kembali lagi, mau beli saham-saham IPO atau tidak itu terserah kawan-kawan, begitu pun saham mana yang dipilih.
Tulisan ini hanya bertujuan untuk membantu sobat semua mempertimbangkan faktor-faktor penting sebelum berinvestasi di saham IPO.
Walau sebenarnya, beberapa faktor pertimbangan di atas juga dapat digunakan untuk investasi saham selain saham IPO juga lho.Â